Angka penemuan kanker prostat stadium lanjut di negara berkembang di Asia, termasuk Indonesia, mencapai 60 persen. Kesadaran masyarakat untuk deteksi dini sangat penting demi meningkatkan angka harapan hidup.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Insiden dan prevalensi kanker prostat di dunia, termasuk Indonesia, semakin meningkat. Kesadaran pria melakukan upaya deteksi dini dapat mempercepat penanganan kanker prostat sehingga memberikan dampak peningkatan angka harapan hidup.
Kepala Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, Irfan Wahyudi, mengatakan, data kanker prostat di Inggris menunjukkan bahwa satu dari delapan pria didiagnosis mengalami kanker prostat selama masa hidupnya. Bahkan, kasus baru kanker prostat diproyeksikan bertambah sebanyak 24 kasus per tahun, terutama di negara berkembang.
Sementara data Statistik Kanker Global pada 2020, kanker prostat merupakan kasus kedua terbanyak di dunia untuk kanker organ padat pada pria, yakni 15,1 persen. Angka ini masih sedikit di bawah kanker paru dengan statistik mencapai 15,2 persen.
”Dari hasil studi yang membandingkan penemuan kanker prostat dalam stadium lanjut, deteksi di Amerika Serikat sudah cukup baik, yakni kurang dari 5 persen, dan 10 persen di Eropa. Namun, di negara Asia, termasuk Indonesia, angka penemuan kanker prostat stadium lanjut mencapai 60 persen,” ujarnya dalam temu media, Senin (6/9/2021).
Dokter spesialis konsultan uro-onkologi Siloam Hospitals Asri, Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, mengatakan, prostat hanya terdapat pada pria dan berfungsi untuk memproduksi cairan semen atau air mani. Prostat berukuran sebesar kacang kastanye dan akan semakin membesar seiring bertambahnya usia seseorang.
Menurut Rizal, penderita kanker prostat hampir selalu tanpa gejala pada stadium awal. Akan tetapi, ketika sudah membesar, penderita kanker prostat akan mulai mengalami gangguan berkemih atau nyeri tulang. Di sisi lain, selama ini pasien baru menyadari telah menderita kanker prostat dengan kondisi lanjut.
Dari hasil studi yang membandingkan penemuan kanker prostat dalam stadium lanjut, deteksi di Amerika Serikat sudah cukup baik, yakni kurang dari 5 persen, dan 10 persen di Eropa.
Secara umum, risiko kanker prostat terjadi karena faktor usia. Mayoritas penderita kanker prostat merupakan pria berusia lanjut atau di atas 50 tahun. Meski sangat jarang, terdapat beberapa kasus penderita kanker prostat yang berusia di bawah 50 tahun.
Risiko pria terkena kanker prostat juga akan semakin tinggi jika anggota keluarga sedarah, seperti ayah atau saudara kandung, memiliki riwayat penyakit ini. Adapun faktor lain yang memengaruhi risiko terkena kanker prostat adalah sindrom metabolik, seperti diabetes, kolesterol, obesitas, dan kebiasaan merokok.
Rizal menyatakan, pasien kanker prostat yang didiagnosis dan ditata laksana pada stadium dini memiliki angka harapan hidup 10 tahun mencapai 90 persen. Angka ini dapat turun hingga 50 persen apabila kanker ditemukan pada stadium lanjut.
Pemeriksaan awal
Sejumlah pemeriksaan awal yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis kanker prostat adalah wawancara riwayat penyakit atau anamnesis, colok dubur, dan pemeriksaan antigen spesifik prostat (PSA). Sementara mengonfirmasi kanker prostat dilakukan dengan cara biopsi dan pemeriksaan pencitraan.
Pemeriksaan PSA dapat dilakukan satu tahun sekali bersamaan dengan pemeriksaan kesehatan umum (medical checkup). Nilai normal PSA adalah di bawah 4 nanogram per mililiter (ng/ml). Kemungkinan risiko kanker prostat mencapai 26,9 persen jika nilai kadar PSA berkisar 3,1-4 ng/ml.
”Jika pasien sudah tidak dapat dioperasi, penanganannya melalui radioterapi. Akan lebih susah jika pasien datang dalam keadaan lanjut karena kita hanya bisa berikan obat-obatan, seperti terapi hormonal atau kemoterapi,” ucap Rizal.
Adapun teknologi terbaru yang digunakan untuk mengonfirmasi kanker prostat adalah melalui biopsi robotik. Keunggulan dengan metode ini antara lain memiliki tingkat akurasi tinggi, meminimalkan risiko terjadinya perdarahan dan sepsis atau komplikasi berbahaya akibat infeksi, serta membutuhkan durasi waktu lebih singkat dibandingkan biopsi nonrobotik.
Keuntungan lain penggunaan teknologi robotik dalam biopsi prostat ialah gerakan pemindaian bisa membuat irisan gambaran dua dimensi dengan distribusi lebih merata. Pemindaian ini sangat membantu untuk rekonstruksi kelenjar prostat dalam bentuk tiga dimensi. Tidak hanya itu, biopsi ini memakai panduan jarum yang secara otomatis disejajarkan pada target yang akan dibiopsi.
Pemeriksaan awal kanker prostat dapat mulai dilakukan ketika pria sudah berusia di atas 50 tahun dengan keluhan gangguan berkemih. Upaya deteksi dini lain juga perlu dilakukan bagi pria di atas 45 tahun yang memiliki riwayat kanker prostat dalam keluarga.
Guna meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya pria, digagas Gerakan Bulan Kesadaran Kanker Prostat. Gerakan ini akan menghadirkan serangkaian acara terkait kanker prostat yang diselenggarakan pada 8-30 September 2021. Setelah mengikuti acara tersebut, diharapkan kaum pria semakin menyadari pentingnya deteksi dini dan mendapat edukasi terkait fakto risiko ataupun gejala kanker prostat.
”Hal terpenting adalah melakukan deteksi dini agar bisa menjalani terapi sesuai dengan stadiumnya. Secara umum, jika stadiumnya semakin tinggi, pengobatannya juga terbatas. Penurunan risiko dapat dilakukan dengan diet sehat, olahraga cukup, dan menjaga berat badan,” kata Rizal yang juga merupakan Ketua Gerakan Bulan Kesadaran Kanker Prostat.