Puting Beliung Sulit Dicegah, tapi Bencana Bisa Dihindari
Puting beliung sulit dicegah dan diprediksi, tetapi ada beberapa langkah untuk mengurangi risiko bencana.
Proses pembentukan angin puting beliung sulit dicegah dan sistem peringatan dini meteorologi juga belum bisa memprediksi secara pasti kapan dan di mana pusaran angin ini akan muncul. Meski demikian, risiko bencana puting beliung bisa dikurangi dengan beberapa langkah dan persiapan.
Bencana puting beliung yang melanda Rancaekek, Bandung, Jawa Barat, dan diikuti dengan angin kencang hingga wilayah Jatinangor, Sumedang, pada Rabu (21/2/2024) sore, telah menyebabkan 116 rumah terdampak dan 32 orang terluka.
Peneliti Senior Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Didi Satiadi, Jumat (23/2/2023), mengutarakan, puting beliung di Rancaekek tergolong sangat kuat. Hal ini ditandai dengan area terdampak luas hingga menyebabkan bangunan rusak dan kendaraan terguling.
Sekalipun tergolong kuat, fenomena ini berbeda dengan tornado, yang biasa terjadi di daerah lintang menengah seperti di Amerika Serikat.
Menurut Didi, penyebab puting beliung di Rancaekek kemungkinan adalah terjadinya konvergensi angin dan uap air di daratan sekitar wilayah tersebut pada sore hari.
Hal ini menyebabkan pertumbuhan awan kumulonimbus (cumulonimbus/CB) yang sangat cepat dan meluas. Proses pembentukan awan membebaskan panas laten yang selanjutnya meningkatkan updraft atau aliran udara ke atas.
Baca juga: Bahaya Memandang Remeh Puting Beliung
Sebaliknya, updraft yang makin kuat menumbuhkan lebih banyak awan. Siklus umpan balik positif menyebabkan updraft kian kuat dan berputar karena ada windshear atau beda arah dan kecepatan angin. Kolom udara yang berputar makin kuat bisa mencapai permukaan tanah dan menghasilkan puting beliung.
Profesor riset di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Eddy Hermawan memaparkan, hampir semua kejadian ekstrem seperti puting beliung hingga kini sulit diprediksi kehadirannya. Selain terbatasnya data beresolusi tinggi, mekanisme pembentukan puting beliung belum dipahami dengan baik dan sempurna.
Dia juga mengingatkan agar warga memahami kejadian ektrem yang cenderung meningkat di masa depan. Karena kejadian ini terkait erat dengan perubahan suhu udara dan perubahan tekanan udara yang tiba-tiba naik drastis, saatnya alat pemantau perubahan tekanan dipasang, bisa barometer atau lainnya.
”Puting beliung tidak bisa kita cegah (kita redam), tetapi tanda-tanda kehadirannya bisa kita lihat, mulai dari langit mulai gelap, kecepatan angin permukaan meningkat, suhu udara panas terik di siang hari, tapi tiba-tiba mendingin di malam hari, dan lainnya,” tambahnya.
Mengenali ancaman
Menurut Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Guswanto, kemunculan puting beliung belum bisa dideteksi secara dini. Sejauh ini yang bisa dilakukan ialah memberikan prakiraan cuaca ekstrem Now Casting secara waktu nyata.
Namun, belum bisa dipastikan apakah cuaca ekstrem ini bisa diikuti puting beliung. Sebagaimana diketahui, cuaca ekstrem dipicu pertumbuhan awan kumulonimbus, yang antara lain bisa menyebabkan hujan lebat, bisa disertai kilat, atau angin kencang hingga puting beliung.
Puting beliung tidak bisa kita cegah (kita redam), tetapi tanda-tanda kehadirannya bisa kita lihat.
