Stok Vaksin DPT Kosong, Februari Diperkirakan Baru Tersedia
Kekosongan stok vaksin DPT-HB-Hib terjadi di sejumlah daerah. Vaksin itu diperkirakan baru tersedia pada Februari.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kekosongan stok vaksin DPT-HB-Hib terjadi di sebagian wilayah. Kekosongan bahkan sudah terjadi sejak Desember 2023. Kementerian Kesehatan memperkirakan vaksin tersebut baru akan tersedia pada Februari 2024.
Kekosongan vaksin DPT-HB-Hib setidaknya terjadi di Puskesmas Sedayu 1, Bantul, DI Yogyakarta. Kader Posyandu Klangon, Elsita, menuturkan, kekosongan vaksin jenis tersebut sudah terjadi sejak Desember 2023. Pelayanan untuk imunisasi dengan vaksin tersebut belum bisa dilakukan. ”Kami sudah buat pengumuman ke masyarakat soal vaksin DPT yang tidak tersedia, baik secara langsung maupun lewat media sosial,” tuturnya saat dihubungi dari Jakarta, Senin (8/1/2024).
Kondisi stok vaksin DPT-HB-Hib yang kosong juga diumumkan oleh sejumlah puskesmas di berbagai daerah di Indonesia. Itu antara lain di Puskesmas Ganting, Sidoarjo; Puskesmas Kedungmundu, Semarang; Puskesmas Kartasura, Sukoharjo; Puskesmas Janti, Kota Malang; dan Puskesmas Pancoran, DKI Jakarta. Pengumuman mengenai kekosongan vaksin DPT-HB-Hib disampaikan melalui akun Instagram masing-masing puskesmas tersebut.
Kondisi kekosongan stok vaksin pentabio DPT-HB-Hib tersebut disampaikan pula oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Lies Dwi Oktavia. Kekosongan vaksin tersebut terjadi hampir secara nasional.
”Kami telah meminta kepada petugas kesehatan untuk mencatat anak balita yang seharusnya terjadwal mendapatkan vaksin DPT pada Januari ini. Jika nanti vaksin sudah tersedia, anak-anak balita tersebut bisa segera divaksin,” katanya.
Berusaha memenuhi
Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine menuturkan, kekosongan ketersediaan vaksin di sejumlah wilayah terjadi akibat keterlambatan penyediaan vaksin dari produsen PT Bio Farma.
Untuk mengatasi kondisi itu, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mengenai Antisipasi Kekosongan Vaksin DPT-HB-Hib Tahun 2024. Dalam surat edaran tersebut disampaikan, vaksin DPT-HB-Hib diperkirakan baru akan tersedia pada minggu pertama Februari 2024 sehingga pada Januari 2024 tidak dapat dilaksanakan imunisasi untuk vaksin tersebut.
Kementerian Kesehatan kini tengah berupaya memenuhi kebutuhan vaksin tersebut dari vaksin impor. Stok dari vaksin itu menurut rencana akan datang secara bertahap mulai Februari 2024.
Vaksin DPT-HB-Hib diperkirakan baru akan tersedia pada minggu pertama Februari 2024 sehingga pada Januari 2024 tidak dapat dilaksanakan imunisasi untuk vaksin tersebut.
Prima mengatakan, bagi wilayah yang masih memiliki ketersediaan stok vaksin DPT-HB-Hib diharapkan bisa memanfaatkannya secara optimal untuk imunisasi rutin ataupun imunisasi kejar sampai mencapai masa kedaluwarsa dari vaksin. Petugas kesehatan pun diminta mencatat sasaran yang seharusnya mendapatkan vaksin tersebut pada Januari-Februari 2024, tetapi tidak bisa mendapatkannya karena kekosongan vaksin. Sasaran tersebut akan menjadi sasaran imunisasi kejar setelah stok vaksin tersedia.
”Kepala dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota agar melakukan monitoring terhadap pelaksanaan imunisasi DPT-HB-Hib rutin ataupun kejar sehingga kekosongan vaksin pada awal tahun ini tidak menyebabkan penurunan capaian imunisasi rutin,” ujarnya.
Vaksin DPT-HB-Hib perlu diberikan untuk mencegah penyakit difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe B. Adapun jadwal pemberian imunisasi bayi dan baduta untuk vaksin DPT-HB-Hib diberikan pada usia 2 bulan untuk dosis pertama, pada usia 3 bulan untuk dosis kedua, dan usia 4 bulan untuk dosis ketiga. Vaksin DPT-HB-Hib dosis keempat diberikan pada usia 18 bulan.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso menuturkan, kondisi kekosongan vaksin DPT-HB-Hib yang terjadi secara nasional sangat disayangkan. Keterlambatan dalam pemberian vaksinasi dapat berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
”Kami mendorong agar stok vaksin untuk program imunisasi nasional bisa selalu terjaga agar cakupan imunisasi tetap tinggi dan mencegah timbulnya KLB,” tuturnya.