Satu dari 10 Kelahiran Prematur Dikaitkan dengan Cemaran Kimia Plastik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan kimia cemaran plastik dapat memicu kelahiran dini.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Riset terbaru menunjukkan bahaya cemaran kimia dari bahan plastik yang penggunaannya semakin meluas. Sekitar 1 dari 10 kelahiran prematur di Amerika Serikat dikaitkan dengan paparan bahan kimia produk plastik yang umum dipakai pada ibu hamil.
Bahan kimia tersebut, yaitu di-2-ethylhexyl phthalate (DEHP) atau biasa disingkat sebagai phthalates, digunakan untuk melunakkan plastik dan dapat ditemukan di ribuan barang konsumen, termasuk wadah dan pembungkus plastik, produk perawatan kecantikan, dan mainan.
Bahan kimia phthalates telah dikenal selama beberapa dekade sebagai ”pengganggu hormon” yang memengaruhi sistem endokrin seseorang dan sebelumnya telah dikaitkan dengan obesitas, penyakit jantung, beberapa jenis kanker, dan masalah kesuburan. Temuan terbaru kali ini menunjukkan kemungkinan bahaya lain dari bahan kimia yang kerap terdapat di bahan-bahan plastik ini.
Laporan studi baru ini dipublikasikan di The Lancet Planetary Health pada Rabu (7/2/2024) dengan penulis pertama Leonardo Trasande, peneliti dari Division of Environmental Pediatrics New York University Grossman School of Medicine. ”Karena memengaruhi hormon, bahan kimia ini (phthalates) dapat memicu kelahiran dini,” kata Trasande.
Kajian dilakukan dengan menganalisis tingkat phthalates dalam urine lebih dari 5.000 wanita hamil di Amerika Serikat. Melalui metode ini, para peneliti dapat mengetahui bagaimana paparan bahan kimia dapat memengaruhi seberapa dini bayi dilahirkan.
Hasil penelitian menunjukkan, 10 persen ibu dengan kadar phthalates tertinggi memiliki peningkatan risiko melahirkan sebelum minggu ke-37 sebesar 50 persen dibandingkan dengan 10 persen ibu dengan tingkat terendah.
Dengan mengekstrapolasi temuan mereka di seluruh AS, para peneliti mengatakan bahwa hampir 56.600 kelahiran prematur mungkin disebabkan oleh paparan phthalates pada tahun 2018 saja atau sekitar 10 persen dari kelahiran prematur di negara itu pada tahun tersebut.
Bayi yang lahir prematur atau dengan berat badan rendah cenderung memiliki lebih banyak masalah kesehatan di kemudian hari, termasuk risiko stunting (tengkes). Para peneliti memperkirakan biaya medis dan sosial yang diakibatkan oleh paparan phthalates pada kelahiran prematur di Amerika Serikat adalah antara 1,6 dan 8,1 miliar dollar AS.
Meskipun penelitian ini dilakukan di AS, Trasande mengatakan bahwa phthalates ada di mana-mana sehingga 5-10 persen kelahiran prematur di sebagian besar negara lain mungkin juga terkait dengan bahan kimia tersebut.
Untuk menghindari risiko paparan bahan kimia ini, para peneliti merekomendasikan agar masyarakat, terutama ibu hamil, lebih berhati-hati menggunakan plastik. Trasande memperkirakan lebih dari tiga perempat paparan phthalates disebabkan oleh plastik.
Trasande mengatakan, manfaat plastik bagi masyarakat perlu dipertimbangkan dan dibandingkan dengan dampak buruknya. Para peneliti juga menyerukan perjanjian global untuk mengurangi produksi plastik secara drastis.
”Orang-orang yang memproduksi plastik tidak menanggung dampak kesehatannya. Mereka tidak merawat bayi-bayi prematur ini,” katanya.
Para peneliti mengatakan bahwa hampir 56.600 kelahiran prematur mungkin disebabkan oleh paparan ’phthalates’ pada tahun 2018.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan potensi ancaman yang ditimbulkan DEHP phthalates, beberapa perusahaan plastik telah mencoba menggantinya dengan senyawa lain dari kelompok kimia tersebut. Menurut Trasande, yang lebih menakutkan tentang studi baru ini adalah bahwa pengganti phthalates ini dikaitkan dengan efek yang lebih kuat daripada DEHP phthalates. Dia menyerukan agar phthalates diatur sebagai suatu kelompok daripada berfokus pada senyawa tertentu.
Stephanie Eick, peneliti kesehatan reproduksi di Universitas California, San Francisco, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, sebagaimana diwawancarai AFP, mengatakan, penelitian tersebut tidak dapat membuktikan secara pasti bahwa kelahiran prematur secara langsung disebabkan oleh phthalates. Namun, kini terdapat banyak sekali penelitian observasional yang mendukung hipotesis ini.
Untuk menghindari paparan, Eick menyarankan masyarakat untuk mengurangi konsumsi makanan yang dibungkus plastik dan menghindari produk perawatan pribadi yang mengandung phthalates.
Trasande memperingatkan bahwa memasukkan wadah plastik ke dalam microwave atau mesin pencuci piring dapat mengeluarkan phthalates sehingga nantinya dapat terserap ke dalam makanan.