Siswa calon peserta seleksi penerimaan mahasiswa baru perlu mengatur strategi untuk menembus perguruan tinggi negeri.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Persaingan masuk perguruan tinggi negeri semakin sengit. Apalagi, penerimaan jalur prestasi telah selesai dan tinggal menunggu pengumuman pada 26 Maret 2024. Siswa perlu mengatur strategi dengan matang untuk menembus seleksi berdasarkan tes yang pendaftarannya dibuka mulai 21 Maret mendatang.
Ketatnya persaingan masuk PTN tergambar dari proses SNBP yang telah berlangsung. Lebih dari 702.000 pendaftar jalur ini memperebutkan sekitar 168.000 kuota. Artinya, lebih dari 500.000 peserta akan gagal dalam jalur ini. Namun, mereka masih berpeluang masuk PTN lewat dua jalur lainnya.
Kepala Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Rahmawati mengatakan, memilih PTN dan program studi (prodi) memerlukan berbagai pertimbangan. Selain tingkat persaingan, asesmen minat dan bakat calon peserta juga tidak boleh dikesampingkan.
”Gunakan ini sebagai salah satu referensi karena yang dihadapi bukan untuk kepentingan satu dua bulan atau satu tahun, melainkan ini bisa menjadi penentu karier sepanjang hidup,” ujarnya dalam webinar bertema ”Bersiap Ikuti SNPMB 2024”, Kamis (14/3/2024).
Pendaftaran SNBT dijadwalkan mulai 21 Maret hingga 5 April 2024. Jalur ini tidak lagi menggunakan tes kompetensi akademik, tetapi memakai tes potensi skolastik yang terdiri dari literasi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris serta penalaran matematika.
Rahmawati menuturkan, hal ini bertujuan untuk mendorong siswa mempelajari konten yang menumbuhkan kemampuan bernalar. Jalur SNBT mempunyai kuota minimum 30 persen, lebih banyak dibandingkan SNBP dengan kuota minimum 20 persen.
”Kewenangan untuk menetapkan siapa yang diterima adalah pimpinan PTN tersebut. Jika PTN akademik, berarti rektornya. Sementara kalau PTN vokasi berarti direktur politekniknya. Itu menjadi otonomi kampus,” ucapnya.
Uji coba atau try out menjadi salah satu persiapan bagi siswa untuk mengikuti seleksi masuk PTN. Hal ini juga berguna untuk mengukur kemampuan siswa dalam menjawab soal ujian. Namun, try out perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa menghadapi seleksi.
”Ikuti try out untuk mengelola berapa waktu yang tersedia, berapa kecepatannya, bentuk soalnya bagaimana, dan urutannya seperti apa. Banyak mengeksplorasi dan mencari wawasan tambahan,” tuturnya.
Tingkat persaingan, dengan membandingkan jumlah pendaftar dan kuota, bisa menjadi gambaran ketatnya seleksi untuk masuk prodi dan PTN tertentu. Namun, keterkaitan prodi dengan minat siswa juga jangan diabaikan.
Oleh sebab itu, siswa disarankan mencari tahu terlebih dahulu mata kuliah yang akan diajarkan sebelum menentukan pilihan prodi di suatu PTN.
”Mulai browsing website PTN-nya. Di bagian akademik bisa diintip kurikulumnya. Kalau misalnya di dalamnya banyak pelajaran kimia, sementara kemampuan kimia pendaftar tidak perform, ya, harus dipertimbangkan ulang. Ini bukan sekadar jago-jagoan untuk diterima (di PTN),” tuturnya.
Ketatnya persaingan masuk PTN tergambar dari proses SNBP yang telah berlangsung. Lebih dari 702.000 pendaftar jalur ini memperebutkan sekitar 168.000 kuota. Artinya, lebih dari 500.000 peserta akan gagal dalam jalur ini.
Persaingan SNBT tahun ini diprediksi tetap sengit. Jumlah pendaftar jalur seleksi masuk PTN berdasarkan tes pada 2022 mencapai 800.000 orang. Jumlahnya meningkat menjadi 803.000 orang pada 2023.
”Harapannya tahun ini jumlahnya akan meningkat lagi karena kesempatan memilih prodinya lebih banyak. Itu dari sisi animo. Kalau dari sisi inklusivitas, siswa dari semua kalangan, seperti dari sekolah yang kurang secara infrastruktur dan dari keluarga dengan ekonomi kurang mampu, tetap punya kesempatan,” ucapnya.
PTN yang ikut jalur SNPMB meliputi 76 PTN akademik, 43 PTN vokasi, dan 24 PTKIN (perguruan tinggi keagamaan Islam negeri). Jumlah program studi yang tersedia adalah 585 diploma tiga (D-3), 604 D-4/sarjana terapan, dan 3.417 sarjana.
Mengacu data tahun 2023, jumlah pendaftar SNBP 663.181 orang, tetapi hanya 143.805 orang atau 21,6 persennya yang lulus. Di jalur ujian tulis berbasis komputer SNBT, dari 803.853 peserta hanya 223.217 peserta yang lolos atau 27,7 persen (Kompas, 27/1/2024).
Koordinator Humas SNPMB Ismaini Zain menyarankan siswa untuk memanfaatkan empat pilihan prodi yang tersedia dalam SNBT. ”Sesuaikan dengan passion kalian. Untuk memilih prodi, pikirkan peluang untuk bisa lolos dan masih berkaitan dengan passion-nya,” ujarnya.
Lintas jurusan
Calon peserta SNPMB juga memungkinkan untuk lintas jurusan saat mendaftar. Siswa dari jurusan IPA dapat memilih prodi sosial humaniora. Begitu juga siswa jurusan IPS bisa memilih prodi sains dan teknologi.
Akan tetapi, siswa perlu memperhatikan beberapa hal untuk bisa lulus. ”Siswa dari IPS yang ingin linjur (lintas jurusan) mesti belajar kimia. Siswa dari IPA juga bisa belajar tentang sosial,” ujarnya.
Oleh karena itu, memilih prodi lintas jurusan juga harus disesuaikan dengan kemampuan akademik siswa. Jadi, tidak sekadar memilih prodi dengan peminat yang relatif sedikit, tetapi tidak menguasai bidang prodi yang akan dipilih.
”Kalau dibuat kesimpulan, lintas jurusan itu boleh. Namun, itu tetap harus diwaspadai. Coba perkuat diri kalian (siswa) dan fokus pada kemampuan dan passion masing-masing,” katanya.
Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), Tirza Mesica Agustine Dasa, peserta lulus SNBT tahun lalu, mengatakan, selain mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian, ia juga membuat portofolio. Ia pun rutin mengikuti try out.
”Setiap minggu ikut try out untuk evaluasi belajar. Jadi, aku bisa tahu materi pelajaran yang sudah aku kuasai dan materi mana yang belum. Dengan begitu, aku bisa pasang strategi untuk belajar selanjutnya,” ujarnya.