Pendidikan prasekolah atau pendidikan anak usia dini akan jadi bagian wajib belajar 13 tahun.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pendidikan anak usia dini semakin penting sejalan rencana pemerintah mengembangkan wajib belajar 13 tahun, termasuk wajib satu tahun prasekolah. Oleh sebab itu, layanan pendidikan anak usia dini yang berkualitas perlu didukung oleh guru yang memenuhi kualifikasi, profesional, dan bermutu.
Pada 2021, guru pendidikan anak usia dini (PAUD) yang memiliki kualifikasi pendidikan S-1 masih di bawah 50 persen. Dari jumlah tersebut, baru sepertiga yang program studinya linier dengan PAUD.
Untuk mendukung penyediaan guru PAUD berkualitas, Universitas Terbuka (UT) yang sudah memiliki pendidikan jarak jauh S-1 program studi (prodi) Pendidikan Guru PAUD (PG PAUD), tahun ini membuka prodi baru S-2/Magister PAUD (MPAD). Selain itu, dibuka juga prodi S-1 Pendidikan Agama Islam (PAI) karena jumlah guru mata pelajaran agama Islam masih kurang.
Rektor UT Ojat Darojat, Selasa (16/1/2024), mengatakan, studi baru diluncurkan untuk menjawab kebutuhan di lapangan. Prodi MPAD, misalnya, dibuat karena ada permintaan Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI)-Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) melalui perjanjian kerja sama tahun 2018 tentang Penyelenggaraan S-1 dan S-2 PAUD UT.
Selama 2017–2023, S-1 PG PAUD UT telah meluluskan 9.401 orang yang sebagian besar belum melanjutkan ke jenjang S-2. Padahal, berdasarkan survei UT, sekitar 71 persen responden lulusan PG PAUD dan bukan berminat melanjutkan ke jenjang magister PAUD. Di 2024, prodi MPAD UT yang pembelajarannya digelar secara jarak jauh baru dibuka di lima kota, yakni Bandar Lampung, Bandung, Denpasar, Jember, dan Semarang.
Ojat menambahkan, berdasarkan data Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, terdapat 149 prodi S-1 PG PAUD di Indonesia. Namun, baru ada 13 prodi S-2 PG PAUD.
”Peran UT sangat strategis dalam peningkatan kualifikasi guru PAUD. Pengalaman UT dalam penyelenggaran pendidikan S-1 PG PAUD yang sudah terakreditasi A menjadi modal dasar penyelenggaraan Magister S-2 PAUD yang berkualitas untuk mendukung pendidikan berkelanjutan,” ujar Ojat.
Guru berkualitas
Ketua Dewan Pembina Ikatan Doktor PAUD Indonesia (Ikad PAUDI) Fasli Jalal mengatakan, sebelum sekolah ke jenjang SD, anak-anak Indonesia harus mendapat pendidikan dan pengembangan holistik-integratif di jenjang PAUD. Standar dan kurikulum, proses pembelajaran yang baik hingga asesmen anak usia dini harus disesuaikan dengan tumbuh kembang anak.
”Implementasinya harus didukung dengan tersedianya guru-guru PAUD yang berkualitas. Banyak permainan dan seni budaya tradisional yang bisa dimanfaatkan pendidik PAUD untuk menstimulasi anak. Untuk itu, para guru butuh didampingi dan dilatih agar dapat menyusun modul pembelajaran yang mengembangkan motorik kasar-halus dan kemampuan anak usia dini lainnya dengan memanfaatkan apa yang ada di sekitar anak,” ujar Fasli.
Pendidikan prasekolah sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Dengan kebijakan Merdeka Belajar Episode 24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan, pendidikan di PAUD tidak lagi fokus pada membaca, menulis, dan menghitung. Pendidikan anak usia dini harus mampu menyiapkan fondasi belajar anak yang holistik, yakni mengenal nilai agama dan budi pekerti, kematangan emosi yang cukup untuk berkegiatan di lingkungan belajar; dan keterampilan sosial dan bahasa yang memadai untuk berinteraksi sehat dengan teman sebaya dan individu lain.
Sebelumnya, Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) Didik Darmanto mengatakan, partisipasi anak usia 3-6 tahun pada PAUD masih rendah. Dari tahun ke tahun, partisipasi tersebut justru menurun. Pemerintah akan mempercepat penyelenggaraan wajib belajar 13 tahun dengan menjadikannya sebagai salah satu agenda superprioritas. Itu artinya, wajib belajar akan dimulai dari satu tahun prasekolah dilanjutkan 12 tahun pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
”Pendidikan prasekolah sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Ketika kita bisa berikan investasi sejak usia dini, itu manfaatnya amat besar. Jadi, pendorong perubahan kita itu adalah memastikan wajib belajar 13 tahun dengan satu tahun prasekolah,” kata Didik.
Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik menunjukkan, angka partisipasi kasar (APK) PAUD menurun. Pada 2018, angka partisipasi PAUD sempat meningkat menjadi 37,9 persen dari 33,8 persen pada 2017. Namun, pada tahun berikutnya angka itu cenderung menurun, menjadi 36,9 persen pada 2019, 37,5 persen (2020), 35,5 persen (2021), dan 35,2 persen (2022).