BMKG Peringatkan Potensi Hujan Intensitas Tinggi di Jabodetabek
Hujan intensitas tinggi dapat berlangsung selama beberapa hari serta bisa memicu genangan dan banjir.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperingatkan potensi hujan lebat di wilayah Indonesia bagian barat, termasuk Jabodetabek, dalam beberapa hari ke depan. Kondisi cuaca tersebut dipicu oleh kombinasi kemunculan aliran Madden Julian Oscillation dan diperkuat gelombang Rossby ekuatorial serta pusaran angin yang bisa menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan dalam skala masif.
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto telah mengeluarkan peringatan dini hujan dengan intensitas tinggi untuk wilayah Jabodetabek pada Jumat (1/12/2023).
Berdasarkan hasil pemantauan potensi hujan di wilayah Jabodetabek dari citra radar cuaca BMKG pada Kamis (30/11/2023), hujan intensitas lebat teridentifikasi telah terjadi di wilayah Bogor yang meliputi Puncak dan sekitarnya sejak sekitar pukul 16.00 WIB. Hingga pukul 18.00 WIB, kondisi hujan semakin meluas ke wilayah sekitar Bogor lainnya.
Menurut Guswanto, kondisi curah hujan lebat di wilayah selatan Jabodetabek (Puncak, Bogor, dan sekitarnya) seperti yang terjadi pada 30 November tersebut diprediksi masih dapat terjadi untuk beberapa hari ke depan, termasuk juga untuk wilayah Jabodetabek sebelah utara (DKI Jakarta dan sekitarnya). Hujan dapat terjadi pada malam hingga dini hari, bahkan di pagi hari, dengan intensitas cukup variatif ringan hingga sedang.
”Kondisi curah hujan intensitas tinggi di wilayah Puncak-Bogor dan sekitarnya ini perlu dicermati oleh seluruh stakeholder dan warga karena dapat berpotensi memicu kenaikan tingkat muka air di wilayah aliran Kali Ciliwung yang terhubung ke wilayah Jabodetabek bagian utara. Dengan mempertimbangkan potensi aliran air hujan tersebut, warga dan stakeholder diimbau terus waspada akan potensi genangan, banjir, dan potensi longsor,” katanya.
Prakiraan cuaca sepekan ke depan
Untuk prakiraan cuaca Jabodetabek dalam sepekan ke depan, menurut Guswanto, secara umum masih berpeluang terjadi hujan dengan intensitas ringan. Terdapat potensi hujan sedang-lebat di wilayah Jabodetabek bagian selatan, seperti sebagian besar Kota Bogor, sebagian besar Kabupaten Bogor, sebagian besar Kota Depok, sebagian besar Jakarta Selatan, sebagian besar Jakarta Timur, Jakarta Barat bagian selatan, Kota Bekasi bagian selatan, Kabupaten Bekasi bagian selatan, sebagian besar Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang bagian selatan.
”Mengingat saat ini wilayah Jabodetabek mulai memasuki periode musim hujan, stakeholder dan masyarakat diimbau terus melakukan langkah-langkah mitigasi guna mencegah potensi dampak yang dapat terjadi akibat cuaca ekstrem,” katanya.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan di antaranya memperhatikan kondisi lingkungan sekitarnya dan mengetahui potensi risiko apa yang dapat terjadi di lingkungan sekitar apabila terjadi curah hujan tinggi. Selain itu, masyarakat juga diminta mengikuti informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini cuaca dari BMKG dan berkoordinasi dengan pihak berwenang terkait untuk langkah mitigasi yang lebih dini.
Bogor waspada longsor
Menghadapi musim hujan ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor telah bersiap menghadapi peningkatan bencana, terutama longsor. Sebelumnya, Minggu (26/11/2023), longsor telah mengakibatkan dua warga Bogor meninggal dunia.
Data bencana yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana, longsor menerjang Kampung Sempur Bates, Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Minggu (26/11/2023). Peristiwa ini terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut sehingga memicu terjadinya longsor.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor Mochamad Adam Hamdani mengatakan, longsor pekan lalu skalanya tergolong kecil, tetapi menyebabkan korban jiwa. ”Kalau melihat dari kejadian sebenarnya, itu skala kecil, hanya satu rumah. Namun, karena ada korban meninggal dunia sebanyak dua orang, itu menjadi catatan tersendiri bahwa itu menjadi pekerjaan rumah untuk semua, bukan hanya pemerintah, melainkan juga semua stakeholder,” kata Adam dalam program Teropong Bencana BNPB.
Atas dasar itu, Adam mengatakan akan meningkatkan upaya mitigasi guna mengurangi risiko bencana. Dalam waktu dekat hal itu dilakukan dengan pembuatan sistem jaringan drainase kedap air serta pelandaian tebing di lokasi rawan longsor.
Kami terus memperkuat sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat yang tinggal di dataran tinggi.
”Mitigasi yang kami lakukan di lokasi dengan membuat sistem jaringan drainase kedap air dan pelandaian tebingan karena tebingan di lokasi tersebut tingginya antara lima sampai delapan meter,” ujar Adam.
BPBD Kabupaten Bogor juga berjanji untuk rutin memonitor zona rawan longsor di Kabupaten Bogor. Hal itu termasuk menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan memperkuat lereng ataupun tebing dengan menanam berbagai jenis vegetasi yang dapat mengikat tanah serta menyerap air.
”Kami juga akan memeriksa bidang tebingan lain, terutama menjelang musim hujan, dan menyosialisasikan penanaman pohon di sekitar lokasi yang sebelumnya sebetulnya di situ banyak tanaman karena banyak penebangan dan pembangunan,” kata Adam.
BPBD Kabupaten Bogor juga mengimbau masyarakat di Kabupaten Bogor, khususnya yang tinggal di daerah rawan longsor, untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak beraktivitas di lokasi-lokasi yang berpotensi terjadi longsor, seperti tebing dan dataran tinggi. Hal ini mengingat banyaknya daerah rawan longsor di Kabupaten Bogor.
”Bogor itu daerah rawan longsor. Dari 40 kecamatan, hampir 28 kecamatan di antaranya itu tercatat sebagai zona merah menurut peta kami. Maka, kami terus memperkuat sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat yang tinggal di dataran tinggi serta berkoordinasi dengan dinas terkait, desa, kelurahan, dan relawan sehingga bisa mengoptimalkan di fase prabencana. Sebab, kalau sudah di prabencana kita kuat, saat bencana tidak terlalu berat,” ujarnya.