Vaksin Covid-19 Dosis Tunggal Memiliki Efektivitas 66 Persen
Kehadiran vaksin Covid-19 buatan Janssen memberi harapan untuk mempercepat vaksinasi dalam upaya mengatasi pandemi. Sebab, vaksin dengan efikasi 66 persen itu cukup diberikan dengan satu kali suntikan.
Oleh
Evy Rachmawati
·4 menit baca
Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Janssen, perusahaan farmasi milik Johnson & Johnson, mempunyai efektivitas 66 persen. Kehadiran vaksin itu memberi harapan baru dalam upaya mengakhiri pandemi karena diberikan dosis tunggal serta memberi proteksi dari keparahan dan kematian akibat penyakit itu.
Hal yang terpenting adalah, riset ini fokus pada pemberian satu dosis vaksin sehingga jauh lebih mudah diluncurkan daripada vaksin yang butuh dua kali penyuntikan. Akan tetapi ada tanda bahwa vaksin itu kurang efektif melawan varian baru SARS-CoV-2 pemicu Covid-19 yang menyebar di Afrika Selatan.
Kabar baik ini datang tak lama setelah Novavax mengumumkan vaksin yang mereka kembangkan memiiki efektivitas 89 persen. Kedua vaksin itu memerlukan penilaian dari regulator sebelum digunakan.
Pihak Janssen juga sedang meneliti apakah pemberian dua dosis vaksin Covid-19 akan memberi perlindungan lebih kuat atau lebih lama. Dr Paul Stoffels, kepala peneliti di Johnson & Johnson menyatakan,” Vaksin ini berpotensi melindungi ratusan juta orang dari keparahan dan kematian akibat Covid-19.”
Vaksin buatan perusahaan farmasi Janssen, yang berbasis di Belgia, ini telah diujicobakan kepada 44.000 orang di Amerika Serikat, Afrika Selatan, dan Brasil. Di Amerika Serikat, vaksin memiliki kemanjuran 72 persen dalam mencegah kasus Covid-19 ringan hingga sedang.
Adapun tingkat efikasi vaksin tersebut 66 persen diperoleh dalam uji coba skala besar di tiga benua terhadap berbagai varian virus. Itu memberi masyarakat perlindungan 85 persen dari kondisi parah, dan memberi perlindungan 100 persen terhadap rawat inap dan kematian akibat Covid-19.
Vaksin buatan Janssen itu menggunakan virus influenza biasa yang telah direkayasa untuk membuatnya tidak berbahaya. Itu kemudian membawa bagian dari kode genetik virus korona ke dalam tubuh dengan aman.
Kondisi itu cukup bagi tubuh untuk mengenali ancaman dan kemudian melawan virus tersebut. Hal tersebut mirip dengan pendekatan yang digunakan University of Oxford dan AstraZeneca dalam pengembangan vaksin Covid-19.
Dr Mathai Mammen dari Janssen, kepada BBC, Sabtu (30/1/2021), menyatakan,” Rejimen dosis tunggal dengan onset perlindungan yang cepat dan kemudahan pengiriman serta penyimpanan memberikan solusi potensial untuk menjangkau sebanyak mungkin orang agar terlindungi dari infeksi SARS-CoV-2.”
Kemampuan vaksin untuk mencegah kesakitan yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan kematian akibat Covid-19 akan mengubah permainan dalam perang melawan pandemi ini. Bagaimana pun, efektivitas vaksin itu hanya 57 persen di Afrika Selatan di mana varian baru virus korona menyebar.
Produksi
Rencananya, Janssen memproduksi satu miliar dosis vaksin Covid-19 tahun ini. Amerika Serikat memesan 100 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Janssen dan Kanada memesan 38 juta dosis. Sebelumnya, Pemerintah Inggris memesan 30 juta dosis. Namun perusahaan itu belum memastikan jadwal pasokannya.
Janssen setuju memasok hingga 500 juta dosis ke Covax, inisiatif PBB untuk mendapat vaksin bagi negara-negara berpenghasilan rendah. Itu merupakan pesanan terbesar kedua bagi Covax setelah vaksin AstraZeneca. Perusahaan itu menyatakan berinvestasi besar-besaran untuk mendorong kapasitas produksi.
Dr Anthony Fauci, Direktur National Institute for Allergy and Infectious Disease Amerika Serikat, seperti dikutip Guardian, mengatakan, vaksin dosis tunggal amat spektakuler. Dengan hanya satu suntikan, lebih mudah melindungi populasi besar. “Cara mengakhiri pandemi global yakni memvaksinasi sebanyak mungkin orang secepatnya untuk mencegah virus berkembang biak," katanya.
Namun diakui, ada tantangan di AS karena sebagian masyarakat mungkin menganggap vaksin lain buatan Moderna dan Pfiser/BioNTech yang memiliki efikasi sekitar 95 persen lebih baik. Hal terpenting adalah, vaksin itu akan mencegah rawat inap dan kematian di AS dan seluruh dunia.
Cara mengakhiri pandemi global yakni memvaksinasi sebanyak mungkin orang secepatnya untuk mencegah virus berkembang biak.
Hasil penelitian juga menunjukkan perlindungan dari vaksin Janssen tersebut tidak bervariasi di semua kelompok usia, dan sama kuatnya pada usia di atas 60-an, yang berisiko tertinggi tertular Covid-19. Itu juga tidak berbeda antara kelompok etnis yang berbeda.
"Vaksin ini bekerja di segala usia dan melakukan fungsi penting mencegah orang keluar dari rumah sakit," kata pimpinan vaksin respons Covid-19 dari Operation Warp Speed, Matt Hepburn. Apalagi vaksin itu hanya membutuhkan satu kali suntikan dan bisa disimpan dan diangkut pada suhu lemari es 2-8 derajat Celsius.