Kontaminasi Timbal Kadar Tinggi Ditemukan pada Produk Rumah Tangga
Kandungan timbal yang cukup tinggi ditemukan di produk rumah tangga dan makanan. Kandungan timbal itu dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan, terutama pada anak-anak, yang dapat menurunkan kemampuan kognitif.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kontaminasi timbal dengan kadar tinggi ditemukan dalam produk rumah tangga, seperti peralatan makan dari logam dan keramik, cat, kosmetik, serta mainan anak. Kontaminasi timbal tersebut dapat menimbulkan risiko kesehatan berupa penyakit kardiovaskular dan kematian tinggi, serta berpengaruh pada kemampuan kognitif anak.
Studi Rapid Market Screening yang dilakukan oleh Pure Earth, organisasi nirlaba internasional, meneliti setidaknya 5.000 produk rumah tangga dan makanan dari 70 pasar di 25 negara berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk Indonesia. Dari hasil studi tersebut ditemukan adanya kontaminasi timbal dengan kadar yang tinggi melebihi baku mutu pada peralatan makan berbahan logam (52 persen), peralatan makan keramik (45 persen), berbagai jenis cat (11-48 persen), mainan anak (13 persen), dan kosmetik (12 persen).
Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Anas Ma’ruf mengatakan, tingginya kadar timbal pada produk rumah tangga perlu menjadi perhatian bersama. Sebab, paparan timbal dengan kadar tinggi dalam jangka waktu lama dapat berdampak buruk pada kesehatan. Upaya pencegahan dari paparan timbal harus ditingkatkan, khususnya pencegahan paparan pada usia anak.
”Bersama dengan Pure Earth kami sudah melakukan survei terkait jumlah anak yang terpapar kandungan timbal. Dari empat daerah yang sudah diteliti di Kota Surabaya, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Bogor, dan Tangerang, ada lebih dari 8 persen anak memiliki kadar timbal dalam darah lebih dari 5 miligram per desiliter. Itu jumlah yang tinggi,” tutur Anas, saat dihubungi, Sabtu (25/11/2023), di Jakarta.
Anas menuturkan, penelitian akan diperluas ke daerah lain untuk melihat seberapa besar dampak paparan timbal pada anak di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi masyarakat luas untuk lebih waspada terhadap dampak dari paparan timbal.
Tingginya kadar timbal pada produk rumah tangga perlu menjadi perhatian bersama. Sebab, paparan timbal dengan kadar tinggi dalam jangka waktu lama dapat berdampak buruk pada kesehatan.
Itu setidaknya bisa dilakukan dengan tidak menggunakan produk yang berisiko mengandung timbal yang tinggi, seperti produk dengan warna yang sangat cerah. Selain masyarakat, industri yang memproduksi produk rumah tangga pun diharapkan bisa mencegah penggunaan timbal pada produk yang dihasilkannya.
Anak-anak
Riset terbaru dari Bank Dunia yang dipublikasikan dalam The Lancet Planetary Health pada 11 September 2023 mengungkapkan, tingkat bahaya akibat paparan timbal lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Anak-anak usia di bawah lima tahun yang tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah diperkirakan kehilangan 729 juta poin intelligence quotient (IQ) dengan rata-rata kehilangan sebesar 5,9 poin IQ. Jumlah itu lebih besar 80 persen dari perkiraan sebelumnya.
Selain itu, dalam studi juga disebutkan terdapat 5,5 juta orang dewasa yang meninggal karena penyakit kardiovaskular akibat paparan timbal. Angka tersebut enam kali lebih besar dibandingkan dengan perkiraan tahun 2019 yang dikeluarkan Studi Global Burden Disease, Injuries, and Risk Factors.
Penulis utama dalam artikel tersebut yang juga mantan ekonom lingkungan Bank Dunia, Bjorn Larsen, menuturkan, studi yang telah dilakukan itu menunjukkan dampak buruk terhadap kesehatan akibat paparan timbal lebih besar dari dugaan sebelumnya. Dampak ekonomi yang dihasilkan juga sangat besar, yakni mencapai 6 triliun dollar AS yang setara dengan 7 persen PDB global.
”Peningkatan kualitas pengukuran kadar timbal dalam darah, identifikasi paparan timbal, penelitian terkait, serta kebijakan dan aksi sangat diperlukan untuk mengatasi beban (paparan timbal) tersebut,” tuturnya.
Direktur Yayasan Pure Earth Indonesia Budi Susilorini dalam siaran pers menyampaikan, anak-anak merupakan kelompok rendah yang harus dilindungi dari dampak buruk akibat paparan timbal. Timbal merupakan racun yang memiliki dampak buruk terhadap kesehatan. Sumber dari paparan timbal beragam, bahkan banyak yang bisa dijumpai di sekitar masyarakat, seperti daur ulang aki bekas, tanah, cat, dan peralatan masak dari logam.
Namun, kesadaran masyarakat terhadap bahaya dari paparan timbal masih rendah. Aksi bersama amat diperlukan untuk melindungi generasi penerus dari dampak paparan timbal yang bisa menyebabkan kerusakan kognitif dan kematian dini.
”Perlu penguatan sistem kesehatan guna mengurangi paparan timbal. Kapasitas tenaga kesehatan dan fasilitas penunjang perlu diperbaiki untuk mengidentifikasi adanya paparan timbal sejak dini. Perlu pula dilakukan identifikasi sumber, pengobatan, dan pencegahan paparan timbal di masyarakat,” tutur Budi.