Menambah 3.000 Langkah Per Hari Turunkan Tensi Kalangan Lansia
Riset menunjukkan warga lansia yang menambah 3.000 langkah setiap hari mengalami penurunan tekanan darah.
Oleh
ICHWAN SUSANTO
·3 menit baca
Persoalan kesehatan tekanan darah tinggi menjadi pergulatan sebagian masyarakat, terutama pada kalangan lansia. Seiring penambahan usia, tekanan darah relatif cenderung juga bertambah. Padahal, menjaga tekanan darah dapat melindungi dari risiko kesehatan serius, seperti serangan jantung dan stroke.
Sebuah kabar baik dari hasil riset menunjukkan, persoalan pada kelompok lansia tersebut bisa dipecahkan dengan menambah berjalan kaki sebanyak 3.000 langkah. Dengan postur tubuh orang Indonesia, jumlah 3.000 langkah ini kira-kira setara dengan berjalan kaki 2 kilometer.
Berjalan kaki telah lama diketahui sebagai sebuah kegiatan fisik dan olahraga yang menyehatkan. Olahraga ini juga minim biaya dan mudah dilakukan siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Apalagi, apabila tersedia alat bantu treadmill, jalan kaki bisa dilakukan di dalam ruangan untuk menghindari polusi udara di luar.
Intervensi gaya hidup sederhana bisa sama efektifnya dengan olahraga terstruktur dan beberapa pengobatan.
Jalan kaki pun aman dilakukan karena tidak memacu jantung dan minim risiko cedera. Tak heran, olahraga berjalan kaki menjadi pilihan aktivitas fisik bagi warga lansia.
Studi oleh tim yang melibatkan Linda Pescatello, Guru Besar Kinesiologi (ilmu yang mempelajari gerakan manusia) dari College of Agriculture, Health, and Natural Resources pada University of Connecticut, Amerika Serikat, menemukan, hanya menambah 3.000 langkah kaki setiap hari secara signifikan mengurangi tekanan darah pada kelompok lansia. Hasil riset ini dipublikasikan dalam Journal of Cardiovascular Development and Disease pada 27 Juli 2023.
”Kita semua akan terkena tekanan darah tinggi jika kita hidup cukup lama, setidaknya di negara ini (Amerika Serikat). Itulah yang lazim terjadi,” kata Pescatello dalam laman internet University of Connecticut, 26 September 2023. Diketahui, hampir 80 persen warga lansia di AS menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi atau biasa disebut tensi.
Penelitian Pescatello sebelumnya menunjukkan, olahraga dapat berdampak langsung dan jangka panjang yang signifikan dalam menurunkan tekanan darah pada orang dewasa penderita hipertensi. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui apakah warga lansia penderita hipertensi dapat memperoleh manfaat ini dengan meningkatkan aktivitas jalan kaki setiap hari. Penelitian fokus pada jalan kaki karena merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik termudah dan terpopuler untuk populasi lansia.
”Ini mudah dilakukan. Mereka tidak memerlukan peralatan apa pun, mereka dapat melakukannya di mana saja, hampir kapan saja,” kata Duck-chul Lee, peneliti dari Iowa State University yang juga terlibat dalam penulisan jurnal tersebut.
Penelitian ini berfokus pada sekelompok warga lansia yang tidak banyak bergerak yang berusia 68-78 tahun. Sebelum penelitian, mereka rata-rata berjalan 4.000 langkah per hari.
Setelah berkonsultasi dengan penelitian yang ada, Lee memutuskan bahwa tambahan 3.000 langkah merupakan tujuan yang masuk akal. Hal ini juga akan membuat sebagian besar peserta melakukan 7.000 langkah setiap hari, sejalan dengan rekomendasi American College of Sports Medicine.
”Sebanyak 3.000 langkah cukup besar, tetapi tidak terlalu menantang untuk mencapai manfaat kesehatan,” kata Lee.
Penelitian jarak jauh
Tim melakukan penelitian pada masa puncak pandemi Covid-19. Ini membuat mereka harus melakukan risetnya dari jarak jauh.
Para peneliti mengirimkan peralatan yang berisi pedometer (pencatat jumlah langkah kaki), monitor tekanan darah, dan buku harian langkah kepada para partisipan. Para partisipan mencatat jumlah langkah mereka setiap hari. Rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik peserta menurun masing-masing tujuh dan empat poin setelah intervensi.
Penelitian lain menunjukkan, penurunan tekanan darah sebesar ini berhubungan dengan penurunan risiko relatif semua penyebab kematian sebesar 11 persen dan 16 persen untuk kematian kardiovaskular, penurunan risiko penyakit jantung sebesar 18 persen, dan penurunan risiko stroke sebesar 36 persen.
”Sangat menarik bahwa intervensi gaya hidup sederhana bisa sama efektifnya dengan olahraga terstruktur dan beberapa pengobatan,” kata Lefferts.
Temuan ini menunjukkan, target 7.000 langkah yang dicapai para peserta dalam penelitian ini setara dengan pengurangan yang terlihat pada obat anti-hipertensi. Delapan dari 21 partisipan sudah menggunakan obat anti-hipertensi. Para peserta masih melihat peningkatan tekanan darah sistolik karena peningkatan aktivitas harian mereka.
”Dalam penelitian sebelumnya, kami menemukan bahwa ketika olahraga dikombinasikan dengan obat-obatan, olahraga akan meningkatkan efek dari obat tekanan darah,” kata Pescatello.
Ia mengatakan, hal tersebut menunjukkan pentingnya olahraga sebagai terapi anti-hipertensi. Dengan demikian, berjalan kaki tidak berarti meniadakan efek pengobatan sama sekali. Berjalan kaki menjadi bagian dari pengobatan.