Pendidikan tinggi vokasi ditantang mengembangkan terobosan pembelajaran dan sistem pendidikan yang semakin adaptif dengan perkembangan. Salah satu yang dikuatkan adalah pembelajaran berbasis proyek.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
BATAM, KOMPAS — Pendidikan tinggi vokasi perlu semakin lincah dan fleksibel dalam mengembangkan pembelajaran untuk menyiapkan lulusan yang tidak hanya terampil dan siap kerja, tetapi juga berpikir kritis, analitis, dan solutif. Kekuatan pendidikan vokasi yang terhubung dengan dunia usaha dan industri sudah semestinya dimanfaatkan untuk menghadirkan terobosan program dan pembelajaran yang relevan dan memenuhi tuntutan perkembangan zaman.
Peningkatan pendidikan tinggi vokasi yang berkualitas dan relevan menjadi komitmen berbagai politeknik, salah satunya lewat penerapan pembelajaran berbasis proyek (PBL) yang terus diperkuat. Hal ini agar politeknik tidak lagi sekadar pemasok kerja terampil bagi industri, tetapi juga mampu bersama-sama memecahkan masalah yang dihadapi dunia usaha dan industri.
Salah satu rujukan PBL yang dilakukan berbagai politeknik negeri dan swasta di Indonesia adalah belajar dari Politeknik Negeri Batam (Polibatam). Ajang Pagelaran Vokasi di Polibatam yang dibuka di Kota Batam, Rabu (9/8/2023), hingga Kamis ini menjadi kesempatan untuk menunjukkan perkembangan pendidikan vokasi dengan PBL dan berbagai program Kampus Merdeka lain.
Kesempatan tatap muka lebih untuk berdiskusi dan menyiapkan pembelajaran berbasis proyek yang berpusat pada mahasiswa.
Deputy Head of Downstream Innovation and Business Services Office Polibatam Hendawan Soebahakti mengatakan, teknologi digital dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan pengelolaan sistem pembelajaran atau learning system management (LMS) di kampus. Para dosen pun dapat menyediakan bahan ajar dalam beragam bentuk seperti video serta kuis untuk memastikan mahasiswa memahami materi ajar.
”Pembelajaran teori yang secara konvensional dosen menjelaskan di ruang kuliah, sudah bisa digantikan dengan LMS. Bahkan, pembahasan bisa dengan daring. Kesempatan tatap muka lebih untuk berdiskusi dan menyiapkan pembelajaran berbasis proyek yang berpusat pada mahasiswa. Hal ini dimulai dengan memahami tentang masalah-masalah yang ada di kampus atau industri untuk bisa dicarikan solusinya,” kata Hendawan.
Menurut Hendawan, tahapan untuk memastikan kompetensi lulusan vokasi tidak hanya menguasai hard skills dan punya kecakapan yang relevan dengan perubahan dunia industri yang cepat, harus disiapkan dosen dan pimpinan politeknik. Polibatam mengembangkan PBL dengan kerangka Conceive, Design, Implement, Operate (CDIO) sehingga mahasiswa terbiasa untuk berkolaborasi secara lintas ilmu dan tidak terpaku belajar di kampus saja.
Welli Braham K, Wakil Direktur Bidang Akademik Politeknik Bintan Cakrawala, di Bintan, Kepulauan Riau, mengatakan, meskipun politeknik bidang hospitality seperti perhotelan, kuliner, dan perjalanan wisata baru dibuka tahun 2019 di Bintan, konsep PBL sudah diterapkan. Pembelajaran yang membuat para mahasiswa mengalami langsung bahkan membuat proyek yang terkait keahliannya, membuat dunia industri melirik lulusan.
”Kami terus menggali dan belajar untuk mengembangkan pendidikan vokasi yang berkualitas sehingga lulusan punya daya tawar tinggi. Kami juga fleksibel ketika industri ingin merekrut mahasiswa magang untuk bekerja, kami bekerja sama supaya para mahasiswa tetap bisa kuliah sambil kerja. Untuk penilaian bisa disesuaikan,” kata Welli.
Sementara itu, Arif Ardianto dari Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Perhubungan (Kemenhub), mengatakan, ada lima politeknik pemerintah di bawah Kemenhub yang tersebar di daerah-daerah. Model PBL yang sudah berkembang di politeknik, termasuk di Polibatam, dinilai berhasil sehingga akan diterapkan juga di semua politeknik di bawah Kemenhub.
Menjadi politeknik yang lincah salah satunya dilakukan Polibatam dengan membuat terobosan dalam penerimaan mahasiswa. Peminat yang mendaftar di Polibatam sekitar 12.000 orang tahun ini dengan kapasitas hanya dapat menampung sekitar 3.500 orang.
”Kami menawarkan cara belajar yang menggabunggkan microcredential dengan diploma. Peserta bisa belajar dengan pelatihan lalu diikuti sertifikasi kompetensi. Lalu dengan rekognisi pembelajaran lampau atau RPL nanti bisa diakui untuk diploma sesuai standar yang berlaku," kata Hendawan.
Pagelaran vokasi Polibatam
Terkait Pagelaran Vokasi Polibatam, pada tahun ini dikolaborasikan dengan berbagai kegiatan di kampus Polibatam dari berbagai jurusan, program studi, dan acara nasional. Polibatam kini juga sebagai tuan rumah kegiatan besar International Business Administration Competition (IBAC) atau ajang kompetisi mahasiswa bisnis administrasi dari politeknik negeri di Indonesia dan Malaysia, pameran Expo, Polibatam Fair, dan Polibatam Job Fair.
Selain kegiatan tersebut, Polibatam juga meluncurkan beberapa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka seperti Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), Wirausaha Merdeka Polibatam, Buku Panduan CDIO, Pendanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD), IndonesianInternational Student Mobility Awards (IISMA), dan Magang Studi Independen Bersertifikat.
Direktur Polibatam Uuf Brajawidagda memaparkan, Pagelaran Vokasi tahun ini merupakan kolaborasi dari berbagai kegiatan dipadukan di ajang Pagelaran Vokasi 2023 ini. Semester ini ada 419 proyek pembelajaran dan 137, di antaranya merupakan hasil kolaborasi dengan industri dan telah terseleksi menjadi ada 120 stan yang ditampilkan pada ajang pameran atau PBL EXPO.
Deputi 2 Kantor Staf Presiden Republik Indonesia Abetnego Tarigan mengatakan, pendidikan vokasi memang tepat menjadi salah satu solusi dalam pengembangan SDM di Indonesia. Kini telah ada Perpres Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
”Melalui Perpres ini, vokasi telah mendapatkan perhatian khusus dari Presiden untuk menghasilkan SDM berkualitas dan siap diterima di dunia industri,” kata Abetnego.