Kolaborasi, kerja sama, dan kepedulian dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk mengatasi masalah di perkotaan, salah satunya tengkes. Hal ini sangat diperlukan karena pemerintah tak mungkin menangani masalah sendiri.
Oleh
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN, REGINA RUKMORINI
·4 menit baca
KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Ibu-ibu bersama bayi-bayi berusia di bawah dua tahun menerima makanan tambahan untuk menunjang asupan nutrisi pada Kamis (31/8/2023) di TK Harapan, Kelurahan Rejowinangun Utara, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah. Pada kesempatan ini, Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan komunitas Cegah Stunting Emak-emak Magelang Sehat (CETING EMAS) untuk program jangka pendek intervensi gizi pencegahan tengkes.
MAGELANG, KOMPAS — Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas atau DKK bersama Pemerintah Kota Magelang dan komunitas penggerak warga berkolaborasi menangani stunting atau tengkes melalui program jangka pendek dan jangka panjang. Penanganan tengkes jangka pendek dilakukan dengan intervensi gizi berupa pemberian makanan tambahan atau PMT, sedangkan penanganan jangka panjang melalui perbaikan sanitasi lingkungan.
Pada Kamis (31/8/2023), Yayasan DKK menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan komunitas Cegah Stunting Emak-emak Magelang Sehat (CETING EMAS) untuk program jangka pendek intervensi gizi pencegahan tengkes. Acara ini digelar di Taman Kanak-kanak Harapan, Kelurahan Rejowinangun Utara, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah. Pada acara yang sama, Yayasan DKK bersama komunitas Tembang Tidar meresmikan selesainya pembangunan bersama sarana sanitasi lingkungan di sekitar Kota Magelang.
Pogram intervensi gizi dalam bentuk PMT di Kota Magelang dilaksanakan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, Yayasan DKK menyalurkan dana untuk program PMT bagi 28 bayi di bawah dua tahun (baduta) berisiko tengkes di Kecamatan Magelang Tengah mulai 15 September 2023 hingga 15 Desember 2023. Evaluasi keberhasilan akan digelar setiap bulan.
Persoalan stunting tidak hanya masalah individu, tapi juga masalah bersama. Bahkan, menyangkut masa depan generasi bangsa.
Pada tahap kedua, Yayasan DKK menyalurkan dana untuk program PMT untuk 200 bayi di bawah lima tahun (balita) gizi buruk dan gizi kurang serta ibu hamil kurang energi kronis (KEK) di seluruh kelurahan di Kota Magelang mulai 15 Desember 2023-15 Maret 2024.
Total dana yang disalurkan untuk program ini sebanyak Rp 513.000.000. Dana yang disalurkan berasal dari donasi pembaca harian Kompas/Kompas.id yang dikelola oleh Yayasan DKK.
KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Ketua Yayasan DKK Gesit Ariyanto dengan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Magelang Niken Ichtiaty Nur Aziz menandatangani MoU program jangka pendek intervensi gizi pencegahan tengkes, Kamis (31/8/2023) di TK Harapan, Kelurahan Rejowinangun Utara, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah.
Sementara itu, untuk pencegahan tengkes jangka panjang digelar dengan perbaikan sanitasi berupa pembangunan 81 unit jamban sehat individu dan 76 sambungan rumah (SR) ke jaringan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik (SPALD) Kota Magelang. Proyek yang dimulai pada akhir tahun 2022 itu telah selesai seluruhnya dan memberikan manfaat pada 177 keluarga dengan 608 jiwa. Dana program sebesar Rp 299.885.000 ini juga dibiayai oleh donasi pembaca harian Kompas/Kompas.id yang dikelola Yayasan DKK.
Program ini bertujuan untuk mengubah perilaku buang air besar secara sembarangan di kalangan warga serta mendukung target Pemkot Magelang memenuhi akses sanitasi aman dan layak sebagai kebutuhan dasar manusia.
