Indonesia Perkuat Kolaborasi Perguruan Tinggi Global
Perguruan tinggi di Indonesia terus memperkuat perannya tidak hanya dalam pendidikan, tetapi juga mengatasi beragam masalah global.
JAKARTA, KOMPAS — Kerja sama perguruan tinggi Indonesia dengan berbagai perguruan tinggi luar negeri terus diperkuat untuk meningkatkan mutu lembaga dan lulusan. Kemitraan perguruan tinggi lintas negara ini diharapkan dapat mendukung kontribusi pendidikan tinggi untuk mengatasi beragam tantangan dunia saat ini.
Lewat program Higher Education Partnership Initiative (HEPI) yang didanai USAID, yang dilaksanakan oleh Arizona State University, perguruan tinggi Indonesia didukung untuk mengembangkan masa depan Indonesia di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM). Dalam acara Konferensi STEM (STEMCON) pada 29-30 November 2023 bertema ”Mengembangkan Tenaga Kerja STEM melalui Kemitraan Pemerintah-Swasta AS dan Indonesia”, dibahas pertukaran ide dan ditampilkan kasus penggunaan terbaik di kelas yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas, kualitas, dan kesiapan kerja lulusan STEM.
Koordinator Penjaminan Mutu Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kevin Marbun mengatakan, universitas memainkan peran penting dalam membina generasi profesional STEM masa depan. Program USAID HEPI, dengan mengadopsi model komunitas praktik, berdedikasi untuk membina kemitraan dan jalur STEM. Hal ini melibatkan institusi pendidikan tinggi Amerika Serikat dengan tiga universitas mentor utama di Indonesia, 16 universitas afiliasi, dan sepuluh mitra industri.
Baca juga : Talenta Muda Bidang STEM Semakin Dibutuhkan
”Melalui upaya kolaboratif ini, inisiatif ini bertujuan untuk mengatasi tantangan pendidikan STEM, menyempurnakan kurikulum, dan meningkatkan metode pengajaran. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa lulusan tidak hanya berpengalaman di bidangnya, tetapi juga siap terjun ke industri,” kata Kevin.
Para pembuat kebijakan, pimpinan universitas, dan pakar industri secara kolektif akan membentuk jalur tenaga kerja Indonesia untuk generasi mendatang dengan mengeksplorasi berbagai topik terkait STEM melalui panel dan lokakarya, termasuk pembelajaran berbasis proyek, AI generatif, kewirausahaan sirkular, dan desain universitas untuk globalisasi.
Sementara itu, Direktur Misi USAID Indonesia Jeff Cohen mendukung Indonesia untuk meningkatkan tenaga kerja STEM guna memenuhi kebutuhan negara dan mengatasi tantangan global. Kemitraan dilakukan dengan memanfaatkan program pemerintah, inisiatif sektor swasta, dan lembaga pendidikan tinggi untuk membangun kemitraan kolektif yang terukur dan inovatif. Tujuan utamanya adalah untuk menjembatani kesenjangan talenta di bidang STEM, baik di masa kini maupun masa depan.
Kerja sama dengan Inggris
Guna menjaga dan terus menguatkan kerja sama Indonesia serta Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara selama lebih kurang 75 tahun terakhir, pemerintah kedua negara secara reguler menyelenggarakan pertemuan joint working group (JWG) atau kelompok kerja bersama guna membahas perkembangan beragam inisiatif kerja sama hingga melakukan eksplorasi kerja sama baru. Beberapa waktu lalu, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam memimpin kunjungan kerja delegasi Indonesia ke Skotlandia guna menghadiri serangkaian pertemuan JWG Indonesia-Inggris bidang pendidikan.
Nizam memaparkan, ada tiga topik utama pembahasan, yakni pendidikan tinggi transnasional dan keterampilan, pembangunan kompetensi guru, serta transformasi sistem pendidikan. Delegasi Pemerintah Inggris dipimpin oleh The United Kingdom Government’s International Education Champion, Sir Steve Smith, dan beranggotakan perwakilan dari Kementerian Pendidikan serta Kementerian Bisnis dan Perdagangan Inggris serta British Council.
”Situasi dunia yang berubah dengan cepat turut memperbesar tantangan sekaligus menciptakan tantangan baru bagi dunia pendidikan. Melalui Merdeka Belajar, kami berfokus pada upaya transformasi pendidikan dari level pendidikan usia dini hingga pendidikan tinggi guna membangun pendidikan yang relevan dan berkualitas,” kata Nizam.
Pelatih bahasa Inggris dari British Council (Lembaga Kebudayaan Inggris), Gumawang Jati (memegang mikrofon), menyampaikan materi kepada perwakilan dosen Universitas Darussalam Gontor dan Pondok Modern Darussalam Gontor di Ponorogo, Jawa Timur, akhir Agustus 2019.
