PWI Kembali Fokus pada Kompetensi dan Wawasan Kebangsaan Wartawan
Saat bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, pengurus PWI menyampaikan fokus organisasi pada aspek pendidikan, peningkatan kompetensi, dan wawasan kebangsaan wartawan.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Persatuan Wartawan Indonesia menegaskan akan kembali fokus pada masalah pendidikan, peningkatan kompetensi, dan wawasan kebangsaan wartawan. Peningkatan kompetensi tersebut ditempuh melalui uji kompetensi, safari jurnalistik, dan Sekolah Jurnalistik Indonesia.
Demikian, antara lain, disampaikan Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Hendry Ch Bangun saat bersama jajaran pengurus bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (7/11/2023). Turut mendampingi Presiden, Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
”Kami melaporkan bahwa telah terpilih ketua umum baru (dalam) Kongres PWI di Bandung pada 25-26 September yang lalu. (Hal) yang kedua, kami melaporkan bahwa kami ingin fokus kembali pada masalah pendidikan, peningkatan kompetensi wartawan, dan wawasan kebangsaan wartawan,” kata Hendry Ch Bangun seusai diterima Presiden Jokowi.
Dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi, PWI sempat menceritakan dukungan yang pernah diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di era Mohammad Nuh dan bank milik badan usaha milik negara (BUMN) dalam peningkatan kompetensi wartawan. Mendengar hal tersebut, menurut Hendry, Presiden pun langsung menindaklanjutinya.
”Tadi Bapak Presiden langsung menelepon Mendikbud Nadiem. Tadi (Presiden Jokowi) juga menelepon Menteri BUMN Pak Erick Thohir. Jadi, respons Presiden, menurut saya, sangat mengesankan,” kata Hendry.
”Seperti dilansir Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Hendry menuturkan bahwa PWI juga membahas terkait sosialisasi pers kebangsaan sekaligus peluncuran Graha Pers Pancasila yang akan digelar di Yogyakarta pada November 2023. Selain itu, PWI pun menyampaikan perihal acara Hari Pers Nasional yang direncanakan digelar di Ancol, Jakarta.
Hendry menuturkan, dalam pertemuan tersebut juga turut dibahas terkait bagaimana pers menyikapi pemilihan umum (pemilu) mendatang. Presiden mengimbau seluruh masyarakat untuk menjaga pemilu tetap damai.
”Disampaikan bahwa sebetulnya sekarang ini tidak ada persoalan, biasa-biasa saja, sejuk-sejuk saja, diimbau agar kita semua masyarakat ikut menjaga pemilu yang damai, yang menjaga keutuhan bangsa dan negara, tidak memecah belah,” ujar Hendry.
Diimbau agar kita semua masyarakat ikut menjaga pemilu yang damai, yang menjaga keutuhan bangsa dan negara, tidak memecah belah.
Hendry mengatakan, PWI sepakat untuk menjaga agar iklim kompetisi saat pemilu jangan dibelokkan pada permusuhan atau perseteruan. ”Kita tetap biasa saja. Dia gagasannya begini, dia gagasannya begitu. Angle-nya positif. Adu gagasan, inisiatifnya apa,” katanya.
PWI juga berencana mengundang tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan maju di Pemilu 2024 ke PWI.
”Kita bikin road to HPN (Hari Pers Nasional). Kita sudah menyusun pertanyaan, semua sama pertanyaannya (bagi tiga kandidat). Baru setelah itu panel melibatkan wartawan-wartawan senior yang bertanya. Pertanyaan sudah didiskusikan bersama, bukan kepentingan pribadi, tapi kepentingan PWI dan masyarakat pers,” ujar Hendry.
Ketua Bidang Pendidikan PWI Mohammad Nasir menambahkan, PWI pada kepengurusan di bawah Hendry Ch Bangun menekankan arti penting menyemarakkan kembali pendidikan. PWI memiliki program reguler melalui Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI).
”Kemudian ada juga yang sifatnya non-reguler, yaitu pendidikan yang sifatnya akan menggerakkan dari provinsi ke provinsi untuk mengadakan pendidikan-pendidikan jurnalistik di aspek yang sekiranya kurang, seperti bahasa Indonesia, menulis investigasi atau feature, dan lainnya,” ujar Nasir.
Infrastruktur pers pun kita siapkan melalui pendidikan.
Menurut Nasir, hal ini penting untuk memantapkan pemahaman mengenai jurnalisme di Indonesia. ”Kita juga menyiapkan pendidikan untuk wartawan-wartawan yang kira-kira nanti direkrut atau yang bisa meliput di IKN (Ibu Kota Negara di Nusantara). Infrastruktur pers pun kita siapkan melalui pendidikan,” kata Nasir.