Puting beliung berbeda dengan tornado. Angin tornado memiliki skala lebih besar dan durasi lebih lama sehingga pergerakannya bisa dipantau lewat radar. Sementara puting beliung bisa terbentuk tiba-tiba, durasi lebih pendek, dan skala lebih kecil, sehingga sulit dikeluarkan peringatan dini puting beliung.
Peneliti iklim BMKG Siswanto memberi arahan agar warga mengantisipasi pertumbuhan awan kumulus, putih seperti kapas, hingga jadi kumulonimbus dan bisa memicu cuaca ekstrem. Jika pandangan ke horizon tertutup awan dan suasana jadi gelap, artinya kita berada di bawah awan kumulonimbus.
Kalau merasakan sensasi angin, kemungkinan tak lama lagi turun hujan. Sambaran petir bisa terjadi sebelum hujan ekstrem yang bisa disertai angin kencang dan lebat sekali. Jika diiringi angin tak beraturan, misalnya pepohonan tertiup tak menentu, tanda pergeseran angin bisa jadi puting beliung.
Baca juga: Memitigasi Puting Beliung
Mengurangi risiko
Guswanto mengatakan, jika kemudian kita berada di sekitar puting beliung, ada beberapa tips untuk mengurangi risiko bencana. Jika kita berada di dalam ruangan, segera tutup semua pintu dan jendela dengan rapat.
”Matikan seluruh aliran listrik di rumah dan bangunan tersebut, dan segera mencari tempat yang dinilai lebih kokoh dengan menghindari berada di dekat pintu atau jendela,” tuturnya.
Jika berada di luar ruangan, segera jauhi tiang listrik, papan reklame, ataupun bangunan tinggi lainnya. Warga juga diminta menghindari area lain yang berpotensi ambruk, seperti jembatan atau pohon tinggi. ”Segera cari tempat aman, duduk berlutut, dan pegang area belakang kepala,” kata Guswanto.
Amerika Serikat, yang memiliki ancaman tornado, telah membangun tempat perlindungan khusus, yang biasanya berupa ruang bawah tanah (rubanah). Namun, di Indonesia yang ancamannya berupa puting beliung, keberadaan rubanah perlindungan ini belum lazim.
Menurut American Meteorological Society, jika tidak ada rubanah, ruangan kecil di bagian dalam lantai paling bawah biasanya merupakan lokasi paling aman, jauh dari jendela, dinding luar, dan pintu garasi.
Interior kamar mandi, lemari, dan ruang penyimpanan di lantai paling bawah biasanya menjadi pilihan terbaik. Jika tidak ada waktu untuk mencapai lantai paling bawah, bagian tengah bangunan biasanya lebih aman daripada di dekat dinding luar, terutama yang berjendela.
Lorong memberi perlindungan lebih dibandingkan dengan ruangan dengan jendela atau dinding eksterior. Namun, aliran angin di lorong dengan pintu eksterior di tiap ujung bisa ditingkatkan dengan efek terowongan angin. Menutup pintu interior membantu menghambat aliran angin melalui struktur dalam beberapa kasus.
Perlindungan tambahan pada bangunan dapat diberikan dengan masuk ke dalam atau di bawah struktur atau benda kokoh seperti tangga, bak mandi, dan meja kerja. Itu dilakukan dengan menutupi diri dengan selimut, kasur, atau mantel, dan mengenakan pelindung kepala, seperti helm sepeda.
Baca juga: Angin Puting Beliung, Bencana Alam Kedua Tersering di Indonesia
Sementara jika berada di dalam kendaraan, harus segera keluar. Ada potensi puting beliung akan membawa kendaraan dan membalikkannya sehingga berbahaya jika berada di dalamnya. Segera mecari tempat berlindung, seperti bangunan yang kokoh.
Adapun persiapan yang bisa dilakukan guna mengantisipasi bencana ini, antara lain, mengecek kondisi pohon dan memangkasnya jika terlalu rindang. Selain itu, bangunan perlu diperkuat, terutama bagian atap, agar tidak mudah terbawa angin. Material atap juga disarankan dari bahan yang ringan.