Indonesia perlu mewaspadai meluasnya penyebaran varian baru SARS-CoV-2 yang lebih menular. Saat ini varian baru tersebut terdeteksi di empat provinsi.
Oleh
Ahmad Arif
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Varian baru SARS-CoV-2 yang lebih menular, B.1.1.7, telah ditemukan dalam sampel yang dianalisis dari empat provinsi. Tiga sampel dari Jakarta dan sisanya di Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara masing-masing satu sampel.
Berdasarkan data di Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional, Senin (8/3/2021), dari 539 urutan genom SARS-CoV-2 yang didaftarkan di GISAID, bank data genom virus global, sebanyak 515 merupakan urutan genom keseluruhan (whole genome sequencing/WGS). Dari sampel ini telah ditemukan enam WGS varian VUI202012/01 GR/501.Y.V1 B.1.1.7.
Semua sampel ini didaftarkan Balai Litbang Kementerian Kesehatan (Balitbangkes) dari sampel yang dikumpulkan bulan Januari-Februari 2021. Sebanyak tiga sampel dari Jakarta, satu dari Kalimantan Selatan, satu dari Sumatera Utara, dan satu dari Sumatera Selatan.
”Sampai saat ini Litbangkes sudah melaporkan enam kasus B.1.1.7, bertambah empat orang,” kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio.
Sebelumnya, temuan dua sampel varian baru B.1.1.7 dari Inggris itu disampaikan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono dalam diskusi ”1 Tahun Pandemi Covid-19” yang diselenggarakan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek/BRIN) di Jakarta, Selasa (2/3/2021). Sampel ini didapatkan dari tenaga kerja Indonesia yang baru pulang dari Arab Saudi pada akhir Januari 2021.
Sampai saat ini Litbangkes sudah melaporkan enam kasus B.1.1.7, bertambah empat orang.
Amin mengaku belum mengetahui apakah sampel ini didapatkan dari pelaku perjalanan dari luar negeri yang dikarantina atau sudah di komunitas. ”Info rincinya di Litbangkes,” katanya.
Meski demikian, Kepala Litbangkes Kementerian Kesehatan Slamet Basir yang dihubungi tidak memberikan respons.
Menurut Amin, sejauh ini Lembaga Eijkman belum menemukan varian baru ini. ”Tugas utama Eijkman (untuk memeriksa sampel) dari Jakarta Barat saja, tetapi dalam praktiknya juga menerima dari fasilitas kesehatan daerah lain,” ujarnya.
Pada awal Januari 2021, Menristek/BRIN Bambang PS Brodjonegoro dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah menandatangani nota kesepahaman tentang surveilans genom virus SARS CoV-2. Lembaga Eijkman menjadi pemimpin konsorsium dengan melibatkan laboratorium yang ada di perguruan tinggi ataupun LPNK di bawah koordinasi Kemenristek/BRIN.
Peneliti genomik molekuler dari Aligning Bioinformatics dan anggota Konsorsium Covid-19 Genomics UK, Riza Arief Putranto, mengatakan, surveilans genomik merupakan kunci untuk mencegah penyebaran lebih luas varian baru SARS-CoV-2.
Selain varian B.1.1.7 yang telah diketahui lebih menular dan berpotensi meningkatkan keparahan dan risiko kematian, kita juga perlu mewaspadai varian-varian lain, khususnya varian P.1 dari Brasil dan varian B.1.351 dari Afrika Selatan.