7.079 Mahasiswa UGM Ikuti KKN, Diharapkan Bantu Pengembangan UMKM
Sebanyak 7.079 mahasiswa mengikuti kuliah kerja nyata pembelajaran pemberdayaan masyarakat di 31 provinsi. Mereka diharapkan bisa membantu mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di masyarakat.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Sebanyak 7.079 mahasiswa Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, mengikuti kuliah kerja nyata pembelajaran pemberdayaan masyarakat atau KKN PPM periode kedua tahun 2023. Para mahasiswa itu diharapkan bisa membantu mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di masyarakat, termasuk mendorong pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah.
Sebelum berangkat ke lokasi KKN, para mahasiswa itu mengikuti pengarahan dan pelepasan di halaman Balairung UGM, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (23/6/2023) sore. Dalam acara itu, hadir Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, dan Rektor UGM Ova Emilia.
Saat menyampaikan arahan kepada mahasiswa, Teten mengatakan, struktur ekonomi di Indonesia didominasi oleh UMKM. Hal ini karena 99,9 persen pelaku usaha di Indonesia merupakan UMKM. Oleh karena itu, para mahasiswa tersebut pasti akan bertemu banyak pelaku UMKM di lokasi KKN masing-masing.
”Jadi, nanti di daerah-daerah, Adik-adik akan ketemu para perajin, pedagang kecil, pemilik warung, dan sebagainya,” ujar Teten.
Teten berharap, saat menjalankan KKN, para mahasiswa UGM bisa ikut membantu pengembangan UMKM. Hal itu, antara lain, bisa dilakukan dengan memanfaatkan platform digital sehingga para pelaku UMKM bisa mengembangkan usahanya. ”Supaya mereka tidak terperangkap terus-menerus dalam skala usaha mikro,” katanya.
Di sisi lain, para mahasiswa itu juga bisa belajar bagaimana menjadi wirausaha atau entrepreneur kepada para pelaku UMKM. Teten menuturkan, saat ini Presiden Joko Widodo sedang menyiapkan peta jalan Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045. Pada tahun itu, Indonesia diharapkan bisa masuk ke jajaran lima besar negara kekuatan ekonomi dunia.
Jangan merasa pandai sendiri, nanti salah paham di lapangan.
Namun, untuk mencapai hal itu, dibutuhkan sejumlah hal, termasuk meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia. ”Untuk menjadi negara maju, kita perlu mempersiapkan pebisnis-pebisnis tangguh,” ucap Teten.
Dia menyebut, jumlah wirausaha di Indonesia baru 3,47 persen dari total penduduk. Padahal, untuk menjadi negara maju, jumlah wirausaha di suatu negara minimal harus mencapai 4 persen dari total penduduk.
”Bandingkan dengan Singapura yang sudah 8,6 persen, Thailand dan Malaysia sudah di atas 4 persen. Kalau kita lihat negara maju, rata-rata entrepreneur-nya itu 12 persen,” ungkap Teten.
Oleh karena itu, dia berharap, para mahasiswa UGM bisa mencoba mengembangkan usaha sendiri. ”Barangkali nanti Adik-adik sepulang dari KKN punya inspirasi untuk mengembangkan bisnis, baik melahirkan bisnis baru maupun mengagregasi bisnis dari usaha-usaha kecil,” paparnya.
Pengembangan karakter
Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, KKN merupakan kesempatan bagi mahasiswa untuk berdialog dan membantu masyarakat di desa-desa. Saat mengikuti KKN, para mahasiswa juga bisa mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang mereka dapat di perguruan tinggi.
Namun, Sultan meminta para mahasiswa tidak menganggap masyarakat di desa itu bodoh. ”Jangan merasa pandai sendiri, nanti salah paham di lapangan. Lebih baik Anda belajar bagaimana berdialog dengan warga masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Ova Emilia mengatakan, program KKN di UGM sudah dijalankan sejak tahun 1971. Selain sebagai bentuk pengabdian masyarakat, KKN juga bertujuan mengembangkan karakter mahasiswa, terutama untuk mengasah empati dan kepedulian.
”Saya yakin ide dan kreativitas para mahasiswa UGM pasti luar biasa dan akan memberikan solusi-solusi terbaik di masyarakat,” ujar Ova.
Sebanyak 7.079 mahasiswa UGM yang mengikuti KKN itu berasal dari 19 fakultas. Mereka akan dikirim untuk menjalani KKN di 31 provinsi, 97 kabupaten, 204 kecamatan, dan lebih dari 400 desa di berbagai wilayah Indonesia. Masa KKN itu berlangsung pada 23 Juni hingga 11 Agustus 2023.