Olahraga Rutin Ibu Hamil Dukung Tumbuh Kembang Anak Optimal
Olahraga rutin pada ibu hamil sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang bayi menjadi lebih optimal.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Olahraga rutin amat disarankan untuk dilakukan, setidaknya empat minggu sebelum masa kehamilan dan dilanjutkan selama masa kehamilan. Olahraga teratur dapat meningkatkan antioksidan tubuh serta mencegah stres oksidatif pada ibu hamil yang dapat mendukung lingkungan yang baik bagi tumbuh kembang janin. Bahkan, kondisi tersebut bisa berdampak jangka panjang sampai anak dilahirkan.
Hal tersebut disampaikan oleh Siti Farida dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Farmasi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) di Jakarta, Sabtu (27/1/2024). Dalam upacara pengukuhan yang dipimpin oleh Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro itu juga dikukuhkan dua guru besar FKUI, yaitu Kusmardi dan Rina Agustina.
Farida mengatakan, stres oksidatif yang terjadi pada kehamilan dapat membahayakan perkembangan janin. Stres oksidatif dapat mengganggu metabolisme, menghambat pertumbuhan, dan menyebabkan berat badan lahir rendah pada bayi.
Stres oksidatif yang terjadi pada kehamilan dapat membahayakan perkembangan janin. Stres oksidatif dapat mengganggu metabolisme, menghambat pertumbuhan, dan menyebabkan berat badan lahir rendah pada bayi.
Dalam jangka panjang, kondisi itu akan berisiko menyebabkan sejumlah penyakit kronis ketika berusia dewasa. Stres oksidatif ketidakseimbangan radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh.
”Dengan olahraga teratur, ibu hamil dapat meningkatkan antioksidan tubuh dan mencegah stres oksidatif dalam kehamilan. Dengan begitu, ibu dapat memberikan lingkungan yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan janin, pemrograman mitokondria dan pankreas anak, serta menurunkan risiko stunting anak yang dilahirkan,” katanya.
Kesimpulan tersebut didapatkan berdasarkan studi eksperimental yang dilakukannya bersama tim pada 24 ekor tikus Wistar betina. Studi dilakukan dengan memberikan latihan olahraga pada tikus pada empat minggu sebelum kehamilan sampai hari ke-18 masa kehamilan atau tiga hari sebelum masa melahirkan pada tikus.
Hasil studi tersebut memperlihatkan bahwa latihan olahraga dengan intensitas sedang mulai empat minggu sebelum kehamilan sampai hari ke-18 masa kehamilan pada tikus atau setara dengan trimester kedua pada perempuan hamil dapat mencegah terjadinya stres oksidatif pada kehamilan. Hal itu juga sekaligus dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin serta pemrograman mitokondria dan sel beta pankreas pada anak menjadi lebih baik.
Mitokondria merupakan bagian dari sel tubuh yang sangat penting untuk pernapasan dan penghasil energi, aktivitas sel, ataupun pada sel beta pankreas. Sel ini penting untuk meregulasi pengeluaran insulin pada tubuh untuk menjaga kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi resistensi insulin, kadar glukosa darah menjadi tidak terkendali sehingga berisiko mengalami diabetes melitus tipe 2.
Selain menurunkan resistensi insulin, Farida menambahkan, olahraga rutin pada masa kehamilan juga bermanfaat untuk menurunkan risiko obesitas dan risiko penyakit metabolik ketika anak berusia dewasa. Sel mitokondria berada di hampir seluruh sel tubuh sehingga ketika pemrograman mitokondria baik di dalam tubuh, fungsi organ-orang lain akan baik pula.
Meski begitu, Farida mengatakan, upaya untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal harus dilakukan secara komprehensif. Optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama upaya pencegahan tengkes pada anak, dapat dilakukan dengan memastikan pemenuhan nutrisi yang adekuat mulai dari masa kandungan hingga anak berusia dua tahun. Pastikan pula dilakukan pemantauan kesehatan yang rutin, edukasi perilaku hidup sehat dan bersih, edukasi perlunya olahraga atau aktivitas fisik pada ibu hamil, serta edukasi pola asuh yang baik.
Probiotik
Dalam kesempatan yang sama, Rina Agustina ketika menyampaikan pidato pengukuhannya menuturkan, pemanfaatan suplementasi probiotik juga penting untuk mengatasi masalah malanutrisi pada masyarakat di berbagai siklus kehidupan, termasuk pada ibu hamil. Probiotik secara keseluruhan dapat mencegah terjadinya disbiosis saluran cerna.
Disbiosis pada saluran cerna atau disbiosis mikrobiota usus merupakan kondisi ketika mikrobiota pada usus tidak seimbang. Kondisi itu menyebabkan racun dan partikel makanan masuk ke aliran darah yang dapat mengganggu fungsi pencernaan dan penyerapan gizi. Karena itu, seseorang yang mengalami disbiosis saluran cerna berisiko mengalami infeksi, malanutrisi, obesitas, dan penyakit tidak menular.
”Efek jangka pendek probiotik dapat mengurangi risiko diare terutama pada anak yang kekurangan gizi serta efek jangka panjang dapat mencegah gangguan kognitif dan gejala depresi pada remaja. Secara keseluruhan, probiotik bermanfaat mencegah disbiosis saluran cerna,” tutur Rina.