Vaksinasi Covid-19 agar Diulang Minimal Setahun Sekali
Vaksin Covid-19 apa pun jenamanya akan mengalami penurunan efikasi pada bulan keenam sehingga vaksinasi harus diulangi.
Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 tetap harus diulangi setidaknya satu tahun sekali walaupun wabah sudah terkendali. Kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksinasi secara mandiri untuk perlindungan diri dari penyakit menular harus ditingkatkan demi kualitas hidup yang lebih baik.
Ketua Satuan Tugas Imunisasi Dewasa Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) Sukamto Koesnoe menjelaskan, beberapa pasien di rumah sakit teridentifikasi positif Covid-19 yang menandakan virus SARS-Cov-2 masih ada. Saat ini kasus Covid-19 didominasi varian EG.5 dan JN.1 yang merupakan turunan dari varian Omicron.
Masyarakat tidak perlu lagi memilih-milih jenis dan jenama vaksin Covid-19.
Vaksin Covid-19 apa pun jenama dan jenisnya akan mengalami penurunan efikasi pada bulan keenam sehingga vaksinasi sebaiknya harus diulangi setiap tahunnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga merekomendasikan bahwa vaksinasi Covid-19 masih diperlukan oleh masyarakat.
”Covid-19 itu masih ada. Sampai Covid-19 ini lenyap dari muka bumi, kita harus melakukan vaksinasi karena perilaku vaksin untuk pembentukan kekebalan tubuh itu akan menurun setelah enam bulan dan paling lama bertahan satu tahun kemudian,” kata Sukamto dalam jumpa pers di Rumah PAPDI, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2024).
Untuk itu, PAPDI merekomendasikan orang yang wajib mengulangi vaksinasi Covid-19 antara lain mereka yang berusia dewasa 18-59 tahun, lanjut usia di atas 59 tahun, orang dewasa dengan indikasi medis atau komorbid seperti penyakit jantung, penyakit hati kronis, penyakit ginjal, penderita diabetes melitus tipe 2, infeksi HIV, kondisi imunokompromais, perempuan hamil, serta tenaga kesehatan.
Pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor HK.01.07/MENKES/2193/2023 tentang Pemberian Imunisasi Covid-19 Program juga memasukkan vaksinasi Covid-19 sebagai program imunisasi rutin, efektif sejak 1 Januari 2024 di seluruh Indonesia. Mereka yang diprioritaskan dalam aturan ini adalah kelompok yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Selain itu, kelompok yang sudah menerima minimal satu dosis vaksin dengan dikhususkan bagi masyarakat lanjut usia, lanjut usia dengan komorbid, dewasa dengan komorbid, tenaga kesehatan yang bertugas di garda depan, ibu hamil, serta remaja diatas 12 tahun ke atas dan kelompok usia dengan kondisi imunokompromais sedang-berat.
Penasihat Satgas Imunisasi Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI), Samsuridjal Djauzi, memaparkan, masyarakat tidak perlu lagi memilih-milih jenis dan jenama vaksin Covid-19. Sebab, semua memiliki efikasi yang sama dan sudah terjamin oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Saat ini vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh produsen dalam negeri, yaitu Indovac. Adapun Indovac merupakan vaksin produksi dari Bio Farma yang merupakan vaksin berbasis protein subunit rekombinan yang bisa digunakan sebagai imunisasi aktif terhadap Covid-19. Vaksin ini memperoleh izin edar dari BPOM sejak Desember 2023 dengan efikasi di atas 80 persen.
Ada pula vaksin Inavac yang merupakan vaksin dalam negeri berbasis inactivated virus yang dikembangkan peneliti Universitas Airlangga bekerja sama dengan PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia. Vaksin ini juga sudah mendapatkan izin edar dari BPOM sejak November 2022 dengan tingkat efikasi 74 persen.
Menurut Samsuridjal, Indonesia termasuk negara berkembang yang tercepat dalam pengembangan produk vaksin Covid-19. Kedua produk dalam negeri ini tidak kalah manjur dibandingkan produk perusahaan farmasi luar negeri lainnya, harganya pun terjangkau berkisar Rp 200.000 sampai Rp 300.000 per dosis.
”Jadi jangan merasa bahwa yang hebat itu produk-produk luar, Bio Farma pun perusahaan yang patut kita banggakan dan jaga terus untuk memperkenalkannya ke masyarakat,” kata Samsuridjal.
Sementara sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan HK.02.02/E/2571/2023 tentang Penyediaan Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksin Covid-19 Pilihan menyebut vaksinasi Covid-19 menjadi imunisasi yang bisa diperoleh secara mandiri. Kedua vaksin tersebut menjadi pilihan vaksin yang dapat diakses oleh masyarakat secara mandiri.
Jelang lebaran
Ketua Umum PB PAPDI Sally Aman Nasution mengimbau agar masyarakat sebaiknya melakukan vaksinasi Covid-19 mulai sekarang, mengingatkan sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan dan akan mudik Lebaran. Hal ini demi membuat perayaan hari raya Idul Fitri yang lebih aman dan nyaman tanpa penularan Covid-19.
”Ini salah satu tips mudik lebaran yang aman, prokes (protokol kesehatan) kita sudah longgar sekali, tetapi ini kita mau acara berkumpul dan sebagainya kita harus saling menjaga,” kata Sally.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 6 Maret 2024, cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia terus merosot. Sebanyak 86,88 persen masyarakat sudah menerima dosis pertama, dosis kedua 74,56 persen, dosis ketiga 39,02 persen, dan dosis keempat hanya 2,02 persen. Sementara sasaran vaksinasi nasional sebanyak 234,6 juta orang.