Siapakah cerpenis yang karyanya akan memenangi penghargaan Cerpen Terbaik Pilihan Kompas 2022?
Oleh
BUDI SUWARNA
·3 menit baca
Sebanyak 20 cerpenis masuk dalam daftar nominasi Cerpen Terbaik Pilihan Kompas 2022. Siapakah di antara mereka yang akan keluar menjadi pemenang? Jawabannya akan diketahui Jumat (27/10/2023) malam sekitar pukul 19.30 WIB dalam acara Malam Penganugerahan Cerpen Kompas di Bentara Budaya Jakarta.
Sepanjang 2022 terdapat 3.017 cerpen yang diterima Redaksi Harian Kompas. Setelah melalui proses kurasi yang ketat, hanya 49 cerpen yang diterbitkan di Harian Kompas pada 2022. Dari 49 cerpen yang diterbitkan itu, lima orang juri memilih 20 cerpen yang masuk nominasi Cerpen Terbaik Pilihan Kompas 2022.
Berikut nama-nama cerpenis dan karyanya yang masuk dalam daftar nominasi (diurutkan berdasarkan waktu penerbitan):
Muram Batu, ”Tiga Tanda Mati”, 16 Januari 2022
T Agus Khaidir, ”Ihwal Nama Majid Pucuk”, 6 Februari 2022
Meutia Swarna Maharani, ”Ada Tanda di Lehermu”, 13 Februari 2022
Surya Gemilang, ”Mama Menelepon dari Jakarta”, 20 Februari 2022
Ranang Aji SP, ”Akhir Malam Pelukis Tayuh”, 6 Maret 2022
Artie Ahmad, ”Bukan Seorang Drupadi”, 22 Mei 2022
Risda Nur Widia, ”Api Kota Smyrna”, 29 Mei 2022
Kiki Sulistyo, ”Upacara Ona”, 5 Juni 2022
Supartika, ”Rumah yang Selalu Berbau Busuk”, 19 Juni 2022
A Muttaqin, ”Maut di Ladang Jagung”, 7 Agustus 2022
Yulizar Lubay, ”Kabar Gembira”, 14 Agustus 2022
Agus Dermawan T, ”Ode Api”, 21 Agustus 2022
Atta Verin, ”Pilihan Bapak”, 4 September 2022
Saras Dewi, ”Nirvana”, 18 September 2022
Mashdar Zainal, ”Bayi dalam Kaca”, 25 September 2022
Rizqi Turama, ”Binar yang Memudar dari Matanya”, 2 Oktober 2022
Ahda Imran, ”Khasiat Embun Pohon Putih”, 16 Oktober 2022
Ahimsa Marga, ”Mbah Diman Terbang Bersayap Malam”, 6 November 2022
Damhuri Muhammad, ”Manusia Kelelawar”, 13 November 2022
Silvester Petara Hurit, ”Hawa Panas”, 11 Desember 2022
Sepanjang 2022 terdapat 3.017 cerpen yang diterima Redaksi Harian Kompas.
Karya cerpen yang masuk nominasi tahun ini memperlihatkan keberagaman sudut pandang para cerpenis mulai dari tema, cara ungkap, perspektif, sosial budaya, hingga geopolitik. Salah satu yang mengherankan para juri adalah temuan fakta setelah penjurian usai bahwa 20 penulis cerpen ini berasal dari daerah yang beragam, seperti mewakili Indonesia. Mereka hidup dan berkarya secara tersebar dari Sumatera, Kalimantan, Maluku, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Dari sisi jender, jumlah perempuan cerpenis yang lolos sebagai nomine terus bertambah. Dari 20 penulis cerpen ini, lima di antaranya perempuan. Pada era awal penerbitan buku Cerpen Pilihan Kompas, jumlah perempuan penulis cerpen hanya dua atau tiga, bahkan pernah hanya satu. Keberagaman jender bukan hanya soal perbedaan jenis kelamin, tetapi ini akan memberi keberagaman perspektif dalam melihat fakta. Realitas baru yang dibangun dari perspektif yang berbeda itu menghasilkan persepsi dan resepsi yang berbeda pula.
Kompas mulai menerbitkan cerita fiksi (cerita bersambung dan cerpen) sejak tahun 1967 atau ketika berusia setahun hingga kini usianya memasuki tahun ke-59. Dalam catatan kami, Kompas mulai membukukan kumpulan cerpen pada tahun 1992. Dalam kurun waktu itu, seperti muncul kecenderungan-kecenderungan tema yang diangkat para penulis cerpen. Tema tersebut tidak jauh dari atau masih bersisian dengan lokalitas atau tradisi, ketidakadilan penguasa, kematian, sufisme, dan asmara.
Ini adalah bentuk tanggung jawab Kompas untuk ikut menjaga sastra koran.
Tahun ini, dari 49 karya yang dimuat di Kompas selama 2022, tema kematian mendominasi. Terdapat 32 cerpen dengan tema kematian, entah sebagai pokok atau sekadar pendukung cerita. Sementara itu, dari 20 cerpen yang masuk nominasi, ada 11 cerpen yang mengandung unsur kematian.
Pertanyaan yang menggelayut kemudian, apakah kematian seseksi itu sehingga selalu menarik untuk diceritakan berkali-kali? Selain tema kematian, tema-tema ”klasik” juga tetap muncul, seperti korupsi dan ketidakadilan.
Karya mana yang memikat para juri dan memenangi Cerpen Terbaik Pilihan Kompas 2022? Kita lihat nanti malam.
Anugerah Cerpen Kompas merupakan penghargaan yang mengapresiasi penulis dan literatur Indonesia yang telah mengabadikan nilai-nilai moral dan kebangsaan dalam cerita pendek atau cerpen mereka. Pada perhelatan tahun lalu, cerpen ”Keluarga Kudus” karya Sunlie Thomas Alexander menjadi Cerpen Terbaik Kompas 2021.
”Ini adalah bentuk tanggung jawab Kompas untuk ikut menjaga sastra koran,” ujar Pemimpin Redaksi Harian Kompas (Kompas.id) Sutta Dharmasaputra, Jumat (27/10/2023).
Sebagaimana tradisi Malam Anugerah Cerpen Kompas tahun-tahun sebelumnya, karya cerpen pemenang akan diadaptasi menjadi karya seni yang baru. Musisi Bonita & Adoy akan merespons cerpen pemenang ke dalam bentuk karya musik. Selain itu, Bonita & Adoy juga akan menampilkan lagu-lagu lain untuk menghibur audiens.