Tidur Siang Singkat Punya Banyak Manfaat, Kelamaan Justru Berbahaya

Rasa kantuk pada siang hari biasanya tidak tertahankan. Jika mengantuk, tidur siang singkat bisa dilakukan. Banyak manfaat bisa didapatkan dari tidur siang singkat.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Pekerja tidur diatas tumpukan karung berisi rumput untuk pakan sapi di lokasi penjualan hewan qurban di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (26/6/2022).

JAKARTA, KOMPAS — Tidur siang mungkin menjadi sebuah kemewahan bagi sebagian orang, apalagi pada para pekerja kantoran. Tidak jarang, akhirnya seseorang berusaha mencuri waktu selepas jam istirahat siang untuk sekadar tidur siang singkat.

Tidur siang dalam waktu singkat sebenarnya memiliki banyak manfaat. Itu sebabnya, tidur siang singkat disebut juga dengan istilah power naps. Kebiasaan tidur siang singkat dapat meningkatkan produktivitas serta mengurangi tingkat stres.

Direktur Pusat Klinis untuk Pengobatan Nyeri Wajah dan Gangguan Tidur Texas A&M University Steven Bender, dikutip dari The Conversation yang terbit pada Senin (28/8/2023), mengatakan, tidur siang singkat yang berlangsung sekitar 20-30 menit memiliki berbagai manfaat. Itu, antara lain, dapat meningkatkan kesehatan mental dan daya ingat. Selain itu, tidur siang singkat juga dapat meningkatkan kewaspadaan dan fokus.

”Tidur siang singkat juga dikaitkan dengan peningkatan produktivitas dan kreativitas,” katanya. Itu sebabnya, sejumlah perusahaan bahkan memberikan ruang khusus untuk tidur siang di tempat kerja.

Steven mengatakan, orang yang tidur siang secara singkat juga cenderung tidak mudah merasa frustrasi dan impulsif. Karena itu, orang yang terbiasa tidur siang singkat dapat lebih fokus dan efisien untuk melakukan tugas dalam pekerjaannya. Tidak hanya itu, tidur siang pun dapat mengurangi stres. Penelitian menunjukkan tidur siang sekitar 20 menit dapat meningkatkan suasana hati.

Tidur siang singkat yang berlangsung sekitar 20-30 menit memiliki berbagai manfaat. Itu, antara lain, dapat meningkatkan kesehatan mental dan daya ingat.

Dalam jurnal yang ditulis Gino Serravalle, dkk di Laporan Hipertensi Terkini yang dipublikasi pada 2018, tidur siang singkat juga terkait dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Tidur siang singkat tersebut dapat membantu menurunkan zat tertentu di dalam tubuh yang dapat membuat tekanan darah dan detak jantung menjadi normal.

Tidur terlalu lama berbahaya

Meski tidur siang singkat punya banyak manfaat bagi tubuh, Steven mengatakan, tidur siang yang terlalu lama justru bisa berdampak buruk. Jika tidur siang dilakukan lebih dari 30 menit, seseorang dapat mengalami inersia tidur atau rasa lelah, pening, dan disorientasi setelah bangun. Kondisi ini dapat mengganggu fungsi kognitif selama beberapa menit setelah bangun dari tidur.

Baca juga: Tidur Siang Meningkatkan Risiko Hipertensi dan Stroke

Tidur siang yang terlalu lama, bahkan tidur yang dilakukan hingga menjelang sore, juga dapat mengganggu kualitas tidur di malam hari. Tidur siang yang terlalu lama dapat menyebabkan kesulitan tidur pada malam hari. Gangguan siklus tidur yang terjadi secara terus-menerus dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada kesehatan.

KOMPAS/PRIYOMBODO

Pedagang kaki lima terlelap saat menunggu pembeli di atas jembatan penyeberangan orang di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.

Risiko kesehatan akibat tidur siang terlalu lama semakin besar bagi kelompok usia di atas 60 tahun. Penelitian yang dipublikasi dalam Sleep Medicine Reviews Volume 65 pada Oktober 2022 menyebutkan, tidur siang yang lebih lama, lebih dari 30 menit, dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian menemukan, warga lansia yang tidur siang lebih dari satu jam per hari berisiko lebih tinggi mengalami peningkatan tekanan darah, gula darah tinggi, peningkatan kadar lemak pada tubuh, serta peningkatan kadar kolesterol.

Kebiasaan lain yang juga patut diperhatikan dari tidur siang adalah kebiasaan tidur setelah makan. Sekalipun singkat, tidur setelah makan bisa menyebabkan GERD atau kondisi adanya aliran balik dari isi lambung ke kerongkongan.

Baca juga: Berisiko GERD, Hindari Kebiasaan Berbaring Setelah Makan

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam dalam Kompas.id (28/4/2022) mengatakan, jika setelah makan langsung berbaring, makanan yang seharusnya turun untuk diproses di lambung akan balik arah ke kerongkongan. Hal itu dapat menimbulkan terjadinya GERD. Kondisi GERD biasanya timbul dengan gejala nyeri dada seperti terbakar.

Setelah makan, seseorang sebaiknya menunggu sekitar tiga jam untuk berbaring. ”Waktu ini merupakan waktu ideal untuk pengosongan lambung. Hal ini juga bergantung pada jenis dan porsi makanan yang dikonsumsi,” kata Ari.