Sebanyak 29 Inisiatif Terpilih dalam Kompetisi untuk Memperlambat Krisis Iklim
Sebanyak 29 peserta terpilih jadi finalis untuk mempresentasikan inisiatif kreativitas dalam memperlambat krisis iklim.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Upaya mengatasi berbagai tantangan ekologis dan memitigasi dampak krisis iklim perlu melibatkan semua elemen masyarakat. Melalui kompetisi Gaharu Bumi Innovation Challenge, sebanyak 29 peserta dengan inisiatif masing-masing terpilih menjadi finalis untuk kreativitas, inovasi, dan solusinya dalam memperlambat krisis iklim.
Gaharu Bumi Innovation Challenge merupakan sebuah kompetisi yang menampilkan berbagai inisiatif dari keluarga, anak muda, dan komunitas dalam memperlambat atau memitigasi krisis iklim. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Ashoka bersama Kok Bisa dan didukung oleh Kementerian Dalam Negeri serta Ford Foundation.
Direktur Ashoka Kawasan Asia Tenggara Nani Zulminarni menyampaikan, semua orang telah merasakan perubahan iklim bumi yang ekstrem. Bahkan, tahun lalu suhu bumi tercatat mencapai kenaikan tertinggi sepanjang sejarah peradaban manusia yaitu 1,5 derajat celsius.
”Bumi kita secara terus-menerus juga ditimbuni dengan sampah-sampah yang tidak terurai dengan rata-rata mencapai 35 juta ton per tahun. Menurunnya daya dukung bumi akibat berbagai perubahan ini menjadi bencana yang akan kita rasakan semua,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara Festival Gaharu Bumi, di Jakarta, Sabtu (2/3/2024).
Menurut Nani, semua elemen masyarakat tidak boleh tinggal diam melihat kerusakan bumi yang terjadi saat ini. Hal inilah yang mendasari Ashoka menginisiasi Gaharu Bumi Innovation Challenge sebagai ruang untuk semua pihak bisa menuangkan kreativitas, motivasi, inovasi, pengetahuan, semangat, dan solusinya dalam memperlambat krisis iklim.
Nani menekankan bahwa perubahan yang berkelanjutan hanya akan terjadi melalui proses pendidikan dan pembelajaran secara terus-menerus. Proses ini dimulai dari dalam keluarga, lingkungan sekolah, dan di masyarakat.
”Gahara Bumi Innovation Challenge bukanlah kompetisi atau pertandingan yang memperebutkan juara seperti biasanya. Namun, ini merupakan ruang inspirasi dan belajar bersama bagi para change maker yang memiliki keprihatinan yang sama,” tuturnya.
Dalam acara puncak yang diselenggarakan di Jakarta, Sabtu (2/3/2024), sebanyak 29 inisiatif ditetapkan menjadi finalis Gaharu Bumi Innovation Challenge 2024. Para finalis merupakan keluarga, orang muda, dan komunitas yang memiliki kreativitas ataupun inovasi dalam mengurangi emisi karbon, merestorasi ekosistem yang rusak, dan mengelola sampah.
”Para peserta yang terpilih melakukan interview dengan tim Ashoka dan mitra hingga ditetapkan 29 finalis. Kemudian panelis akan memilih finalis yang dinilai sangat kuat dan berpotensi memimpin gerakan yang lebih besar dan inisiatif yang telah dilakukannya akan bisa menjadi contoh bagi masyarakat secara luas,” tuturnya.
Finalis dari kategori keluarga adalah Ecoenzyme dari Sisa jadi Cinta, Pakai yang Ada!, Teras Kamala, Waras Berkebun, Sibakloang Coffee, Pesantren Ekologi Ath-Thaariq, Keluarga Ornithoptera, Satya Farm, dan Garis Kebun. Kemudian, finalis dari kategori anak muda antara lain Amati Sekitar, Sa-Fun: Saving Energy is Fun, John Paul Green, Atikan Wana, Petani dan Sahabat Lingkungan, Harverse, Galebriket, dan Daur Karbon Project.
Sementara finalis dari kategori komunitas adalah Mama Berclodi, Smiling Coral Indonesia, Merdeka Sampah, Jaga Semesta, Seni Tani, Komunitas Anak Cinta Bumi, Lanun Muda, Koperasi Bima Lukar, Banggai Coastal Area Community, Sahabat Mangroveanger, Budidaya Bersama, dan Paguyuban Kalijawi.
Kepala Subdirektorat Sosial dan Budaya Kementerian Dalam Negeri Wahyu Suharto mengatakan, Gaharu Bumi Innovation Challenge merupakan kegiatan yang sangat baik untuk menggugah masyarakat melakukan hal serupa. Menjadi finalis juga tidak mudah karena harus memenuhi berbagai tahapan dan persyaratan yang telah ditentukan.
”Aktivitas seperti ini menjadi bagian tindak lanjut apa yang menjadi kebijakan nasional, yakni Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2025-2045. Kemendagri memberikan dukungan penuh terhadap Gaharu Bumi Innovation Challenge,” katanya.
Wahyu memastikan bahwa berbagai materi dan inovasi yang menarik dari para finalis akan disebarluaskan atau diviralkan di media sosial. Upaya ini diharapkan bisa mengembangkan inovasi tersebut sekaligus memberikan inspirasi bagi pihak atau masyarakat lainnya.