Bermain ”Puzzle” Digital Meningkatkan Memori Lansia
Penurunan daya ingat sering dialami oleh orang lanjut usia atau lansia. Berdasarkan penelitian terbaru, bermain ”puzzle” digital baik untuk mendukung ingatan lansia.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kemampuan mengingat seseorang cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Namun, studi terbaru dari University of York, Inggris, menemukan bahwa bermain puzzle digital dapat meningkatkan memori atau ingatan warga lanjut usia.
Studi itu menyebutkan orang berusia 60 tahun ke atas yang bermain puzzle digital memiliki kemampuan lebih besar untuk mengabaikan gangguan yang tidak relevan. Namun, lansia yang bermain gim strategi tidak menunjukkan peningkatan memori atau konsentrasi yang sama.
Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Heliyon pada 8 Agustus 2023. Penelitian melibatkan lebih dari 180 lansia berusia 60-81 tahun. Para peneliti mengkaji apakah dampak dari jenis rangsangan mental tertentu, seperti bermain gim, juga memiliki efek yang berubah tergantung pada usia.
Studi tersebut juga menyertakan lebih dari 200 pemuda berusia 18-30 tahun. Para lansia dan pemuda diuji untuk mengingat gambar saat perhatiannya teralihkan.
Peneliti dari Departemen Ilmu Komputer University of York, Joe Cutting, mengatakan, umumnya orang mempunyai kemampuan yang baik untuk mengabaikan gangguan yang tidak relevan. Seseorang dapat menghafal nama jalan meskipun ada gangguan di sekitarnya. Namun, kemampuan itu menurun seiring bertambahnya usia.
”Permainan puzzle untuk lansia memiliki kemampuan yang mengejutkan untuk mendukung kemampuan memori dan tingkat konsentrasi yang sama dengan pemuda berusia 20 tahun yang tidak bermain puzzle,” ujarnya dilansir dari Eurekalert.org, Selasa (15/8/2023).
Umumnya orang mempunyai kemampuan yang baik untuk mengabaikan gangguan yang tidak relevan. Seseorang dapat menghafal nama jalan meskipun ada gangguan di sekitarnya. Namun, kemampuan itu menurun seiring bertambahnya usia.
Namun, jika hanya memainkan gim strategi, lansia cenderung melupakan unsur-unsur yang melekat pada memori saat mereka terganggu oleh sejumlah hal. Sementara anak muda cenderung kurang berhasil memusatkan perhatian jika mereka hanya bermain puzzle.
Peneliti dari Departemen Psikologi University of York, Fiona McNab, menyebutkan, banyak penelitian berfokus pada permainan aksi karena menganggap bereaksi dengan cepat, melacak target, dan sebagainya membantu perhatian dan ingatan. Namun, analisis pihaknya menunjukkan bahwa elemen tindakan tidak menawarkan manfaat yang signifikan bagi generasi muda.
”Sebaliknya, tampaknya elemen strategi permainan yang merangsang ingatan dan perhatian lebih baik pada kaum muda. Namun, kami tidak melihat efek yang sama pada lansia. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami mengapa hal ini terjadi,” katanya.
McNab menambahkan, pihaknya belum bisa mengesampingkan faktor gim strategi yang dimainkan oleh lansia tidak sesulit gim yang dimainkan anak muda. Tingkat tantangan atau kesulitan mungkin menjadi faktor penting dalam peningkatan memori.
Para peneliti menyampaikan, studi di masa depan perlu fokus menelusuri mengapa terdapat perbedaan dampak dari jenis permainan tergantung dari usia orang yang memainkannya. Jika hal ini terkait, penting untuk diketahui bagaimana otak menyimpan informasi seiring bertambahnya usia.