Wapres Dorong Duplikasi Inovasi yang Sukses Menurunkan Tengkes
Wapres Ma'ruf Amin mendorong program inovatif yang secara data terbukti sukses menurunkan tengkes diduplikasi di daerah lain.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Langkah inovatif diperlukan untuk mempercepat target penurunan prevalensi tengkes di angka 14 persen pada tahun 2024. Wakil Presiden Ma’ruf Amin pun mendorong agar inovasi yang terbukti berhasil menurunkan tengkes di suatu daerah diduplikasi di berbagai daerah lainnya.
”Saya sangat tertarik di sini ada day care, anak-anak diasuh dan dijaga tiap hari, kenaikan (tinggi badan) mencapai 60 persen, ini murni idenya Semarang,” kata Wakil Presiden Ma'ruf Amin seusai mengunjungi Rumah Pelita di Jalan Candi Pawon Timur III, Manyaran, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Kamis (28/12/2023).
Pada kesempatan tersebut, Wapres menuturkan, apabila program seperti Rumah Pelita secara data dinilai berhasil menurunkan angka tengkes, nantinya akan diduplikasi di berbagai daerah lainnya. ”Kalau model seperti ini berhasil, nanti kita akan kembangkan dan tularkan ke daerah-daerah lain,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Mochamad Abdul Hakam mengatakan, upaya Pemerintah Kota Semarang selama ini telah membuahkan hasil signifikan. ”Kalau di sini presentasinya Semarang 1,14 persen. Pada awal tahun di angka 1.600, kemudian data cut off November sudah 912 anak,” katanya.
Abdul Hakam menuturkan, program ini secara intensif menyasar anak-anak dengan kategori tengkes dari keluarga kurang mampu. ”Ini rumah penanganan gizi lintas sektor. Day care ini tata laksana komprehensif, diberikan bantuan makanan tambahan, kegiatan PAUD (pendidikan anak usia dini), makanan ringan, makan siang, lalu kemudian dimandikan sebelum dijemput orangtuanya,” ujarnya.
Kalau model seperti ini berhasil, nanti kita akan kembangkan dan tularkan ke daerah-daerah lain.
Menurut Abdul Hakam, nantinya program Day Care akan diperbanyak hingga di seluruh kecamatan di Semarang. ”Saat ini sudah ada 8 masing-masing di setiap kecamatan. Tahun depan 16 day care di masing-masing kecamatan di Semarang, lengkap dengan tenaga nutrisionis dan psikolog pendamping,” katanya.
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Wakil Presiden menginformasikan, Rumah Pelita yang diresmikan pada 21 Februari 2023 adalah salah satu inovasi dalam upaya percepatan penanganan tengkes di Semarang. Inovasi ini menyasar anak balita berusia di bawah dua tahun (baduta) dengan tengkes karena pola asuh.
Program yang dijalankan melalui pola day care atau taman penitipan anak tanpa biaya. Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak dengan membantu orangtua dalam melaksanakan peran pengasuhan, pendidikan, perawatan, dan perlindungan selama orangtua bekerja.
Rumah Pelita saat ini menangani 10 anak dan telah meluluskan 12 anak sebelumnya. Selain kepada para baduta dengan tengkes, Rumah Pelita juga menyelenggarakan program Kelas Ibu Hamil dengan kekurangan energi kronis.
Ibu hamil dengan kekurangan energi kronis adalah ibu hamil dengan ukuran lingkar lengan atas di bawah 23,5 sentimeter atau indeks massa tubuh pada prahamil atau trimester I (usia kehamilan kurang dari atau sama dengan 12 minggu) di bawah 18,5 kilogram/meter kubik atau kurus.
Mereka diberikan intervensi berupa penyuluhan tentang kehamilan, bantuan makanan tambahan, senam hamil, dan pemeriksaan perkembangan kehamilan secara lebih intensif. Program ini juga sebagai upaya pencegahan kelahiran anak dengan tengkes.
Selain Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Mochamad Abdul Hakam, turut mendampingi Wapres pada kesempatan tersebut, antara lain, Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana dan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.