Pendidikan vokasi yang dituntut relevan dengan dunia kerja sebenarnya dapat menyiapkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Untuk itu, pembelajaran di pendidikan vokasi wajib mengikuti perkembangan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
BATAM, KOMPAS — Meskipun pendidikan vokasi juga mengasah kecakapan teknis atau hard skills peserta didik, relevansi dengan perkembangan terkini tetap dibutuhkan agar tidak ketinggalan atau usang. Tidak hanya harus adaptif dengan perkembangan teknologi digital yang semakin tidak terpisahkan dalam melakukan pekerjaan, pendidikan vokasi juga mengasah kompetensi soft skills.
Menguatkan kecakapan soft skills lulusan pendidikan vokasi membuat sumber daya manusia berbeda dengan robot sehingga tetap dapat merebut peluang kerja. Apalagi untuk bidang kerja yang menuntut kreativitas, kolaborasi, memengaruhi keputusan seseorang, hingga mengelola tim, tetap butuh kemampuan unik manusia.
Pada kegiatan kompetisi mahasiswa bisnis administrasi politeknik negeri se-Indonesia dan luar negeri atau International Business Administration Competition (IBAC) 2023 di Politeknik Negeri Batam (Polibatam), Kamis (10/8/2023), kompetensi inti untuk mendukung administrasi bisnis di dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dilombakan. Mahasiswa melakukan tugas kesekretariatan dan administrasi yang sudah dikombinasikan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital.
Kunci untuk pendidikan vokasi untuk tidak usang dengan kolaborasi dengan keilmuan lain dan industri.
Polibatam memanfaatkan acara IBAC untuk mengenalkan project based learning atau pembelajaran berbasis proyek (PBL) dengan menampilkan pagelaran vokasi. PBL membuat pendidikan di politeknik tetap relevan karena memecahkan masalah di sekitar, terutama di dunia kerja.
Ketua Panitia IBAC 2023 Himawan Mochtoha yang juga dosen administrasi bisnis terapan di Polibatam memaparkan, dari 44 politeknik negeri di Indonesia, yang ikut tahun ini 20 politeknik dan satu politeknik dari Malaysia. Sebanyak 154 peserta disebar dalam sembilan bidang lomba yang merupakan kompetensi inti lulusan program studi administrasi binis.
Di Polibatam, peserta menjalani tes teori dan praktik sesuai bidang lomba. Ada lomba yang mewajibkan peserta membuat proposal atau artikel ilmiah, serta presentasi.
”Kami juga melibatkan juri dari dunia industri supaya tahu mana kompetensi yang masih dibutuhkan dan relevan. Kesembilan kompetensi yang dilombakan dinilai masih relevan di dunia bisnis sampai saat ini,” jelas Himawan.
Sembilan bidang lomba yang diikuti mahasiswa bisnis administrasi adalah business plan atau perencanaan bisnis untuk memaparkan rancangan bisnis dari sudut pandang luas, keuangan, atau pemasaran. Ada juga bidang presentasi bisnis yang menguji kompetensi mahasiswa menjelaskan ide bisnis ke calon investor dan pembeli dalam bahasa Inggris.
Lomba mendesain web juga diadakan agar mahasiswa mampu memanfaatkan teknologi digital untuk meraih pembeli. Kompetensi kearsipan (filing) di dunia digital juga tetap dibutuhkan.
”Walaupun dalam era sekarang kearsipan jarang diminati, kompetensi ini sangat penting. Apalagi sekarang kita masuk era big data. Jadi, kemampuan membuat arsip yang mudah dicari akan mampu membuat manajemen informasi yang ada di masyarakat atau industri mudah ditemukan, lalu dipilah dan pilih sesuai kebutuhan,” kata Himawan.
Ada juga kompetensi kesekretriatan yang menguji sosok sekretaris yang mumpuni. Bidang lomba perencanaan rapat menuntut kemampuan untuk mengatur rapat formal, informal, atau kenegaraan agar efektif. Hal ini mengingat setiap jenis rapat/pertemuan memerlukan perlakuan yang berbeda-beda.
Kemampuan berbicara di depan publik atau public speaking juga dinilai penting. Oleh karena itu, hal ini diasah melalui lomba menjadi master ceremony atau pembawa acara (MC).
Kebutuhan industri
Di era digital yang menghadirkan banyak informasi, proses pengolahan data bisnis menjadi kian penting. ”Kompetensi baru ini muncul dari pekerjaan analisis data. Industri butuh orang yang mampu menganalisis data sehingga dapat memilah dan memilih informasi yang melimpah agar dapat mengambil keputusan yang tepat dan cepat,” kata Himawan.
Terakhir ada lomba mengetik dengan cepat atau typing speed. Meskipun kompetensi sederhana dan bisa dipadukan dengan aplikasi mengetik cepat, kemampuan mengetik 10 jari dengan kecepatan dan keakuratan tinggi mendukung kinerja administrasi bisnis.
”Kompetensi ini dibutuhkan di dunia kerja, ini kompetensi yg wajib dimiliki atau inti untuk mendukung dunia bisnis. Penguasaan kompetensi ini bisa dikombinasikan sehingga bisa menjadi kelebihan tiap lulusan," ujar Himawan.
Menurut Himawan, bisnis selalu berkembang, tidak semua pekerjaan dapat digantikan robot. Pekerjaan yang butuh soft skills tinggi seperti kemampuan presentasi guna meyakinkan investor dan negosiasi yang dapat memengaruhi pembeli butuh kemampuan manusia.
”Kunci untuk pendidikan vokasi untuk tidak usang dengan kolaborasi dengan keilmuan lain dan industri. Seperti kearsipan kini dimutakhirkan dengan cloud sehingga bisa dilakukan dan diakses kapan dan di mana saja,” ujar Himawan.
Wanda Khopipah, mahasiswa D-3 administrasi bisnis di Politeknik Negeri Medan, salah satu peserta lomba bidang kearsipan (filing) mengatakan kompetensi yang diajarkan sebenarnya tak hanya dibutuhkan saat bekerja. ”Kompetensi ini dibutuhkan juga untuk kehidupan sehari-hari sehingga berguna. Jika kita menikmati apa yang kita lakukan dan mengikuti perkembangan terkini, saya yakin bisa relevan dan berdaya saing di dunia kerja,” kata Wanda.
Saat mengikuti lomba ini, menurut Wanda, peserta diseleksi di tingkat kampus. Saat lomba, peserta menjalani tes teori dan tes praktik/presentasi.
Lulusan dari program studi administrasi bisnis memiliki pilihan kerja, antara lain, di bagian human resources (SDM), marketing/pemasaran, hingga kesekretariatan.