Kurikulum AI Diberikan untuk Talenta Digital Indonesia
Indonesia sedang berjuang mengembangkan pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi, salah satunya butuh pemanfaatan teknologi digital, termasuk kecerdasan buatan,
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelatihan kecerdasan buatan atau AI bakal ditambahkan dalam program Bangkit untuk mahasiswa Indonesia kolaborasi Google Indonesia dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Hal ini untuk menyiapkan talenta digital yang unggul di masa depan dengan kompetensi AI ang sangat penting dan dibutuhkan oleh industri.
Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf di acara Merdeka Innovation Summit 2023 yang digelar Kedaireka di Jakarta yang berlangsung hingga Jumat (17/11/2023) menjelaskan, program Bangkit sudah dilaksanakan tiga tahun terakhir sebagai dukungan pada program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. ”Untuk tahun 2024 akan dilengkapi dengan kurikulum artificial intelligence (AI) di tiga jalur pembelajarannya, yaitu Cloud, Android, dan Machine Learning. Bangkit akan semakin relevan dengan materi seputar pengantar AI, terapan machine learning, dan AI Generatif,” ucapnya.
Program Bangkit dimulai tahun 2020. Program ini telah berkembang hingga 30 kali lipat. Lebih dari 15.000 mahasiswa dari seluruh Indonesia dilatih menjadi talenta digital yang relevan dengan indusri, dengan lebih dari setengahnya berasal dari daerah, dan sepertiganya adalah perempuan.
”Kami terus berupaya untuk meningkatkan keberagaman peserta,” kata Randy.
Program Bangkit memberikan pelatihan berkualitas tinggi yang relevan dengan industri dalam machine learning, mobile development, dan cloud computing yang kesemuanya merupakan keterampilan digital yang berharga. Penambahan pelatihan AI ke dalam kurikulum Bangkit 2024 akan membekali peserta didik dengan dasar-dasar AI.
Kecerdasan buatan atau AI merupakan salah satu teknologi paling transformatif di zaman ini, dan mempersiapkan sumber daya manusia lokal yang berbakat adalah kunci untuk membuka peluang-peluang tersebut. ”Dengan pemerintah sebagai mitra, kami berkomitmen untuk membangun keahlian ini sambil mengedepankan tanggung jawab,” kata Randy.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam menyambut baik dibukanya peluang yang lebih luas bagi mahasiswa untuk mengikuti program Bangkit sebagai bagian dari Kampus Merdeka. Terlebih, dengan adanya penambahan kurikulum AI yang akan semakin menunjang kompetensi mahasiswa di bidang teknologi digital.
”Kami mengapresiasi adanya penambahan kurikulum AI dalam program Bangkit ini. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menyiapkan talenta digital yang unggul di masa depan. Sumber daya manusia dengan kompetensi AI sangat penting dan dibutuhkan oleh industri,” ujar Nizam.
Percepat transformasi digital
Tidak hanya mengikuti 900 jam pelajaran teknologi, peserta Bangkit juga mendapatkan pelatihansoft skill dan bahasa Inggris. Perpaduan teori dan praktik dalam kurikulum Bangkit diharapkan akan menghasilkan talenta-talenta unggul yang mempercepat transformasi digital Indonesia ke masa depan.
Selain itu, salah satu keuntungan bagi lulusan Bangkit adalah kesempatan untuk mengikuti pameran karier atau bursa kerja bersama lebih dari 100 mitra perekrutan. Tahun ini, pameran karier itu telah membuka lebih dari 2.200 kesempatan kerja.
Sekitar 90 persen lulusan Bangkit yang telah bekerja menyatakan bahwa pengalaman mereka mengikuti program Bangkit telah membuka pintu karier pertama mereka.
Jessica Zerlina Sarwono (21), mahasiswa Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), terinspirasi mengikuti program Bangkit 2023 setelah melihat banyak seniornya mendapatkan berbagai kesempatan magang di perusahaan teknologi ternama. Jessica, yang bercita-cita menjadi seorang ahli data, memilih jalur pembelajaran machine learning agar dapat mengetahui lebih lanjut tentang eksplorasi data.
”Saya mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan di Bangkit karena para mentor yang suportif dan teman-teman mahasiswa yang saling menyemangati. Program ini adalah tempat yang aman untuk belajar, saya bisa lebih disiplin karena metode pembelajarannya yang mandiri,” ujar Jessica.
Kerja keras Jessica membuatnya lulus dengan nilai bagus. Pengetahuan soft skill, seperti personal branding dan komunikasi, juga membantunya lolos seleksi wawancara ketat dari Traveloka. Ia pun berhasil magang sebagai analis data di perusahaan tersebut.
Sejak mengenal AI, lulusan Bangkit 2021, Adhi Setiawan, sudah bermimpi ingin memiliki karier yang bisa memberikan kesempatan baginya mendalami AI. Namun, lulusan dari Universitas Brawijaya Malang ini awalnya tidak percaya diri dengan kemampuannya. Salah satu faktornya karena mobilitas Adhi yang terbatas.
”Sebagai mahasiswa jurusan IT, saya sudah memiliki dasar untuk paham tentangcoding dan programming. Namun, program Bangkit memberikan peluang untuk melihat kembali apa saja yang sudah dipahami dan apakah ada ilmu baru yang bisa dipelajari. Mempelajari machine learning membuat saya lebih paham tentang dasar AI,” ucapnya.
Kini, perjuangan dan kegigihan Adhi mempelajari machine learning dan AI telah membuka kesempatan berkarier sebagai insinyur AI untuk melakukan riset dan mengembangkan model AI yang berfokus pada layanan kesehatan.