Inovasi Konversi Energi dari Masyarakat Perlu Didukung Uji Ilmiah
Inovasi ataupun kreasi dari masyarakat yang berpotensi digunakan secara luas, seperti alat konversi energi dari air, perlu melalui serangkaian pengujian agar bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Inovasi ataupun kreasi dari masyarakat yang berpotensi digunakan secara luas, seperti alat konversi energi dari air, perlu melalui serangkaian pengujian agar bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pengujian ini juga penting untuk mengurangi sekaligus menghindari risiko ataupun dampak yang ditimbulkan produk inovasi tersebut.
Dalam beberapa waktu terakhir, publik dihebohkan dengan penemuan atau inovasi dari masyarakat terkait perangkat yang bisa mengubah air menjadi hidrogen. Alat yang diberi nama Nikuba ini bahkan bisa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan dan telah dipresentasikan kepada pihak perusahaan otomotif ternama di Italia.
Menanggapi temuan tersebut, Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dadan Nugraha menyatakan, pada dasarnya BRIN sangat mendukung segala bentuk inovasi dan kreasi yang dilakukan atau dihasilkan masyarakat luas.
”Pada prinsipnya, inovasi lahir karena ada kebutuhan untuk menyelesaikan suatu masalah sehari-hari masyarakat dan bentuknya sangat banyak. Oleh karena itu, salah satu program BRIN juga ada yang khusus untuk memfasilitasi inovasi dari masyarakat atau akar rumput,” ujarnya dalam konferensi pers di Kantor BRIN, Jakarta, Jumat (14/7/2023).
Menurut Dadan, pihak BRIN sebelumnya sudah mendatangi inovator Nikuba sejak temuan ini mencuat ke publik tahun lalu. BRIN juga telah menawarkan untuk memfasilitasi proses uji ilmiah. Namun, saat itu inovator Nikuba belum berkenan sehingga tidak ada tindak lanjut.
Fasilitasi pengujian ilmiah yang dilakukan BRIN untuk inovasi dari masyarakat bertujuan agar berbagai klaim oleh penemu bisa dibuktikan dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pengujian ini juga penting untuk mengurangi sekaligus menghindari risiko, efek samping, ataupun dampak yang ditimbulkan produk inovasi dari berbagai bidang.
”Klaim itu seharusnya berbasis pada bukti, bukan testimoni. Sering kali temuan dari bidang pengobatan lebih banyak menjual testimoni dan ini yang berbahaya. Jadi, yang dilakukan BRIN bukan mengecilkan gagasan atau kreasi masyarakat, tetapi ingin membuktikan temuan tersebut sehingga layak dimanfaatkan secara luas,” tuturnya.
Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN Haznan Abimanyu tidak bisa menilai terkait aspek kebaruan dalam inovasi Nikuba karena belum melihat secara langsung teknologi tersebut. Pihaknya juga telah menawarkan untuk menguji Nikuba agar peneliti BRIN bisa mengetahui teknologi apa saja yang digunakan dalam inovasi tersebut.
Klaim itu seharusnya berbasis pada bukti, bukan testimoni. Sering kali temuan dari bidang pengobatan lebih banyak menjual testimoni dan ini yang berbahaya.
”Selama ini juga sudah ada inovasi yang mirip dengan Nikuba, yakni menggunakan hidrogen untuk membakar kendaraan. Akan tetapi, inovator tersebut tidak mengeklaim bahwa air digunakan sebagai bahan bakar, melainkan air sebagai penghemat,” katanya.
Meski demikian, Haznan tidak menampik bahwa dengan teknologi sekarang, air memang sangat memungkinkan untuk menggantikan minyak sebagai bahan bakar. Dengan catatan, bahan bakar minyak (BBM) yang ada saat ini sudah tidak diproduksi kembali. Selain itu, energi air yang dihasilkan juga harus setara atau melebihi BBM tersebut.
Syarat inovasi
Menurut Dadan, inovasi dari peneliti ataupun masyarakat harus memenuhi dua syarat, yakni memiliki nilai kebaruan dan menghasilkan nilai baik ekonomi maupun sosial. Di sisi lain, inovasi yang dihasilkan tersebut juga perlu dilihat dampak atau risiko penggunaannya.
Dadan menekankan, BRIN sangat terbuka dan siap untuk memfasilitasi temuan atau inovasi yang dihasilkan masyarakat. Fasilitasi tersebut berupa pengujian untuk pembuktian ilmiah dan proses mendapatkan kekayaan intelektual serta sertifikasi produk sehingga memenuhi berbagai kriteria yang ditetapkan oleh regulator.
”Tidak tertutup kemungkinan dalam prosesnya butuh penyempurnaan terhadap temuan-temuan masyarakat ini. Oleh karena itu, kami memfasilitasi pendampingan dan pengaplikasian teknologi hasil riset dari periset tersebut untuk menyempurnakan temuannya,” ucapnya.
Saat ini, BRIN juga tengah mengumpulkan dan mengidentifikasi 80 usulan inovasi dari masyarakat yang berpotensi dikembangkan lebih lanjut. Sebagian inovasi tersebut diidentifikasi langsung oleh BRIN dan sebagian lainnya merupakan usulan dari masyarakat. Upaya ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan ekosistem riset di masyarakat.