”Luar biasa kalau semua pemangku kepentingan mau berkolaborasi. Jika ada satu persoalan kita keroyok bersama, maka masalah akan cepat selesai. Penanganan stunting perlu teladan dan contoh. Semoga Kota Magelang bisa menjadi model bagi daerah-daerah lain,” kata Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz seusai penandatanganan MoU.
Agar setiap masalah yang ada bisa tertangani dengan baik, Aziz pun meminta agar setiap aparat pemerintah seperti lurah di Kota Magelang, juga rajin turun ke lapangan. ”Setiap lurah harus tahu betul tentang kondisi dan permasalahan yang dialami masyarakat di lapangan,” ujarnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Magelang Handini Rahayu mengatakan, selain mengandalkan dana bantuan dari Yayasan DKK, Kota Magelang juga memiliki dana lokasi khusus (DAK) untuk penanganan tengkes sekitar Rp 900 juta. ”Dana DAK tersebut tahun ini akan digunakan secara keroyokan oleh sejumlah dinas dan instansi untuk menangani 474 anak tengkes di Kota Magelang,” ujarnya.
Angka prevalensi tengkes di Kota Magelang di bawah 14 persen, masih di bawah prevalensi tengkes tingkat nasional sebesar 21,6 persen. Meski demikian, kepedulian penanganan terhadap kasus tersebut terus digencarkan dengan target Kota Magelang nantinya benar-benar nihil dari kejadian tengkes.
Penandatanganan MoU program jangka pendek intervensi gizi pencegahan tengkes dilakukan antara Ketua Yayasan DKK Gesit Ariyanto danKetua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Magelang Niken Ichtiaty Nur Aziz. ”Persoalan stunting tidak hanya masalah individu, tetapi juga masalah bersama. Bahkan, menyangkut masa depan generasi bangsa. Di sana Yayasan DKK melihat betapa strategisnya bantuan ini disalurkan,” kata Gesit.
KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Penerima bantuan pembangunan jamban, Supriyanto dan istrinya, Yuli, berdialog dengan Ketua Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Gesit Ariyanto, Kamis (31/8/2023), di rumah kontrakannya di Kelurahan Rejowinangun Utara, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah. Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan komunitas Cegah Stunting Emak-emak Magelang Sehat (CETING EMAS) untuk program jangka pendek intervensi gizi pencegahan tengkes dan proyek jangka panjang penanganan stunting melalui pembangunan sarana sanitasi.
Akhirnya punya jamban
Supriyanto, salah seorang warga Kelurahan Rejowinangun Utara yang menerima bantuan pembangunan jamban, mengaku sangat terbantu setelah dibangun jamban di rumah kontrakannya. ”Selama ini, kami terpaksa buang air di sungai karena tidak ada jamban di rumah kontrakan. Jarak sungai sekitar 200 meter dari rumah kontrakan,” ujarnya.
Jumlah anggota keluarga Supriyanto enam orang sehingga kebutuhan jamban menjadi sangat mendesak. Kini, keluarganya bisa memanfaatkan dua buah toilet baru yang dibangun dengan dana Yayasan DKK bekerja sama dengan Forum Tembang Tidar dan Pemkot Magelang.
Ketua Forum Tembang Tidar Untung Argono Widodo mengungkapkan, sekarang di musim kemarau banyak sungai di sekitar Kota Magelang yang mengering. ”Bisa dibayangkan jika jamban-jamban itu tidak dibangun, lalu bagaimana warga akan buang air besar? Kalau setiap hari harus nebeng di toilet, tetangga tentu tidak enak,” ujarnya.
Yayasan DKK aktif menyalurkan dana bantuan pembaca harian Kompas/Kompas.iduntuk menanggulangi bencana alam, kemiskinan, kesehatan, dan, pendidikan. Dana bantuan pembaca dihimpun melalui nomor Rekening BCA 0123021433 a.n Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas.