Pikiran orang justru lebih eksploratif saat berada pada masa senggang.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Sebuah riset menunjukkan, kreativitas seseorang lebih sering muncul saat berada dalam waktu istirahat. Hal ini berkaitan dengan pikiran orang yang justru lebih eksploratif pada masa senggang tersebut.
Studi dari para peneliti Universitas Arizona, Amerika Serikat, ini dimuat dalam jurnal Creativity Research yang terbit pada Juni 2023. Penelitian tersebut melibatkan Jessica Andrews-Hanna, Guru Besar Jurusan Psikologi Universitas Arizona.
”Sejarah dipenuhi dengan anekdot para ilmuwan, seniman, dan filsuf terkenal yang senang menyendiri dengan pikiran mereka. Orang-orang tersebut sering menghasilkan beberapa ide terbaik mereka selama waktu senggang,” kata Andrews-Hanna, seperti dikutip dari Sciencedaily, Jumat (7/7/2023).
Dalam studi ini, peneliti mengobservasi 81 orang dewasa di Amerika Serikat untuk menyuarakan isi pikiran mereka dalam sebuah ruangan kosong tanpa perangkat digital selama 10 menit.
Isi pikiran peserta penelitian direkam dan diterjemahkan melalui tes verbal berbasis laboratorium. Hal ini mengukur kemampuan seseorang untuk berpikir out the box atau mengeluarkan ide yang lebih atau berbeda dari orang kebanyakan.
”Pikiran seseorang muncul dan berkembang secara alami dari waktu ke waktu dalam konteks yang tidak diminta,” ujar Andrews-Hanna.
Penulis utama studi ini, Quentin Raffaeli, mengungkapkan, orang-orang kreatif lebih terlibat dalam pemikiran mereka saat dibiarkan sendiri tanpa gangguan, seperti ponsel dan internet.
Individu kreatif cenderung menunjukkan pemikiran yang lebih asosiatif.
Hasilnya, berdasarkan uji laboratorium, peneliti menemukan pikiran dari para peserta mengalir bebas serta mengaitkan satu ide atau pikiran dengan ide/pikiran lain.
”Penggunaan frasa seperti ’ini mengingatkan saya pada’ sering kali ditunjukkan. Individu kreatif cenderung menunjukkan pemikiran yang lebih asosiatif,” kata Raffaeli.
Untuk melengkapi temuan awal mereka, para peneliti memperluas studi dalam konteks rentang waktu yang jauh lebih panjang, yakni saat pandemi Covid-19. Saat itu banyak orang lebih sering menyendiri dengan pikiran mereka.
Untuk percobaan kedua ini, lebih dari 2.600 orang dewasa menjawab pertanyaan melalui aplikasi telepon pintar bernama Mind Window, yang dikembangkan oleh Andrews-Hanna dan mahasiswa pascasarjana Eric Andrews.
Upaya kolektif ini bertujuan untuk mengungkap kompleksitas pemikiran manusia dalam kehidupan sehari-hari. Peserta yang mengidentifikasi dirinya sebagai orang kreatif dilaporkan tidak terlalu bosan selama pandemi.
Sebagian besar hasilnya menunjukkan kecenderungan individu kreatif untuk lebih terlibat dan eksploratif dengan pemikiran mereka ketika tuntutan tugas dilonggarkan. ”Perlu dipahami alasan orang yang berbeda berpikir dengan cara yang mereka lakukan dapat mengarah pada intervensi yang menjanjikan untuk meningkatkan kesehatan,” kata Andrews-Hanna.