Salah satu upaya pembangunan talenta dalam kerangka kebijakan Merdeka Belajar adalah dengan membuka kesempatan pengembangan diri seluas-luasnya bagi pelajar ataupun pendidik. Sejumlah program, seperti Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), membuka kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar selama satu semester di kampus-kampus terbaik di Inggris sekaligus membangun jejaring global.
Sejak IISMA akademik diluncurkan pertama kali pada 2021 dan IISMA edisi vokasi pada 2022, ada 22 kampus Inggris yang terlibat dan menerima sebanyak 764 awardees Indonesia yang sekaligus menjadikan Inggris sebagai salah satu negara destinasi utama IISMA. Pada tahun ini saja terdapat 289 awardees sedang menjalankan kedua program tersebut di 13 kampus Inggris untuk program IISMA dan 10 kampus Inggris untuk program IISMA vokasi.
Adapun bagi dosen diberi kesempatan menjalankan pelatihan pra-doktoral di perguruan tinggi luar negeri selama tiga bulan lewat program Bridging Course. Pada tahun ini, Kemendikbudristek mengirimkan 16 dosen ke Universitas Warwick, Inggris, dan 14 dosen ke Universitas Sheffield, Inggris, untuk mengikuti program tersebut.
Baca juga : Mahasiswa Doktoral Indonesia di Inggris Berkolaborasi dan Berjejaring
Upaya peningkatan kompetensi dosen politeknik turut dilaksanakan melalui kerja sama antara Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan Universitas Coventry asal Inggris melalui pelaksanaan program sertifikasi profesi dan magang industri. Pada tahun ini terdapat total 24 dosen politeknik diberangkatkan ke Inggris melalui skema program tersebut.
Co-chair pertemuan JWG dari pihak Pemerintah Inggris, Sir Steve Smith, menyampaikan, kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Inggris telah berkembang sangat pesat. ”Kami bersepakat dan berkomitmen untuk terus mendorong kerja sama berkelanjutan dan membawa keuntungan dua arah, baik bagi Indonesia maupun Inggris,” jelas Smith.
Keberlanjutan
Mulai menguatnya komitmen pada keberlanjutan atau sustainability dan perubahan iklim mendorong Indonesia untuk berkolaborasi dengan Singapura. Kemendikbudristek bekerja sama dengan Nanyang Technological University (NTU) Singapura meluncurkan program kolaborasi riset yang berfokus pada isu perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Program yang disponsori oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan itu diberi nama Indonesia-NTU Singapore Institute of Research for Sustainability and Innovation (INSPIRASI).
Peluncuran kolaborasi riset selama lima tahun ini ditandai dengan penandatanganan kontrak kerja sama antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi dan NTU Singapura, serta Direktorat Kelembagaan dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menyampaikan, peluncuran program INSPIRASI merupakan momentum penting bagi Indonesia dan Singapura yang telah berkomitmen untuk berkolaborasi dalam mengembangkan ekosistem riset, khususnya di bidang-bidang strategis seperti perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.
”Kolaborasi yang kita lakukan dalam program INSPIRASI dalam lima tahun ke depan saya harap bukan hanya sekadar inisiatif riset, melainkan merupakan upaya untuk mengakselerasi kualitas pendidikan, mendorong lahirnya lebih banyak inovasi, dan memberikan dampak besar bagi masyarakat. Selain itu, saya meyakini bahwa hasil yang kita peroleh dari program INSPIRASI akan mendorong rekognisi global untuk kampus-kampus di Indonesia,” ujar Nadiem,
Menteri Pendidikan Singapura Chan Chun Sing menyampaikan dukungan kuatnya terhadap peluncuran INSPIRASI yang menandai langkah penting bagi kerja sama bilateral kedua negara perihal perubahan iklim serta merefleksikan pentingnya kerja sama dalam melakukan inovasi dan mempercepat transisi energi hijau melalui kolaborasi lintas institusi.
Baca juga : Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dukung Inovasi Perubahan Iklim
”Perubahan iklim adalah ancaman eksistensial dan nyata. Sebagai negara yang berada di wilayah pesisir yang rendah, Singapura dan Indonesia rentan terhadap cuaca ekstrem dan kenaikan permukaan laut. Peluncuran Indonesia–NTU Singapore Institute of Research for Sustainability and Innovation merupakan momentum penting dalam kerja sama bilateral kedua negara dalam upaya memitigasi perubahan iklim dan tujuan pembangunan berkelanjutan. Saya yakin INSPIRASI menjadi langkah besar menghadapi isu pembangunan berkelanjutan di masa depan,” ujarnya.
Program yang akan menjadi andalan INSPIRASI, yaitu Renewable Energy Integration Demonstrator Indonesia (REIDI), akan menjadi pusat yang menyatukan fakultas dan mahasiswa dari kedua negara dalam manajemen energi terbarukan serta melakukan berbagai penelitian mutakhir untuk menguji solusi energi yang berkelanjutan dan efektif secara biaya.