Pada 6 Agustus 2023, digelar acara Istana Berkebaya di depan Istana Merdeka untuk menyambut HUT ke-78 Republik Indonesia. Pada 1 Oktober 2023, giliran Istana Berbatik digelar kembali dalam rangkaian Hari Batik Nasional.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·5 menit baca
Tampilan area di depan Istana Merdeka Jakarta di hari pertama Oktober 2023 tampak beda. Sebuah jalur panggung busana sepanjang 150 meter terentang, diapit deretan kursi di kanan-kirinya. Gemerlap chandelier, lampu gantung, yang menjuntai dari kanopi pepohonan menambah semarak suasana malam.
Di jalur panggung busana itulah pada Minggu (1/10/2023) malam melenggang secara bergantian, baik sendiri maupun berkelompok, sekitar 500 peraga berbusana batik. Mereka berasal dari berbagai kalangan, mulai model profesional, kepala lembaga negara, menteri, anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Indonesia Maju, gubernur, duta besar sejumlah negara sahabat, hingga penggiat seni.
Riuh tepuk tangan dan sorak sorai mengiringi pagelaran busana batik tersebut. Apalagi ketika rombongan atau figur yang melintas terlihat atraktif dan ekspresif. Misalnya ketika melintas serombongan menteri dengan salah satu personelnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono yang berjalan riang dengan gestur jenaka.
Tak hanya para peraga yang berlenggang-lenggok di jalur panggung busana, dalam pagelaran Istana Berbatik kali ini para tamu undangan yang hadir juga mengenakan pakaian batik. Batik yang mereka kenakan memiliki beragam motif dan corak dari berbagai daerah di Tanah Air.
Di kursi depan sisi tengah, misalnya, duduk Presiden Joko Widodo yang mengenakan batik parang barong seling kembang udan riris. Adapun Ny Iriana Joko Widodo mengenakan atasan batik motif truntum yang dipadukan bawahan batik motif parang.
Selain Kepala Negara dan Ibu Negara, pada gelaran Istana Berbatik ini hadir pula Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Ibu Wury Ma'ruf Amin, menteri, pimpinan lembaga negara, duta besar, gubernur, dan ribuan undangan.
Warga yang hadir berbatik. Bahkan, pasukan pengamanan presiden (Paspampres) pun berbatik. Demikian pula para wartawan – terkecuali yang mengenakan seragam media – juga berbatik. Sedikit selingan, ketika ada salah seorang wartawan yang salah kostum karena memakai baju flanel kotak-kotak, yang bersangkutan pun sempat menjadi perhatian.
Di tengah suasana pagelaran Istana Berbatik yang riang, ketika mencegat seorang menteri untuk diwawancarai, ada saja yang kemudian “mengadukan” wartawan yang tak berbaju batik itu. “Oh, saya pakai batik tapi motifnya kotak-kotak,” jawab wartawan tersebut berkilah.
Sarat makna filosofis dan keindahan
Saat menyampaikan laporan di awal acara, Ketua Panitia Istana Berbatik Angela Tanoesoedibjo mengatakan, Istana Berbatik merupakan sebuah pergelaran busana menampilkan ragam batik Nusantara yang sarat akan makna filosofis dan keindahannya tak lekang oleh waktu.
"Pada pagelaran ini kita akan menyaksikan bagaimana batik telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia dari masa ke masa, generasi ke generasi, dan telah menjadi bagian dari diplomasi budaya Indonesia," ujar Angela.
Batik telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia dari masa ke masa, generasi ke generasi, dan telah menjadi bagian dari diplomasi budaya Indonesia.
Angela bertutur, landas peraga atau jalur di panggung busana Istana Berbatik sepanjang 150 meter dengan latar belakang Istana Merdeka yang megah dan historis menjadi tempat memanggungkan koleksi batik terbaik dari berbagai kerajaan. Selain itu juga batik karya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan Bank Indonesia dan BRI, serta batik karya para perancang busana Indonesia.
