Kasus Covid-19 Berpotensi Melonjak Setelah Libur Natal dan Tahun Baru
Masyarakat diimbau menggunakan masker di perjalanan dan melengkapi diri dengan vaksinasi penguat Covid-19 sebelum berlibur.
Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Kesehatan memprediksi ada potensi kenaikan kasus Covid-19 setelah libur Natal dan Tahun Baru 2024. Masyarakat diimbau untuk melengkapi diri dengan vaksinasi penguat Covid-19 di fasilitas kesehatan terdekat sebelum berlibur dan menggunakan masker selama di perjalanan.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi mengungkapkan, peningkatan kasus Covid-19 ini terjadi akibat adanya varian baru, yakni varian Omicron XBB 1.5, Omicron subvarian EG2, dan Omicron subvarian EG5. Walau Omicron dikenal sebagai varian dengan tingkat mematikan rendah, masyarakat diminta tetap waspada.
”Varian Omicron memang sifatnya lebih cepat menular, tetapi fatalitasnya rendah. Namun, kita harus tetap waspada. Terutama ini mau liburan, kalau yang sakit ya perlu pakai masker atau jangan pergi,” kata Imran dalam diskusi di Jakarta, Selasa (19/12/2023).
Kemenkes mencatat, dalam dua minggu terakhir pada 6-18 Desember 2023 sudah ada 2.204 kasus positif Covid-19 yang terdeteksi di Indonesia. Sementara pasien yang meninggal dunia sejak November ada 13 jiwa. Rata-rata kasus meninggal dunia dikarenakan komorbid yang menyertai. Angka bisa melonjak jika terjadi mutasi virus, seperti saat pandemi lalu akibat varian B.1.617.2 atau Delta.
Wilayah yang melaporkan peningkatan kasus Covid-19, antara lain Bali, Bangka Belitung, Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Papua Barat, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Adapun kasus tertinggi ditemukan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur.
Ribuan kasus ini pun terdeteksi didominasi oleh pasien di fasilitas kesehatan yang dites Covid-19 sebelum menjalani tindakan medis lainnya. Sementara orang yang melakukan tes secara mandiri sudah sepi sehingga diperkirakan lebih banyak kasus yang tidak terdeteksi di tengah masyarakat.
”Jumlah orang yang membutuhkan ICU memang meningkat, tetapi masih jauh dibandingkan kapasitas yang ada, masih di bawah 5 persen. Cuma, karena akhir tahun ini kita harus memitigasi, rumah sakit sudah kami suruh untuk menyiapkan oksigen, obat-obatan, dan lain-lain sehingga ketika ada lonjakan tidak gagap,” ucapnya.
Apa pun masalah kesehatan yang kita hadapi, benteng terdepan itu adalah masyarakat karena yang tidak tahu cara mengatasinya adalah masyarakat sehingga edukasi masyarakat perlu dikuatkan.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk melengkapi dosis vaksinasi Covid-19 untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di tengah masyarakat saat libur Natal dan Tahun Baru. Aturan ini tertuang dalam Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor IM.02.04/C/4864/2023 tertanggal 15 Desember 2023.
Terlebih, Survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat, 107 juta masyarakat akan melakukan perjalanan berupa wisata dan mudik selama momentum Natal dan Tahun Baru. Angka ini lebih tinggi 43 persen daripada tahun lalu.
”Stok vaksin masih ada 3,5 juta-4 juta. Namun, secara nasional belum ada kebijakan untuk membuat sentra vaksinasi. Kemarin saya lihat Dinas Kesehatan DKI membuat sentra vaksin di car free day itu baik, terserah dinkesnya,” ungkap Imran.
Edukasi kepada masyarakat
Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan menambahkan, garda terdepan untuk menciptakan masyarakat yang sehat adalah masyarakat itu sendiri, bukan dokter atau tenaga kesehatan. Edukasi kepada masyarakat harus semakin diperkuat sehingga vaksinasi bisa mencapai target.
”Apa pun masalah kesehatan yang kita hadapi, benteng terdepan itu adalah masyarakat karena yang tidak tahu cara mengatasinya adalah masyarakat sehingga masyarakat perlu dikuatkan,” kata Ede.
Saat ini jumlah orang yang divaksin penguat di Indonesia masih rendah. Total orang yang sudah divaksinasi dosis penguat tahap pertama baru mencapai 69.306.719 orang atau 36,17 persen dan penguat tahap kedua hanya 3.622.222 orang atau hanya 2 persen.
Rekomendasi Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) nomor ITAGI/SR/6/2023 menyatakan, vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia pada saat ini. Masyarakat dapat diberikan vaksinasi Covid-19 dengan menggunakan vaksin apa pun yang tersedia sesuai dengan ketentuan sehingga masyarakat tidak perlu memilih-milih jenama vaksin.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy juga meminta pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan tanpa menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat. Status endemi yang ditetapkan bukan berarti tidak ada lagi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 sehingga jumlah kasus ini akan selalu fluktuatif.
”Jangan kemudian menciptakan kepanikan-kepanikan, termasuk aparat di daerah tidak usah menganggap ini suatu hal yang luar biasa, ini biasa-biasa saja dan sudah kita prediksi bahwa nanti ketika memasuki masa endemi itu Covid-19 masih akan tetap bergentayangan di sekitar kita,” kata Muhadjir kepada wartawan di Kemenko PMK, Senin (18/12/2023).