YDKK Bantu Pembangunan Jamban Sehat di Permukiman Padat Penduduk di Magelang
YDKK intens melakukan pembangunan jamban sehat. Di Kota Magelang, pembangunan jamban sehat dilakukan untuk mengubah perilaku buang air besar sembarangan dan memenuhi kebutuhan sanitasi aman dan layak.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas membantu membangun 18 unit jamban individual berstandar nasional Indonesia (SNI) dan 24 sambungan rumah ke sistem pengolahan air limbah domestik (SPALD) di Kelurahan Panjang, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Selasa (25/10/2022). Jamban sehat dan SPALD ini dibangun dari dana donasi dari para pembaca harian Kompas senilai Rp 99,7 juta.
Ketua Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK) Tomy Trinugroho, mengatakan, pembangunan jamban sehat terus dilakukan karena YDKK memang menaruh perhatian pada isu kesehatan, terutama masalah sanitasi.
”Tanpa perhatian yang serius, masalah sanitasi yang terabaikan bisa berdampak buruk terhadap masyarakat, termasuk di antaranya turut pula memicu terjadinya stunting pada anak-anak,” ujar Tomy, saat ditemui di Kelurahan Panjang, Kota Magelang, Jawa Tengah, Selasa (25/10/2022).
Setelah di Kelurahan Panjang, program pembangunan jamban sehat keluarga akan terus dilanjutkan di kelurahan-kelurahan padat penduduk lainnya di Kota Magelang. Program ini sengaja dilakukan dengan tujuan untuk mengubah perilaku buang air besar sembarangan di kalangan warga serta untuk mendukung program Pemerintah Kota Magelang memenuhi akses sanitasi aman dan layak sebagai kebutuhan dasar manusia.
Jefry Budiman, USAID-IUWASH Regional Manager, Central Java Regional Office, mengatakan, sanitasi menjadi hal yang sangat penting untuk kehidupan masyarakat di berbagai penjuru dunia.
”Jika ingin menjadi negara maju, Indonesia pun harus terlebih dahulu mencukupi kebutuhan sanitasi layak untuk 100 persen warganya,” ujarnya.
Pembangunan jamban sehat ini dilakukan bekerja sama dengan Forum Tembang Tidar (FTT), kelompok masyarakat yang memfokuskan perhatian pada masalah sanitasi dan kebutuhan air minum masyarakat Kota Magelang. Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan FTT, dari 17 kelurahan di Kota Magelang, ada sembilan kelurahan, yang warganya masih memiliki kebiasaan buang air besar sembarangan.
Ketua FTT Untung Argono mengatakan, perilaku buang air besar sembarangan ini dilakukan dengan cara hanya memasang saluran pembuangan sederhana, di mana pipa-pipa yang terpasang langsung mengeluarkan semua buangan kamar mandi langsung ke sungai.
Berdasarkan keterangan dari warga, menurut dia, masyarakat Kota Magelang sebenarnya sama sekali tidak keberatan untuk diminta membangun jamban sehat. Namun, rata-rata dari mereka mengaku tidak bisa melakukannya karena kendala biaya.
”Biaya membangun jamban sehat relatif memberatkan karena mereka sendiri masih kesulitan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
Biaya pembangunan jamban sehat berkisar Rp 4 juta hingga Rp 4,5 juta per keluarga.
Oleh karena itu, Untung pun sangat senang dan lega ketika mendapat bantuan khusus untuk pembangunan jamban sehat.
Wali Kota Magelang M Nur Aziz mengatakan, Pemerintah Kota Magelang akan terus berupaya mengalokasikan dana, baik dari APBD maupun dana dari berbagai program bantuan dari pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, untuk kebutuhan pembangunan jamban.
”Pembangunan jamban sehat untuk seluruh warga Kota Magelang, kami targetkan tuntas di tahun 2023,” ujarnya.
Saat ini, sekitar 97 persen masyarakat Kota Magelang sudah menggunakan jamban sehat dan sanitasi layak. Sisa sekitar 3 persen lainnya, terdiri dari sekitar 1.200 keluarga yang tersebar di sejumlah daerah di Kota Magelang.