Siklon Seroja Menjauh, Hujan Ekstrem Masih Bisa Terjadi
Hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat serta angin kencang masih berpeluang terjadi di wilayah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Karena itu, warga diimbau tetap waspada.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Siklon seroja terus menguat, namun arah pergerakannya menjauhi wilayah Indonesia. Hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat serta angin kencang masih berpeluang terjadi di wilayah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
"Siklon tropis seroja ini telah memicu curah hujan lebat dan ekstrem di berbagai wilayah NTT (Nusa Tenggara Timur. Hujan yang terjadi di Kupang menjadi rekor tertinggi dalam sejarah pencatatan," kata Kepala Subbidang Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Siswanto, Senin (5/4/2021).
Data catatan hujan harian pada 4 - 5 April 2021 menunjukkan, curah hujan lebat hingga ekstrem melanda sebagian besar wilayah NTT. Stasiun Klimatologi Kupang mencatat curah hujan 332,1 milimeter (mm) per hari, Stasiun Meterologi Eltari 306 mm per hari, dan Stasiun Meterologi Tardamu, Pulau Sabu mencapai 113,5 mm per hari.
Sekalipun pergerakan siklon makin menjauh wilayah Indonesia, masyarakat masih perlu waspada. Pusat Peringatan Siklon Tropis-BMKG melaporkan, pada Senin (5/4) siang, siklon tropis seroja masih berada di Laut Sawu sebelah barat daya Pulau Timor, persisnya di koordinat 10,7 Lintang Selatan (LS) dan 121,9 Bujur Timur (BT) atau sekitar 25 kilometer sebelah selatan tenggara Pulau Sabu.
Siklon ini bergerak ke arah barat daya, menjauhi wilayah Indonesia, dengan kecepatan 8 knots atau 14 kilometer per jam. Sementara kekuatan pusaran anginnya mencapai 45 knots atau 85 km per jam dengan pusat tekanan 989 hecto pascal (hPa).
Siklon tropis seroja ini telah memicu curah hujan lebat dan ekstrem di berbagai wilayah NTT (Nusa Tenggara Timur. Hujan yang terjadi di Kupang menjadi rekor tertinggi dalam sejarah pencatatan.
Diprediksi, pada Selasa (6/4) pukul 13.00 WIB, siklon ini akan berada di koordinat 12,3 LS dan 119,4 BT atau sekitar 330 km sebelah barat daya Pulau Sabu. Pada saat itu, kecepatan pusaran anginnya bakal mencapai 55 knots atau 100 km per jam. Kekuatan pusaran siklon bakal menguat hingga mencapai 65 knots atau 120 km per jam pada Rabu (7/4) siang. Namun saat itu, siklin ini sudah berada lebih jauh dari wilayah Indonesia, yaitu di 14,6 LS dan 116,5 BT.
Dengan pergerakan ini, BMKG memperingatkan, hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat disertai kilat serta angin kencang masih berpeluang terjadi di wilayah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Adapun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan angin kencang berpeluang terjadi di wilayah Bali, Sulawesi Selatan, dan sebagian Sulawesi Tenggara.
Gelombang laut dengan ketinggian 2,5 - 4 meter berpeluang terjadi di Selat Sumba bagian barat, Laut Flores, Perairan selatan Flores, Laut Sawu bagian utara, Perairan selatan Pulau Sumba, dan Selat Ombai. Gelombang laut dengan ketinggian 4 - 6 meter terjadi di Laut Sawu bagian selatan, Perairan Pulau Sawu, Perairan Kupang - Pulau Rotte, Laut Timor selatan NTT. Sedangklan gelombang laut dengan tinggi lebih dari 6 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia selatan NTT.
Korban bertambah
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan, bencana banjir dan longsor melanda di 10 kota/kabupaten di NTT, meliputi Kota Kupang, Flores Timur, Malaka Tengah, Lembata, Ngada, Alor, Sumba Timur, Rote Ndao, Sabu Raijua, Timor Tengah Selaatn, dan Ende.
"Jumlah korban meninggal duniai 68 orang, 44 di Flores Timur, 11 di Lembata, 2 di Ende, dan 11 di Alor," ujarnya. Korban luka sebanyak 15 orang, sebanyak 9 di Flores Timur, 1 Ngada, 5 di Alor. Sebanyak 70 orang hilang, 26 di Flores Timur, 16 di Lembata, dan 28 di Alor.
Sementara korban terdampak mencapai 938 keluarga atau 2.655 jiwa. Jumlah korban terdampak ini diperkirakan akan bertambah karena pendataan masih dilakukan. "Kendalanya sinyal banyak yang terputus sehingga data belum masuk semua," tuturnya.