Narasin, Senyawa Antibakteri Baru yang Lebih Efektif Obati Jerawat
Para ilmuwan telah menemukan pengobatan yang mungkin lebih efektif untuk mengobati jerawat melalui senyawa antibakteri baru yang dikenal sebagai Narasin. Selama ini, Narasin kerap digunakan di bidang peternakan.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jerawat merupakan masalah kesehatan kulit yang berdampak hingga merenggut kepercayaan diri remaja ataupun orang dewasa di seluruh dunia. Namun, para ilmuwan dari Australia kini telah menemukan pengobatan yang mungkin lebih efektif untuk mengobati jerawat melalui senyawa antibakteri baru yang dikenal sebagai Narasin.
Potensi Narasin sebagai senyawa yang diperkirakan lebih efektif untuk mengobati jerawat ini merupakan hasil temuan para peneliti dari University of South Australia (Unisa). Temuan ini telah dipublikasikan di jurnal Nanoscalepada 14 Agustus 2023.
Dalam studi tersebut, para peneliti membungkus senyawa antibakteri baru yang dikenal sebagai Narasin dalam nanopartikel kecil dan lembut berukuran 1.000 kali lebih kecil dari sehelai rambut manusia. Nanopartikel kecil tersebut kemudian diaplikasikan dalam bentuk gel ke lokasi jerawat yang ditargetkan.
Narasin adalah antibiotik polieter baru yang diproduksi oleh strain Streptomyces aureofaciens serta dimurnikan dengan ekstraksi pelarut organik dan kromatografi gel silika. Narasin aktif secara in vitro melawan bakteri gram positif, bakteri anaerob, dan jamur serta efektif melindungi ayam dari infeksi coccidial atau penyakit akibat parasit.
Selama ini, Narasin tidak pernah digunakan di bidang kesehatan manusia ataupun kecantikan. Narasin umumnya digunakan untuk infeksi bakteri pada ternak khususnya ayam, tetapi belum pernah diteliti sebelumnya sebagai pengobatan jerawat yang layak.
Para peneliti kemudian berhasil membuktikan bahwa Narasin mampu melawan bakteri jerawat yang resistan terhadap obat. Apabila diberikan melalui nanocarrier, obat ini bisa mencapai peningkatan penyerapan 100 kali lipat dibandingkan hanya diminum dengan air.
Fatima Abid, mahasiswa doktoral dari Unisa yang terlibat dalam penelitian ini, mengatakan, jerawat merupakan masalah kesehatan kulit yang berdampak parah terhadap sekitar 9,4 persen populasi dunia, terutama remaja. Bahkan, jerawat menyebabkan kesusahan, rasa malu, kecemasan, kehilangan rasa percaya diri, dan isolasi sosial bagi penderitanya.
Para peneliti kemudian berhasil membuktikan bahwa Narasin mampu melawan bakteri jerawat yang resistan terhadap obat.
”Meskipun ada banyak obat oral yang diresepkan untuk mengatasi jerawat, obat-obatan tersebut memiliki berbagai efek samping yang merugikan dan banyak yang sulit larut di dalam air,” ujarnya dikutip dari situs resmi Unisa, Jumat (15/9/2023).
Menurut Abid, berbagai efek samping dari obat jerawat yang ada saat ini membuat sebagian besar pasien dan dokter lebih memilih pengobatan topikal. Hal ini jugalah yang mendasari para peneliti untuk pertama kalinya mengembangkan dan melakukan uji coba formulasi nano-micelle Narasin sebagai pengobatan jerawat.
Profesor Sanjay Garg yang merupakan pakar farmasi Unisa mengatakan, pengembangan terapi antibakteri baru yang efektif dan aman dalam pengobatan jerawat mendesak untuk dilakukan. Hal ini karenaterdapat peningkatan resistensi antibiotik dan ketidakefektifan banyak obat topikal untuk menembus folikel rambut di lokasi jerawat.
”Formulasi misel efektif dalam mengantarkan Narasin ke lokasi target jerawat dibandingkan dengan larutan senyawa yang gagal menembus lapisan kulit,” katanya.
Meski memiliki potensi yang sangat besar, penggunaan Narasin dalam pengobatan jerawat masih memerlukan kajian dan pengembangan lebih lanjut. Hal ini untuk memastikan efektivitas Narasin tidak menimbulkan efek samping pada orang dengan kondisi tertentu.