Kasus Pertama Omicron Teridentifikasi, Menkes Imbau Warga Tidak ke Luar Negeri
Kasus pertama Covid-19 varian Omicron telah teridentifikasi di Indonesia. Dengan ditemukan varian ini, kewaspadaan harus ditingkatkan. Jika tidak mendesak, masyarakat pun diimbau untuk tidak bepergian ke luar negeri.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Kesehatan secara resmi melaporkan adanya satu kasus positif Covid-19 varian Omicron di Indonesia. Satu kasus tersebut merupakan petugas kebersihan di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Kamis (16/12/2021), menyampaikan, pasien dengan inisial N yang merupakan petugas kebersihan di Wisma Atlet terkonfirmasi positif Covid-19 varian Omicron. Data terkait pasien tersebut telah terdeteksi melalui pemeriksaan sekuensing (pengurutan) genom dan sudah dikonfirmasi dari GISAID.
”Jadi, ada tiga pekerja pembersih di Rumah Sakit Wisma Atlet yang terkonfirmasi (positif Covid-19) PCR-nya. Dari tiga data tersebut dikirim ke Balitbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan) untuk kita lakukan uji genome sequencing-nya. Dan satu dari tiga itu positif Omicron,” ujarnya,
Budi menambahkan, ketiga kasus tersebut kini sudah diperiksa kembali dengan tes PCR dengan hasil negatif. Selain tiga kasus tersebut, sebanyak lima kasus juga teridentifikasi sebagai probable (dicurigai) tertular varian Omicron. Dua kasus di antaranya merupakan warga negara Indonesia yang baru tiba dari AS dan Inggris. Sementara tiga kasus lainnya merupakan warga negara China yang datang ke Manado.
Semua kasus tersebut kini sedang menjalani karantina sambil menunggu hasil pemeriksaan pengurutan genom. Diharapkan hasil pemeriksaan ini bisa diperoleh tiga sampai lima hari mendatang.
Sebelumnya, lima kasus tersebut telah menjalani pemeriksaan tes PCR dengan spesifikasi khusus, yakni melalui pemeriksaan S gene target failure (SGTF). Apabila tidak terdeteksi adanya gen S pada pemeriksaan PCR, itu dapat dijadikan indikasi awal penularan varian Omicron. Hal ini tetap perlu dipastikan dengan pemeriksaan genome sekuensing secara menyeluruh (Whole Genome Sequencing/WGS).
Budi menuturkan, dari temuan kasus Omicron ini dipastikan belum terjadi transmisi di tingkat komunitas. Petugas kebersihan yang tertular varian Omicron tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, tetapi diperkirakan terjadi penularan ketika melayani pasien. Meski begitu, selama bekerja, para petugas kebersihan tinggal di asrama Wisma Atlet.
”Masyarakat tidak usah khawatir, tidak perlu panik, tetapi kita hidup seperti biasa. Yang paling penting adalah jaga kewaspadaan dengan protokol kesehatan. Tolong juga dipastikan kurangi perjalanan ke luar negeri yang tidak penting,” kata Budi.
Ia menambahkan, pemerintah berupaya mengantisipasi penularan yang semakin meluas dengan meningkatkan surveilans. Semua kontak erat dari kasus positif harus diperiksa.
Yang paling penting adalah jaga kewaspadaan dengan protokol kesehatan. Tolong juga dipastikan kurangi perjalanan ke luar negeri yang tidak penting.
Pemeriksaan WGS juga ditingkatkan dari sebelumnya sekitar 5 persen dari semua kasus positif Covid-19 kini menjadi 10 persen dari kasus positif. Penggunaan teknologi reagen PCR SGTF kian digencarkan untuk memperkuat upaya deteksi varian Omicron.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menambahkan, upaya mencegah penularan varian Omicron dilakukan pula di pintu masuk negara. Sesuai dengan aturan yang telah diterbitkan, pelaku perjalanan internasional yang berasal dari 11 negara yang telah teridentifikasi Omicron harus menjalani karantina selama 14 hari. Selain syarat administrasi, seperti vaksinasi, para pelaku perjalanan tersebut harus menunjukkan hasil negatif pemeriksaan PCR 3 x 24 jam.
Pemeriksaan PCR kembali harus dilakukan untuk entry test pada hari pertama sampai ke Indonesia dan dilanjutkan pemeriksaan exit test pada hari ke-13. Sementara itu, pelaku perjalanan di luar 11 negara tersebut harus melakukan karantina selama 10 hari dengan syarat yang sama. Untuk exit test, pemeriksaan dilakukan pada hari ke-9 karantina.
”Kami imbau masyarakat Indonesia sebaiknya membatasi atau tidak bepergian ke luar negeri kalau tidak mendesak. Kebijakan karantina ini bukan untuk mempersulit atau menambah beban pelaku perjalanan, melainkan bentuk kewaspadaan kita bersama,” ujar Suharyanto.
Untuk mendukung upaya karantina tersebut, pemerintah kini telah menambah jumlah ruangan untuk karantina di Wisma Atlet. Satu menara di RS Wisma Atlet, di menara 7, dan Rusun Nagrak Cilincing telah disiapkan khusus untuk karantina. Setidaknya ada 4.000 tempat tidur yang disediakan.
”Karantina tetap dilaksanakan sesuai dengan prosedur dengan tidak meninggalkan tempat karantina dan tetap mematuhi protokol kesehatan. Harapannya, kita sebagai bangsa Indonesia betul-betul bisa terbebas dan bisa melewati pandemi, khususnya di akhir 2021 dan awal 2022 yang akan datang,” ucap Suharyanto.