Antisipasi Meluasnya Omicron, Presiden: Ikuti Vaksinasi dan Jangan ke Luar Negeri
Permintaan untuk tidak bepergian ke luar negeri berlaku pula bagi pejabat negara. Adapun pemerintah daerah diminta Presiden Joko Widodo untuk menggencarkan lagi tes dan telusur kontak erat.
Oleh
Nina Susilo
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menilai masuknya virus SARS-CoV-2 varian Omicron ke Indonesia tak terelakkan. Untuk mengantisipasinya, vaksinasi perlu digencarkan dan tidak bepergian ke luar negeri. Masyarakat juga diminta untuk tidak kendur dalam menerapkan protokol kesehatan.
Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangannya secara virtual dari Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (16/12/2021). Kamis pagi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan ada tiga pekerja Wisma Atlet, Jakarta, yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan dites pada 8 Desember 2021. Ketiganya sakit tanpa gejala. Dari tiga pasien tersebut, satu di antaranya adalah varian Omicron. Adapun dua lainnya bukan varian Omicron.
Pasien N, yang positif Covid-19 varian Omicron, disebut tak pernah melakukan perjalanan ke luar negeri. Saat ini diisolasi di Wisma Atlet bersama dua orang lainnya. Masuknya varian Omicron ke Indonesia, menurut Presiden Jokowi, memang tak terelakkan. ”Sebab, salah satu karakter varian ini penularannya sangat cepat,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi supaya penyebaran Omicron tak meluas di Indonesia, semua pihak perlu bertindak bersama. Warga yang belum mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19, apalagi yang sama sekali belum divaksin Covid-19, diminta segera ke fasilitas kesehatan terdekat.
Selain itu, masyarakat juga diminta tetap menjaga protokol kesehatan, yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. ”Meski situasi dalam negeri mendekati normal, jangan kendur menerapkan protokol kesehatan. Tetap memakai masker, jaga jarak, cuci tangan,” kata Presiden.
Pemerintah daerah pun diminta menggencarkan lagi tes dan telusur kontak erat. Selain itu, Presiden juga meminta semua warga dan pejabat negara untuk menahan diri dan tidak bepergian ke luar negeri. Hal ini setidaknya dilakukan sampai situasi mereda.
Semua ini diperlukan untuk mencegah penularan lokal varian Omicron. Harapannya, situasi di Indonesia tetap baik, jumlah kasus aktif tetap rendah, dan tingkat penularannya tetap di bawah satu.
”Waspada penting, tetapi jangan perkembangan ini membuat kita panik. Sejauh ini varian Omicron belum menunjukkan karakter yang membahayakan nyawa pasien, terutama yang sudah vaksin,” kata Presiden.
Selain itu, Indonesia juga masih memiliki lima kasus terduga (probable) Omicron. Kasus probable ini adalah orang yang masih dalam kategori suspek dan bergejala, tetapi belum terkonfirmasi positif Covid-19.
Dari lima kasus ini, dua di antaranya adalah warga negara Indonesia yang baru kembali dari Amerika Serikat dan Inggris. Adapun tiga lainnya adalah warga negara asing asal China di Manado.
Kelima kasus ini sedang dites whole genome sequencing dan menunggu konfirmasi dalam tiga hari ke depan. Sejauh ini, kementerian belum menemukan adanya penularan komunitas.
Jangan panik
Secara terpisah, Ketua DPR Puan Maharani meminta masyarakat tidak panik dengan temuan kasus Omicron di Indonesia. Ia pun meminta pemerintah, khususnya Satgas Penanganan Covid-19, untuk menggencarkan pelacakan agar penyebaran virus tidak semakin meluas. ”Saat ini tidak cukup hanya dengan pengetatan screening. Tracing atau pelacakan harus semakin digencarkan untuk mengantisipasi menyebarnya varian Omicron,” katanya.
Sama dengan Presiden, Puan meminta masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Terkait lima kasus probable Omicron, Puan melihat screening dengan teknologi RNA lewat sistem SGTF yang bisa mendeteksi kasus Omicron di pintu-pintu masuk ke Indonesia sudah baik. ”Namun harus semakin dioptimalkan untuk meminimalisir imported case,” tambahnya.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ini juga mengingatkan Kemenkes dan Satgas Covid-19 segera melakukan upaya penanganan untuk menjaga agar kasus Omicron tidak meluas. Puan meminta semua pihak bekerja sama untuk mengendalikan kondisi pandemi di Indonesia agar tidak kembali memburuk.
”Apalagi, kasus Omicron ini ditemukan menjelang libur Natal dan Tahun Baru, yang kita khawatirkan akan memicu penambahan kasus Covid-19. Harus ada penanganan khusus, dan jangan sampai lengah,” katanya.
Ia juga meminta pemerintah daerah mempercepat vaksinasi di wilayahnya masing-masing.
”Khususnya pelaksanaan vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun sehingga anak-anak semakin lebih aman dari ancaman virus Corona. Dan pastikan fasilitas kesehatan beserta kebutuhan medis lainnya siap untuk segala kemungkinan terburuk,” katanya.
Lebih lanjut, Puan menyoroti peringatan dari Kemenkes yang menyatakan varian Omicron memungkinkan munculnya gelombang Covid-19.
”Kita tidak mau Omicron membawa Indonesia kembali pada kondisi seperti pertengahan tahun kemarin yang membuat rumah sakit dan tenaga kesehatan kewalahan. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, harus ada kesadaran dari masyarakat untuk menjaga supaya tidak lagi terjadi gelombang baru Covid-19,” kata Puan.