Seleksi masuk PTN di jalur tes dilaksanakan dalam dua gelombang. Hasil tes bisa dipakai untuk jalur mandiri.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seleksi nasional berdasarkan tes di perguruan tinggi digelar seusai cuti Lebaran bersama. Seleksi lewat ujian kompetensi berbasis komputer atau UTBK tahun ini diikuti sebanyak 785.058 peserta di akhir April hingga Mei 2024.
Penerimaan mahasiswa baru lewat jalur tes tersebut bukan hanya berguna untuk kelulusan di jalur seleksi nasional berdasarkan tes (SNBT). Di jalur mandiri, hasil UTBK juga dapat dipakai sebagai syarat kelulusan.
Koordinator Humas dan Promosi Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Ismaini Zaini yang dihubungi dari Jakarta, Rabu (10/4/2024), mengatakan, berdasarkan data pada saat penutupan pendaftaran 5 April 2024, peserta yang mendaftar SNBT sebanyak 785.058 orang.
Para pendaftar akan menjalani UTBK sesuai pilihan lokasi dan jadwal yang ditetapkan. Tes dibagi dalam dua gelombang, yakni gelombang 1 pada 30 April dan 2-7 Mei 2024, sedangkan gelombang kedua pada 14-20 Mei 2024.
Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 2 Tahun 2024 tentang Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kemendikbudristek dan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 54/P/2024 tentang Besaran Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi, calon mahasiswa yang diterima melalui jalur prestasi atau SNBP dan SNBT tidak dikenai iuran pengembangan institusi (IPI). Pemerintah mengumumkan penerapan IPI bagi calon mahasiswa yang mendaftar melalui jalur seleksi mandiri. Penambahan komponen IPI ini ditujukan untuk mendukung pengembangan dan inovasi perguruan tinggi guna mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
Selain adanya penambahan komponen IPI dalam biaya pendidikan tinggi, juga terdapat penyesuaian uang kuliah tunggal (UKT) untuk beberapa program studi. Penyesuaian tersebut dilakukan dengan memperhatikan batasan UKT dan kemampuan ekonomi mahasiswa atau orangtua mahasiswa.
Materi tes
Secara terpisah, Sekretaris Eksekutif SNPMB Bekti Cahyo Hidayanto, dalam webinar Kupas Tuntas UTBK SNBT 2024 yang digelar Universitas Indonesia beberapa waktu lalu, memaparkan, dalam UTBK, terdapat tujuh subtes yang diujikan. Subtes ini dikelompokkan menjadi tiga kategori, yakni tes potensi skolastik (TPS), literasi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, serta penalaran Matematika.
”Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya memiliki dua tipe tes, yakni pilihan ganda sederhana dan pilihan ganda kompleks, tahun ini ada penambahan model tes, yaitu menjawab singkat. Format ini hanya digunakan untuk menuliskan bilangan angka bulat saja,” kata Bekti.
Materi tes meliputi TPS guna mengukur kemampuan kognitif yang dianggap penting untuk keberhasilan di sekolah formal, khususnya pendidikan tinggi. Dalam TPS yang akan diuji adalah kemampuan penalaran umum, kemampuan kuantitatif, pengetahuan dan pemahaman umum, serta kemampuan memahami bacaan dan menulis. Kemampuan kuantitatif mencakup pengetahuan dan penguasaan Matematika dasar.
Ada juga tes literasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris untuk mengukur kemampuan memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia, agar dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat. Adapun penalaran matematika penting untuk mengukur kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika dalam menyelesaikan masalah sehari-hari.
Bekti mengungkapkan bahwa sistem penilaian UTBK-SNBT menggunakan sistem item response theory (IRT). ”Setiap soal memiliki bobot masing-masing, tergantung jawaban dari seluruh peserta atau populasi. Kalau soal tersebut banyak dijawab benar, bobotnya rendah, tetapi kalau soal tersebut hanya dijawab benar oleh sedikit orang, bobotnya tinggi. Selain itu, tidak ada sistem minus atau pengurangan nilai jika jawabannya salah. Maka, lebih baik jika menjawab semua soal,” kata Bekti.
Pengumuman hasil UTBK-SNBT akan dilaksanakan pada 13 Juni 2024 mendatang. Setelah pengumuman, peserta perlu mengunduh Sertifikat Nilai UTBK yang hanya terbuka sampai 31 Juli 2024. ”Sertifikat ini penting karena dapat digunakan untuk mendaftar di jalur mandiri PTN yang parameter seleksinya menggunakan nilai UTBK,” ujar Bekti.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran Universitas Gadjah Mada (UGM) Wening Udasmoro mengatakan, setelah jalur SNBT, ada seleksi mandiri serta jalur international undergraduate program (IUP). Pada 2024, UGM memiliki daya tampung mahasiswa sebanyak 10.372 orang yang terbagi dalam jalur reguler dengan daya tampung 9.362 orang dan jalur IUP dengan daya tampung 1.010 orang.
Di jalur SNBT, UGM mengalokasikan kuota 30 persen, yaitu 2.821 orang. Adapun 40 persen lainnya atau 3.720 kuota dialokasikan untuk jalur seleksi mandiri.
Wakil Rektor Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni sekaligus Ketua Pusat UTBK Universitas Airlangga (Unair) Bambang Sektiari Lukiswanto menambahkan, pada tahun lalu Unair selesai menggelar tes hanya dengan satu gelombang. Ujian terdiri dari 28 sesi dengan 24.640 kursi. Hal tersebut membuat Unair menjadi perguruan tinggi penampung tertinggi bagi peserta UTBK di Surabaya.
Peserta dari luar kota disarankan hadir sehari sebelum tes sehingga dapat melakukan orientasi lokasi. Peserta diharapkan dapat hadir di lokasi tes 30 menit sebelum tes dilaksanakan.