Pemda Perlu Tingkatkan Antisipasi Bencana Saat Musim Hujan
Antisipasi perlu ditingkatkan, khususnya untuk daerah-daerah yang rentan terhadap bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir dan tanah longsor.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, perlu diwaspadai menyusul adanya potensi hujan lebat akibat cuaca ekstrem yang terjadi saat ini. Antisipasi dan kesiapsiagaan juga perlu ditingkatkan, khususnya untuk daerah-daerah yang rentan terhadap bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir dan tanah longsor.
Kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah juga perlu ditingkatkan di wilayah tinggi kejadian bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, Jawa Barat menjadi provinsi yang mengalami kejadian bencana terbanyak sepanjang 2023 dengan 754 kejadian, disusul Jawa Tengah (580 kejadian), Kalimantan Selatan (490), Sulawesi Selatan (268), Kalimantan Timur (252), dan Aceh (230).
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan, BNPB sudah melakukan antisipasi bencana hidrometeorologi basah sejak November 2023. Antisipasi dilakukan lebih dini meskipun saat itu baru sekitar 67 persen wilayah Indonesia yang memasuki musim hujan.
”Antisipasi bencana membutuhkan alat, personel, hingga anggaran. Oleh karena itu, kami melakukan upaya bagaimana BNPB bisa turun mengintervensi atau mendukung pemerintah daerah secara langsung,” ujarnya ketika dihubungi, Kamis (4/1/2024).
BNPB telah memetakan sejumlah wilayah yang rentan terhadap bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir dan tanah longsor, dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota. Tercatat tujuh provinsi memiliki kerentanan bencana tinggi, yaitu Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
Menurut Abdul, dalam tiga tahun terakhir terdapat pergeseran kerawanan bencana di wilayah Kalimantan. Wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah kini memiliki intensitas kejadian banjir yang signifikan, khususnya di sepanjang kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas. Waktu surut banjir ini juga terjadi dalam waktu yang cukup lama.
Abdul menekankan, kepekaan pemerintah daerah (pemda) sangat penting dalam mengantisipasi bencana hidrometeorologi basah di wilayahnya masing-masing. Setiap pemda dapat menetapkan status siaga darurat sehingga daerah bisa melakukan intervensi secara langsung dalam mengantisipasi ataupun menanggulangi bencana yang terjadi.
”Saat ini, Banten dan Jabar sudah menetapkan status siaga darurat sehingga kita bisa melakukan operasi TMC (teknologi modifikasi cuaca). Jadi, di daerah-daerah yang diperkirakan akan mengalami hujan dengan intensitas tinggi bisa diturunkan dulu hujannya di tempat lain sebelum awannya terakumulasi,” ujarnya.
Hasil analisis hingga sepekan ke depan menunjukkan, kondisi dinamika atmosfer yang terjadi saat ini dapat memicu adanya potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah.
Selain pemda, kata Abdul, antisipasi terhadap bencana hidrometeorologi juga perlu dilakukan oleh masyarakat, khususnya yang tinggal di wilayah dengan kelerengan curam dan minim vegetasi. Masyarakat di wilayah tersebut perlu waspada dan melakukan antisipasi bila terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan terjadi secara terus menerus.
Salah satu wilayah yang tengah menghadapi bencana hidrometerologi banjir dan longsor ialah Jambi. Sampai sekarang, banjir yang terjadi imbas meluapnya debit air Sungai Batang Merao ini masih merendam sejumlah wilayah di Kabupaten Kerinci, Jambi. Lebih dari 13.000 warga di 11 kecamatan terdampak kejadian yang terjadi sejak Sabtu (30/12/2023).
Laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat, banjir tersebut juga merendam 3.588 rumah. Dari total rumah terdampak, sebanyak 26 rumah mengalami rusak berat, 49 rusak sedang, dan 27 rusak ringan. Kejadian ini juga mengakibatkan tiga jembatan rusak berat.
Puncak musim hujan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, beberapa wilayah di Indonesia diperkirakan akan mengalami puncak musim hujan antara Januari-Maret 2024. Wilayah tersebut meliputi Sumatera Selatan bagian selatan, Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Pulau Jawa.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, BMKG terus melakukan pembaruan dan monitoring kondisi cuaca untuk mengantisipasi peningkatan cuaca ekstrem. Hasil analisis hingga sepekan ke depan menunjukkan, kondisi dinamika atmosfer yang terjadi saat ini dapat memicu adanya potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah.
Salah satu dinamika atmosfer tersebut, yakni adanya Monsun Asia Musim Dingin yang diasosiasikan sebagai musim angin baratan. Dinamika atmosfer ini berdampak terhadap potensi peningkatan massa udara basah di sekitar wilayah Indonesia sehingga pertumbuhan awan hujan di periode Januari ini diprediksikan cukup intens.
Selain itu, aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) saat ini juga sudah mulai memasuki wilayah Indonesia. Dalam sepekan ke depan, secara tidak langsung aktivitas tersebut dapat memicu peningkatan potensi hujan intensitas sedang hingga lebat di beberapa wilayah.
”Kondisi tersebut diperkuat dengan adanya aktivitas gelombang Rossby di wilayah Indonesia bagian barat dan cukup bertahan hingga lima hari ke depan. Sementara faktor dinamika lain yang turut memperkuat potensi tersebut adalah terbentuknya pola pertemuan angin dan belokan angin di sekitar wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan,” kata Guswanto.
Dengan kondisi dinamika atmosfer tersebut, untuk sepekan ke depan perlu diwaspadai potensi hujan intensitas lebat di sebagian wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, dan DKI Jakarta.
Kemudian, wilayah lainnya yang berpotensi terjadi hujan intensitas lebat ialah Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.