logo Kompas.id
HumanioraTradisi Makan Kacang Beracun, ...
Iklan

Tradisi Makan Kacang Beracun, Penopang Ketahanan Pangan NTT

Pengetahuan warga NTT mengonsumsi makanan segar alami, termasuk kacang beracun, merupakan warisan berharga yang harus dijaga.

Oleh
FRANS PATI HERIN, AHMAD ARIF
· 6 menit baca
Rafael Raya (78) menunjukkan kacang koro yang ditumbuk dalam pembuatan ippa di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (12/8/2023). Ketika terjadi kelaparan pada tahun 1960-an, ippa menjadi penyelamat bagi warga di kampung tersebut.
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Rafael Raya (78) menunjukkan kacang koro yang ditumbuk dalam pembuatan ippa di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (12/8/2023). Ketika terjadi kelaparan pada tahun 1960-an, ippa menjadi penyelamat bagi warga di kampung tersebut.

Hidup di pulau-pulau kecil yang kering dan berbatu, masyarakat di Nusa Tenggara Timur tak hanya tergantung pada pangan dari hasil budidaya. Mereka juga memiliki pengetahuan untuk meramu dan mengolah ragam pangan liar, yang sebagian beracun, untuk mendukung ketahanan pangan.

Selain keragaman sumber karbohidrat, yang umumnya memiliki daya tahan pada kondisi iklim kering, Nusa Tenggara Timur (NTT) juga amat kaya dengan kacang-kacangan yang jadi sumber protein nabati. Kacang-kacangan ini biasa direbus bersama jagung jadi jagung bose, pangan pokok warga Pulau Timor.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000