Kesepian Tingkatkan Risiko Penurunan Kesehatan Warga Lansia
Kesepian dapat memperburuk kesehatan fisik warga lansia dan meningkatkan risiko depresi dan penyakit kronis.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kesepian sering dialami warga lanjut usia di berbagai belahan dunia. Keadaan ini tidak hanya berpengaruh secara psikologis karena minimnya interaksi sosial. Riset terbaru oleh peneliti di Amsterdam University Medical Center dan University of Glasgow menyebutkan, kesepian juga berdampak negatif terhadap kesehatan fisikwarga lansia.
Laporan hasil penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal The Lancet Healthy Longevity pada Februari 2024. Penelitian tersebut menganalisis lebih dari 130 hasil riset. Para peneliti menemukan keterkaitan kondisi kesepian dengan peningkatan kelemahan fisik pada warga lansia.
Kondisi ini pun dapat menyebabkan depresi, terjatuh karena kekuatan fisik yang berkurang, serta menurunnya fungsi kognitif. Temuan tersebut patut menjadi perhatian untuk tidak mengabaikan faktor lingkungan sosial dalam kehidupan warga lansia.
Peneliti klinis di University of Glasgow, Peter Hanlon, mengatakan, dalam penelitian itu, pihaknya menganalisis hubungan antara fungsi sosial dan kelemahan fisik pada warga lansia. ”Kelemahan mengacu pada berbagai bentuk kemunduran fisik, seperti penurunan berat badan, berkurangnya kecepatan berjalan, dan penurunan kekuatan otot. Semua ini kemudian dapat berdampak terhadap seberapa besar kemungkinan seorang lansia terjatuh,” ujarnya dilansir dari Eurekalert.org, Senin (4/3/2024).
Hanlon menyebutkan, gangguan fungsi sosial dan fisik sering sekali terjadi secara bersamaan. Oleh sebab itu, kedua aspek ini patut menjadi perhatian saat merawat warga lansia, baik dalam keluarga maupun di lembaga sosial.
”Kesepian bukanlah masalah yang mudah untuk dipecahkan. Namun, semakin banyak pengetahuan yang tersedia tentang kemungkinan intervensi yang efektif, termasuk kegiatan yang mendukung warga lansia untuk meningkatkan hubungan sosial mereka,” ujarnya.
Kondisi ini pun dapat menyebabkan depresi, terjatuh karena kekuatan fisik yang berkurang, serta menurunnya fungsi kognitif. Temuan tersebut patut menjadi perhatian untuk tidak mengabaikan faktor lingkungan sosial dalam kehidupan warga lansia.
Ahli epidemiologi di Amsterdam Public Health, University Medical Center, Emiel Hoogendijk mengatakan, perhatian terhadap dampak buruk kesepian dan isolasi sosial pada warga lansia meningkat selama pandemi Covid-19. Pihaknya ingin mengetahui sejauh mana dampak kesepian dan kurangnya dukungan sosial tersebut terhadap penurunan fisik lansia.
”Dalam beberapa kasus, kerentanan fisik juga dapat menyebabkan orang kehilangan kontak sosial atau menjadi lebih kesepian, misalnya karena mereka kurang bergerak. Penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan ini juga dapat dibalik, yaitu penurunan kontak sosial yang menyebabkan kelemahan fisik,” ucapnya.
Penelitian mengenai kesepian yang dialami warga lansia terus dilakukan untuk melihat dampaknya terhadap kualitas kehidupan mereka. Menurut Hoogendijk, kelompok lansia yang hidup kesepian berisiko lebih tinggi mengalami depresi dan beberapa penyakit kronis.
”Kurangnya kontak sosial bisa berdampak langsung terhadap sistem kekebalan tubuh. Namun, hal ini juga dapat berdampak tidak langsung terhadap kesehatan, misalnya melalui gaya hidup yang tidak sehat. Kami ingin melakukan lebih banyak penelitian mengenai hal ini di masa mendatang,” katanya.
Penelitian ini menunjukkan kelemahan fisik dan kerentanan sosial memiliki hubungan dua arah. Kerentanan sosial berkaitan dengan memburuknya kelemahan fisik pada warga lansia. Begitu juga sebaliknya, gerakan fisik yang terbatas akan mengurangi interaksi sosial.