Tak ada kata terlambat untuk berolahraga. Dua puluh menit olahraga sedang hingga berat setiap hari di usia 70-75 tahun ternyata bisa mencegah penyakit jantung utama, termasuk gagal jantung, pada usia di atas 80 tahun.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua puluh menit olahraga sedang hingga berat setiap hari di usia 70-75 tahun ternyata bisa mencegah penyakit jantung utama, termasuk gagal jantung, pada usia di atas 80 tahun. Penelitian yang dipublikasikan di BMJ Heart ini menunjukkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk berolahraga.
Aktivitas fisik telah lama dikaitkan dengan pengurangan risiko penyakit kardiovaskular dan umur yang lebih panjang, terlepas dari jenis kelamin dan etnis. Meski demikian, masih sedikit penelitian yang melihat secara khusus apakah olahraga yang dilakukan di usia tua dapat membantu menangkal penyakit jantung dan stroke.
Untuk mengatasi kesenjangan pengetahuan ini,Claudio Barbiellini Amidei dari University of Padua, Italia, dan tim menganalisis data kesehatan dan aktivitas dari 3.099 orang Italia berusia 65 tahun ke atas. Hasil kajian ini bisa diakses secara daring di www.heart.bmj.com, Selasa (15/2/2022).
Penilaian awal, termasuk riwayat medis terinci, pemeriksaan fisik, pemindaian, dan serangkaian tes darah, dilakukan antara 1995 dan 1997, dengan dua penilaian lebih lanjut empat dan tujuh tahun kemudian. Data menunjukkan, dibandingkan laki-laki, perempuan lebih mungkin mengalami osteoartritis, osteoporosis, penyakit ginjal kronis, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan diabetes.
Selain data ini, para peserta riset diminta mengisi kuesioner tentang tingkat aktivitas fisik mereka di setiap titik waktu. Aktivitas fisik sedang termasuk berjalan kaki dan memancing, sedangkan aktivitas fisik berat termasuk berkebun, olahraga di gym, bersepeda, menari, dan berenang.
Mereka yang aktivitas fisiknya bertambah hingga 20 menit atau lebih dalam sehari didefinisikan sebagai aktif, sedangkan mereka yang mencatat waktu kurang dari ini didefinisikan sebagai tidak aktif. Laki-laki lebih cenderung aktif secara fisik daripada perempuan.
Kesehatan semua peserta kemudian dilacak melalui keterkaitan dengan catatan keluar rumah sakit dan sertifikasi kematian hingga akhir Desember 2018. Analisis akhir melibatkan 2.754 peserta dengan data lengkap, 1.398 di antaranya merupakan perempuan (60 persen). Selama periode pemantauan, tercatat 1.037 diagnosis baru penyakit jantung, gagal jantung, dan stroke.
Peningkatan aktivitas fisik serta upaya mempertahankan gaya hidup aktif dari waktu ke waktu dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular dan kematian yang lebih rendah pada pria dan wanita.
Pengurangan risiko terbesar diamati untuk kasus baru penyakit jantung koroner dan gagal jantung di usia lanjut. Tidak ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dan stroke yang diamati.
Sebagian besar peserta memiliki pola aktivitas fisik aktif yang stabil dari waktu ke waktu. Pola aktivitas fisik stabil-tinggi dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang secara signifikan (52 persen) lebih rendah di antara pria dibandingkan dengan mereka yang memiliki pola stabil-rendah.
Dalam studi ini ditemukan, manfaat terbesar olahraga di usia senja terjadi pada usia 70 tahun. Risiko hanya sedikit lebih rendah pada usia 75 tahun, dan tidak lebih rendah pada usia 80-85 tahun, menunjukkan bahwa meningkatkan aktivitas fisik lebih awal di usia tua kemungkinan memiliki dampak paling besar.
Penurunan risiko kesehatan paling tajam terjadi pada penyakit jantung dan gagal jantung terkait dengan periode antara 20 dan 40 menit aktivitas fisik sedang hingga berat setiap hari.
Setidaknya 20 menit aktivitas fisik sedang hingga berat per hari harus direkomendasikan untuk mencapai manfaat kardiovaskular terbesar.
Sekalipun asosiasi yang diamati paling kuat terjadi di kalangan pria, para peneliti juga menyebutkan, ”Wanita yang beraktivitas fisik lebih banyak secara konsisten memiliki tingkat insiden lebih rendah daripada hampir semua hasil kardiovaskular. Meski fakta pengurangan risiko tak mencapai signifikansi statistik, saat mempertimbangkan kematian secara keseluruhan, risiko berkurang secara signifikan.”
Temuan ini merupakan studi observasional sehingga tidak dapat menentukan penyebabnya. Selain itu, para peneliti mengakui bahwa riset ini mengandalkan ingatan peserta, bahwa tingkat aktivitas fisik dinilai secara subyektif, dan tidak ada data yang tersedia tentang tingkat aktivitas fisik paruh baya, yang semuanya mungkin telah memengaruhi profil risiko kardiovaskular di akhir kehidupan.
Meski demikian, mereka menyimpulkan, hasil riset ini menunjukkan kebijakan kesehatan masyarakat harus ditargetkan untuk mempromosikan atau memulai aktivitas fisik pada pertengahan dan awal kehidupan lanjut. Hal itu mengingat kemungkinan efektivitas yang lebih besar dalam mengurangi risiko kardiovaskular.
”Setidaknya 20 menit aktivitas fisik sedang hingga berat per hari harus direkomendasikan untuk mencapai manfaat kardiovaskular terbesar,” tulis Amidei.
Melancarkan aliran darah
Dalam editorial terkait di BMJ Heart, Enrico Fabris dan Gianfranco Sinagra dari Universitas Trieste, Italia, menjelaskan bahwa aktivitas fisik membantu memperlancar aliran darah arteri dan dapat mengurangi berbagai masalah jantung.
Efek menguntungkan dari olahraga, menurut Fabris dan Sinagra, dapat dijelaskan secara sederhana dengan kemampuannya memperlambat proses aterosklerosis melalui kontrol tekanan darah, kadar glukosa darah, dan profil lipid yang lebih baik.
”Barbiellini Amidei dan rekan penulis harus diberi ucapan selamat karena telah menunjukkan, dalam studi kohort lanjutan selama 20 tahun ini terhadap orang tua, bahwa olahraga adalah obat juga di akhir kehidupan,” tulis Fabris dan Sinagra.
Oleh karena itu, menurut keduanya, hasil kajian ini harus dipakai untuk memotivasi individu yang tidak aktif agar memulai dan mempertahankan olahraga secara memadai sepanjang hidup. Bahkan, sejumlah kecil olahraga dapat memberikan efek menguntungkan pada orang lanjut usia sehingga tidak ada kata terlambat untuk berolahraga.