Santri Innofest Dorong Santri Kembangkan Berbagai Inovasi
Santri Innofest merupakan ruang kolaborasi kelompok santri dan sejumlah pihak untuk menguatkan gagasan di berbagai bidang, mulai dari sosial, sains, hingga teknologi.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Kuatnya peran santri dalam menjaga dan merawat tradisi lama kerap membuat mereka dipandang sebagai kelompok tertinggal. Namun, melalui kegiatan Santri Innofest, para santri menunjukkan bahwa mereka bisa mengembangkan berbagai inovasi.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Amin Said Husni saat memberikan sambutan dalam pembukaan acara puncak Santri Innofest di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (31/10/2023). Santri Innofest merupakan ruang kolaborasi kelompok santri dan berbagai pihak untuk menguatkan gagasan di berbagai bidang, mulai dari sosial, sains, hingga teknologi.
Amin menyampaikan, selama ini santri kerap dipandang sebagai kelompok yang tertinggal karena terlalu kuat menjaga dan memelihara tradisi lama. Akan tetapi, pandangan tersebut mulai terkikis karena sekarang sudah banyak santri yang telah beradaptasi dengan perkembangan zaman, termasuk mengembangkan inovasi dari berbagai bidang.
”Kami mendorong agar Santri Innofest ini bisa menjadi agenda tahunan di dalam seluruh rangkaian kegiatan peringatan Hari Santri ke depan. Hal ini penting untuk mendorong dan memberikan motivasi kepada para santri untuk melakukan inovasi,” ujarnya.
Santri Innofest diawali dengan tahapan pendaftaran ide-ide kreatif dan inovatif, penjurian, mentoring, dan presentasi gagasan dari para santri. Nantinya, peserta yang lolos seleksi akan mendapat mentoring dari inovator ternama guna memperkuat gagasan inovatifnya. Mereka juga akan dipertemukan dengan kolaborator dari pelaku start-up hingga pembuat kebijakan.
Melalui serangkaian penjurian, terpilih 10 finalis dengan berbagai inovasi di bidang teknologi, pertanian, sosial, hingga lingkungan. Inovasi tersebut ialah Pitech, aplikasi Strongest, Mesantren Express, Gagasantri, Reswara Farm, In-Gubird, Musa Bio-composite, aplikasi Bisabaik, Pitikku, dan Expressive Writing Therapy.
Ke depan, Amin berharap kegiatan Santri Innofest bisa lebih banyak mendapat dukungan dari sejumlah pihak atau para mitra. Dengan begitu, gagasan dan inovasi dari para santri bisa terus dikembangkan untuk kebaikan umat dan masyarakat umum lainnya.
”Inovasi teknologi harus terus dikembangkan, termasuk oleh kalangan santri. Di tangan orang yang tepat, teknologi bisa dikembangkan untuk kesejahteraan dan kemajuan umat manusia. Sebaliknya, di tangan orang yang salah, teknologi bisa untuk menumpas nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya.
Di tangan orang yang tepat, teknologi bisa dikembangkan untuk kesejahteraan dankemajuan umat manusia.
Ketua Bidang Penyelenggaraan Peribadatan Masjid Istiqlal Bukhori Sail At-Tahiri memandang bahwa Santri Innofest merupakan salah satu Hari Santri yang paling tepat. Sebab, kegiatan ini dapat memperkaya, mengembangkan, dan mengajak para santri untuk terus berinovasi.
”Biasanya peringatan Hari Santri itu hanya pesta. Namun, Santri Innofest tidak hanya sekadar pesta, tetapi juga mengembangkan kompetensi santri. Ini diharapkan membuat santri yang masih duduk di sekolah atau pesantren kelak bisa menjadi tokoh bangsa,” ucapnya.
Perhatian besar
Amin menegaskan, sebagai organisasi keagamaan, PBNU juga memiliki perhatian yang besar terhadap perkembangan inovasi. PBNU berkomitmen bahwa kaum santri harus menjadi garda terdepan di berbagai bidang pembangunan. Komitmen ini ditunjukkan PBNU dengan membentuk satu badan khusus yang didedikasikan untuk pengembangan inovasi.
”Ini bukanlah sesuatu yang bidah dan mengada-ada karena sesuai dengan salah satu kaidah yang dipegang para santri. Kaidah tersebut menekankan bahwa kita tetap merawat tradisi lama yang baik, tetapi juga harus mampu beradaptasi dan melakukan inovasi baru yang lebih baik atau kompatibel dengan perkembangan zaman,” ucapnya.
Kementerian Agama mencatat, saat ini jumlah santri aktif di Indonesia mencapai lebih dari 3,4 juta orang. Santri aktif tersebut merupakan siswa-siswi yang tengah menempuh pendidikan di berbagai pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah ini akan jauh lebih banyak bila ditambah alumni atau santri yang telah menyelesaikan pendidikannya.
Merujuk data tersebut, Amin menyebut, santri memiliki peran dan potensi yang sangat besar. Oleh karena itu, harus ada motor yang menggerakkan para santri tersebut untuk mengembangkan berbagai inovasi sehingga mereka dapat berperan dalam membangun peradaban ke depan.
Amin menekankan, teknologi merupakan salah satu bidang yang perlu dikuasai oleh para santri. Sebab, dalam beberapa tahun ke depan bidang ini sangat fundamental dan akan menjadi penentu majunya suatu negara seperti penguasaan kecerdasan artifisial (AI).
“Kalangan santri tidak boleh ketinggalan dalam memanfaatkan dan mengembangkan AI. Di sisi lain, santri perlu memberikan panduan bagaimana teknologi ini tidak disalahgunakan karena teknologi ibarat pedang bermata dua,” katanya.
Strongest menjadi salah satu dari 10 inovasi terpilih dari Santri Innofest yang telah memanfaatkan AI dan realitas berimbuh (augmented reality) sebagai solusi masalah kesehatan mental. Inovasi yang dikembangkan mahasiswa Universitas Telkom ini memungkinkan penggunanya berbagi cerita tanpa khawatir akan dihakimi karena bisa diatur secara anonim.
Selain itu, inovasi lainnya yang dikembangkan santri yakni memadukan teknologi dengan pertanian seperti In-Gubird. Ini merupakan sistem otomatis untuk mengatasi masalah hama burung pada wilayah pertanian padi sehingga bisa meningkatkan hasil panen.