Ketika membuka secara resmi pagelaran Istana Berbatik tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan sebuah ajakan kepada seluruh masyarakat di Tanah Air. "Melalui Istana Berbatik malam ini, yang dilaksanakan untuk memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober, saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menumbuhkan kebanggaan pada kekayaan seni dan budaya Indonesia serta aktif melestarikan dan mengembangkannya," kata Presiden Jokowi.
Seperti diketahui, Hari Batik Nasional diperingati setiap tanggal 2 Oktober, yakni sejak ditetapkannya Batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada tanggal tersebut di tahun 2009. Penetapan oleh UNESCO ini merupakan bentuk pengakuan internasional terhadap karya budaya milik bangsa yang meningkatkan citra positif Indonesia di mata dunia.
Sehubungan hal tersebut, Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Ibu Wury Ma'ruf Amin mendukung penuh upaya peningkatan edukasi kepada masyarakat. "Saya juga menyambut baik upaya yang dilakukan Yayasan Batik Indonesia untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai keragaman batik di Indonesia, utamanya generasi muda," katanya saat memberikan sambutan pada acara Puncak Peringatan Hari Batik Nasional Tahun 2023 di Museum Batik Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Senin (2/10/2023).
Pada kesempatan tersebut, Ibu Wury mengharapkan generasi muda tidak hanya gemar mengenakan batik, tetapi juga turut mengenali dan mempelajari nilai serta filosofi batik. "Kepada seluruh pelaku dalam industri batik Indonesia, baik yang berskala industri rumah tangga maupun UMKM, saya berpesan terus tingkatkan kompetensi, hingga mampu memproduksi batik yang bermutu, berdaya saing, dan diminati konsumen," tutur Ibu Wury.
Batik aset bangsa
Batik Indonesia disadari telah melewati perjalanan panjang. Perkembangan batik yang melesat dengan ragam inovasinya membuat batik sudah melewati serangkaian pameran, pagelaran, dan peragaan busana sampai di tingkat mancanegara.
Hal ini menjadikan batik sebagai sebuah kebanggaan dan aset bangsa. "Tentu hal ini menjadi prestasi tersendiri. Meskipun demikian, saya ingin tegaskan, batik boleh mendunia, tetapi tetap milik Indonesia”, ujar Ibu Wury.
Kembali pada Minggu malam, ketika memberikan keterangan kepada awak media seusai acara Istana Berbatik, Presiden Jokowi menyebut batik sebagai wajah Indonesia. "Sekali lagi, batik adalah wajah kita, wajah budaya kita, dan sebagai sebuah karya seni yang luar biasa," katanya.
Sekali lagi, batik adalah wajah kita, wajah budaya kita, dan sebagai sebuah karya seni yang luar biasa.
Kepala Negara menuturkan, pada setiap motif batik ada simbolisme dan filosofi. "Dan, inilah kebudayaan Indonesia. Dan, untuk menyampaikan kebanggaan kita, hari ini kita mengadakan Istana Berbatik," ujar Presiden Jokowi.
Berdasarkan catatan Kompas, sebutan batik sebagai wajah Indonesia ini pernah pula disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Peresmian Pembukaan Gelar Batik Nusantara di Senayan Park, Jakarta, Rabu (2/8/2023). Menurut Kepala Negara batik sangat istimewa tidak saja karena keindahannya, tetapi juga karena makna-makna filosofinya.
“Batik adalah wajah kita. Batik adalah kehormatan kita. Dan, melalui batik telah tercipta lapangan kerja yang sangat banyak. Jutaan orang bekerja di industri batik kita dan memberikan penghasilan dan kehidupan bagi jutaan rakyat kita yang bekerja di sektor ini,” kata Presiden Jokowi kala itu.
Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan menyebut batik sebagai wajah kita. Secara umum, wajah Indonesia yang terkandung di dalam penyebutan itu. Lalu seperti apa respons terhadap pernyataan seperti ini?
Sebuah pandangan menarik disampaikan Charge d' Affaires Uni Eropa Stephane Mechati. Dia memandang batik telah mengilustrasikan keberagaman budaya Indonesia yang indah. “(Indonesia) merupakan negara besar dengan motif batik yang beragam. Jadi, (batik) ini merupakan ilustrasi yang luar biasa dari budaya yang indah,” kata Stephane.