2.042 Remaja Jatim Ikuti Pelatihan Digital untuk Bersaing di Dunia Kerja
ITS, Pemprov Jatim, dan Unicef mengembangkan program jalur ganda dengan pelatihan kemampuan digital bagi remaja.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
Siswa dan siswi SMA Negeri Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, memperlihatkan purwarupa sederhana alat pengambil benda di sela-sela acara "Demo Day, Program Digital Skills Unicef untuk Generasi Terampil” di Surabaya, Rabu (28/2/2024). Mereka termasuk dalam 62 SMA negeri dan swasta serta pusat kegiatan belajar masyarakat Paket C yang terlibat dalam pelatihan kemampuan digital oleh ITS, Pemprov Jatim, dan Unicef Indonesia.
SURABAYA, KOMPAS — Sebanyak 2.042 remaja pelajar dan disabilitas di Jawa Timur menyelesaikan pelatihan kemampuan digital. Pelatihan ini bertujuan menyiapkan para remaja untuk dunia kerja yang menuntut keterampilan dalam teknologi digital.
Pelatihan merupakan kolaborasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pendidikan, dan Unicef Indonesia atau Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak. Pelatihan kemampuan digital merupakan pengembangan dari program jalur ganda (double track). Adapun jalur ganda merupakan program rintisan ITS, Pemprov Jatim, dan dunia usaha dunia industri (DUDI) 2017 yang mulai berjalan sejak tahun ajaran 2018 dengan sasaran pelajar SMA.
”Tahun lalu (2023), Unicef mengajak kerja sama ITS dan Pemprov Jatim untuk mengembangkan program double track ke pelatihan kemampuan digital,” kata Kepala Perwakilan Unicef Indonesia Wilayah Jawa Tubagus Arie Rukmantara dalam peluncuran ”Demo Day, Program Digital Skills Unicef untuk Generasi Terampil” di Surabaya, Rabu (28/2/2024).
Pelatihan berlangsung pada 13 Juli 2023 sampai 29 Februari 2024. Kegiatan terdiri dari sosialisasi ke sekolah sasaran, diskusi kelompok terpumpun (FGD), pelatihan untuk pelatih dan mentor, peluncuran program, pelatihan remaja, uji keterampilan, lokakarya, bootcamp, serta presentasi atau pemaparan hasil pelatihan. Pesertanya sebanyak 2.042 remaja dari 62 sekolah di 30 kabupaten/kota di Jatim.
Menurut Direktur Kerja Sama dan Pengembangan Usaha ITS Tri Joko Wahyu Adi, pelatihan kemampuan digital merupakan keterampilan baru atau tambahan untuk program jalur ganda. Di program itu, peserta mendapat pelatihan kecakapan kerja dan wirausaha. Pelatihan baru menambah keterampilan khusus dalam solusi digital.
Tri melanjutkan, pelatihan kemampuan digital telah menghasilkan 719 ide solusi, 81 aplikasi seluler, 148 aplikasi situs internet, 186 konten video layanan masyarakat, 335 konten poster dan pemasaran digital, dan 104 solusi produk nondigital, yakni tata boga, tata busana, dan tata rias.
Tamatan SMA memiliki tingkat kesulitan tersendiri untuk mendapat pekerjaan. Mereka tak dibekali keterampilan spesifik, apalagi yang tersertifikasi. Lulusan SMA cenderung menerima pekerjaan apa saja, bahkan dengan upah rendah atau tidak layak untuk kebutuhan kehidupan.
Dari 2.042 remaja peserta pelatihan, sebanyak 1.289 orang telah lulus SMA dan bekerja di dunia digital. Sebanyak 438 orang bekerja di bidang promosi media sosial, 338 orang bekerja di pembuatan poster produk, 194 orang bekerja di digital marketing-copywriting, 185 orang bekerja di penjualan lokapasar, dan 134 orang bekerja di penjualan lewat laman internet.
”Dalam pelatihan, peserta wajib membuat bakti karya digital untuk membantu masyarakat sekitar sekolah mereka menyelesaikan masalah dengan solusi digital,” kata Tri.
Adapun 2.042 remaja peserta berasal dari 52 SMA negeri dan swasta yang mayoritas siswa-siswinya sulit melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Jikapun lanjut ke kampus, hanya bagi pelajar berprestasi akademik tinggi melalui seleksi nasional berbasis prestasi (SNBP). Selain SMA, ada 10 lembaga formal pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) penyelenggara Paket C.
Kilas balik program jalur ganda diberlakukan bagi lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Tamatan SMA memiliki tingkat kesulitan tersendiri untuk mendapat pekerjaan. Mereka tak dibekali keterampilan spesifik, apalagi yang tersertifikasi. Lulusan SMA cenderung menerima pekerjaan apa saja, bahkan dengan upah rendah atau tidak layak untuk kebutuhan kehidupan.
Program jalur ganda ditujukan bagi SMA-SMA yang secara persentase, yakni lebih dari 65 persen lulusannya, tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Alasan klasik, tetapi masih relevan, adalah mereka tidak bisa lanjut masuk universitas atau perguruan tinggi karena tidak memiliki biaya. Mereka harus bekerja untuk keberlangsungan hidup. Biasanya, SMA-SMA yang lulusannya banyak yang tidak meneruskan pendidikan tinggi berada di kabupaten-kabupaten pelosok dengan karakter keluarga siswa/siswi tidak sejahtera.
Program ditujukan bagi siswa/siswi sejak kelas 11 (kelas 2) berlatar belakang keluarga tidak sejahtera dan diyakini tak akan lanjut ke pendidikan tinggi setamat SMA. Kegiatannya berupa pemberian keterampilan, antara lain multimedia, teknik elektro, teknik listrik, tata boga, tata busana, tata kecantikan, teknik kendaraan ringan, atau salah satu dari 17 bidang keahlian.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paweai sekaligus Penjabat Wali Kota Batu mengatakan, Pemprov Jatim meyakini manfaat besar dari program jalur ganda. Untuk itu, ITS diminta mengembangkan. Pelatihan kemampuan digital akan menambah keterampilan bagi lulusan SMA dalam dunia kerja yang menuntut solusi digital.
”Program double track bukan untuk menyaingi SMK, melainkan agar lulusan SMA yang terpaksa bekerja punya daya saing dan mendapat pekerjaan yang baik dan layak bagi penghidupannya,” kata Aries.