Menkes Ajak Elon Musk Sediakan Akses Internet Puskesmas 3T
Pemerintah kembali menjajaki kerja sama dengan Elon Musk. Kali ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi diutus untuk bertemu dan mendorong Elon turut menyediakan akses internet sampai ke pelosok negeri.
Oleh
Stephanus Aranditio
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menemui Elon Musk di Amerika Serikat pada Jumat (4/8/2023) untuk menjajaki kerja sama penyediaan akses internet di puskesmas yang terletak di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar. Jika sepakat, Starlink, perusahaan jaringan satelit bagian dari SpaceX milik Elon, akan menyediakan internet ke puskesmas di daerah 3T tersebut.
Budi mengatakan, penyediaan internet di semua tempat pelayananan kesehatan diperlukan demi memastikan pelayanan yang merata di Tanah Air. Saat ini masih ada 2.200 puskesmas dan 11.100 puskesmas pembantu yang belum memiliki akses internet. Koneksi internet diperlukan untuk akses yang lebih baik ke layanan kesehatan dan mempermudah akses komunikasi antardaerah sekaligus mendukung agenda digitalisasi transformasi kesehatan yang digaungkan pemerintah.
Pertemuan itu sebenarnya hal baik, tetapi infrastruktur telekomunikasi, kan, seharusnya urusannya Kemenkominfo.
”Dengan adanya akses internet, konsultasi layanan kesehatan dapat dilakukan secara daring. Peningkatan kemampuan tenaga kesehatan lewat pelatihan jarak jauh juga bisa dilakukan,” kata Budi dalam siaran persnya, Minggu (5/8/2023).
Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan, Ngabila Salama, menambahkan, dengan hadirnya internet di puskesmas di daerah 3T, pencatatan rekam medis masyarakat akan terekam dengan baik dan bermuara di aplikasi Satu Sehat. Ini akan memudahkan pemerintah dalam mengawasi dan membuat arah kebijakan untuk kesehatan masyarakat.
Adanya layanan internet di seluruh pelosok Indonesia ini juga bisa membantu perpanjangan izin praktik (SIP) tenaga kesehatan limat tahun sekali melalui Satu Sehat yang transparan.
”Proses upload berkas dan bukti oleh nakes yang juga tentunya ter-update datanya dari sistem database nakes yang selama ini sudah dimiliki Kemenkes RI. Juga bisa meningkatkan kompetensi nakes melalui pelatihan daring,” ucap Ngabila.
Dalam kajian Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) tahun 2022, sistem pelayanan kesehatan primer perlu bertransformasi. Keterbatasan puskesmas sebagai layanan kesehatan tingkat pertama sangat terlihat saat kelimpungan menghadapi pandemi Covid-19. Mulai dari terbatasnya kapasitas sumber daya manusia, logistik, sarana, hingga prasarana kesehatan.
Salah satu yang disoroti saat itu adalah masalah penghimpunan data pasien dan vaksinasi Covid-19 yang belum terintegrasi dengan baik. Pembinaan tenaga kesehatan di puskesmas dengan lokakarya dari Dinas Kesehatan yang harus dilakukan secara daring menjadi tidak efektif karena terkendala masalah sinyal internet.
Oleh sebab itu, dalam salah satu rekomendasinya, CISDI meminta pemerintah untuk menyediakan sistem informasi kesehatan yang terintegrasi dalam bentuk data yang akurat dan real time agar bisa ditindaklanjuti dengan cepat dan tepat. Rekemendasi lain adalah reformasi kepemimpinan dalam sistem kesehatan, reformasi kualitas kebijakan publik, pencapaian cakupan kesehatan semesta (UHC), reformasi model layanan, serta peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kesehatan (Kompas.id, 8 September 2022).
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR Emanuel Melkiades Laka Lena akan memanggil Budi untuk menjelaskan hasil pertemuannya dengan miliader asal AS tersebut. Sebab, legislator di Senayan belum mengetahui secara rinci terkait rencana kerja sama yang akan dijalin pemerintah.
”Pertemuan itu sebenarnya hal baik, tetapi infrastruktur telekomunikasi, kan, seharusnya urusannya Kemenkominfo. Kami ingin mendengar langsung dari Pak Menkes dalam rapat di Komisi XI agar jelas duduk perkaranya, terutama terkait keamanan sibernya,” ucap Melki.
Starlink adalah satelit pertama dan terbesar di dunia dengan konstelasi menggunakan orbit bumi yang rendah untuk menghadirkan internet broadband yang mampu mendukung aktivitas daring. Filipina, Rwanda, Mozambik, dan Nigeria telah menggunakan teknologi mereka.
Belum lama ini, pada 19 Juni 2023, pemerintah meluncurkan Satelit Multifungsi Indonesia Raya 1 atau Satelit SATRIA 1 di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. SATRIA 1 diluncurkan untuk pemerataan pembangunan, terutama infrastruktur digital di pusat-pusat layanan publik seluruh Indonesia, mulai dari layanan di sektor pendidikan, fasilitas kesehatan, kantor pemerintah daerah, hingga TNI dan Polri.
Teknologi dari satelit senilai sekitar Rp 8 triliun ini memungkinkan akselerasi penyediaan internet di desa-desa yang tidak dapat dijangkau teknologi fiber optik dalam 10 tahun ke depan.