Beasiswa Kuliah untuk Masyarakat dan ASN Diperbanyak
Peningkatan sumber daya manusia untuk mendukung Indonesia Emas 2045 diwujudkan dengan penyediaan beasiswa kuliah bagi masyarakat dan aparatur sipil negara.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Dukungan kuliah bagi masyarakat dan aparatur sipil negara di dalam dan luar negeri dengan beasiswa terus diperbanyak. Pendampingan bagi pemburu beasiswa kuliah pun disediakan, baik yang berbayar maupun gratis demi meningkatkan peluang diterima di perguruan tinggi impian.
Ketua Forum Beasiswa Indonesia Sri Nurhidayah di webinar "Mengenal Beasiswa Dalam Negeri dan Luar Negeri untuk Aparatur Sipil Negara (ASN)", Kamis (6/7/2023), mengatakan, bagi ASN tidak hanya tersedia beasiswa dari Pemerintah Indonesia. Banyak pemerintah negara lain yang juga menyediakan beasiswa kuliah jenjang pascasarjana bagi ASN Indonesia.
Menurut Sri, Forum Beasiswa Indonesia yang merupakan wadah untuk mendukung para pemburu beasiswa setiap tahun rutin menggelar kongres beasiswa Indonesia. Akses informasi yang menyediakan beasiswa dalam dan luar negeri disebarkan secara gratis lewat tautan bit.ly/KatalogBeasiswaIndonesia-edisi1.
Masyarakat umum bisa memanfaatkan beasiswa LPDP untuk kuliah di luar negeri dengan separuh pembiayaan ditanggung sendiri/lembaga lain.
Dukungan bagi masyarakat dan ASN untuk berburu beasiswa kuliah di luar negeri, kata Sri, terus dilakukan, karena jumlah penduduk Indonesia yang kuliah di luar negeri dibandingkan dengan Malaysia, misalnya, masih kalah. Karena itu, persiapan untuk meraih beasiswa dilakukan secara gotong royong.
“Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab pelamar tidak lolos beasiswa. Ada masalah kemampuan bahasa asing yang kurang. Ini masih jadi salah satu pekerjaan rumah karena berdasarkan peringkat English Proficiency Index dari English First (EF), Indonesia masih di peringkat 81 dari 111 negara. Lalu, ada masalah indeks prestasi kumulatif tidak cukup, masalah pemberkasan, tidak dapat informasi, hingga mental tidak siap,” kata Sri.
Dukungan persiapan kuliah
Oleh karena itu, lanjut Sri, berbagai pemangku kepentingan berkolaborasi untuk menyiapkan pencari beasiswa dengan bekal wawasan, keterampilan bahasa, akademik, kepemimpinan/kerelawanan, dan kelas penulisan tematik. “Mereka yang punya niat dan fokus mencari beasiswa lalu nantinya ingin berkontribusi kepada bangsa akan didukung penuh. Ada berbagai program dukungan gratis yang tersedia. Sayangnya, seringkali karena gratis jadi tidak sungguh-sungguh. Karena itu, seleksinya ketat untuk mereka yang memang punya komitmen kuat,” kata Sri.
Ada juga program yang menawarkan mentor bagi pencari beasiswa. Dengan demikian, pencari beasiswa mendapat informasi yang baik tentang segala persiapan dan seluk-beluk mendaftar aplikasi beasiswa. Bahkan, masalah media sosial juga menjadi hal yang penting, terutama agar bebas dari konten hoaks, rasisme, diskriminasi, kekerasan, serta ujaran kebencian.
Direktur Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Dwi Larso mengatakan beasiswa LPD disediakan untuk beasiswa kuliah dan riset. Sumber pendanaan LPDP ini berasal dari dana abadi pendidikan.
Sebelum pandemi Covid-19, penerima beasiswa LPDP berkisar 2.000–3.000 orang per tahun. Setelah pandemi meningkat menjadi 5.000–7.000 orang per tahun. Di luar itu, ada juga penerima beasiswa jenjang S2-S3 yang dikelola Kemendikbudristek dan Kementerian Agama, jumlahnya lebih dari 15.000 orang.
Menurut Dwi, jika ditambah dengan beasiswa program vokasi, Kampus Merdeka, S1 dan non-gelar, penerima manfaat LPDP mencapai lebih dari 350.000 orang. Peningkatan tajam penerima beasiswa dari 5.000 orang menjadi sekitar 350.000 orang per tahun ini untuk mengejar ketertinggalan Indonesia.
“Peningkatan penerima beasiswa kuliah bagi masyarakat dan ASN ini untuk mendukung kemajuan sumber daya manusia atau SDM Indonesia yang mumpuni guna memajukan bangsa. Hal ini dibutuhkan untuk mendukung dan mendorong Indonesia yang mau jadi salah satu negara maju dengan kekuatan ekonomi keempat di dunia pada tahun 2045. Indonesia ingin lepas dari jebakan ekonomi menengah,” jelas Dwi.
Peningkatan jumlah penerima beasiswa LPDP juga dimungkinkan dengan co-funding atau beasiswa parsial. Masyarakat umum bisa memanfaatkan beasiswa LPDP untuk kuliah di luar negeri dengan separuh pembiayaan ditanggung sendiri/lembaga lain.
Kepala Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan Perencana, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Wignyo Adiyoso, mengatakan, pihaknya selama ini menyediakan beasiswa kuliah bagi ASN perencana atau pendukung perencanaan. ASN yang jenjang pendidikannya perlu ditingkat ke S2 seharusnya 83.000 orang dan ke jenjang S3 idealnya 1.000 orang.
“Jumlah ini belum terkejar. Kebutuhan pelatihan yang jangka pendek juga banyak, mencapai sekitar 126.000 orang. Karena itulah, kami terus mensosialisasikan peluang beasiswa bagi ASN dan berkolobarasi dengan LPDP dan lembaga lain,” kata Wignyo.