Beasiswa dan Pendanaan Bersama Perluas Akses Kuliah di Luar Negeri
Peluang menikmati kuliah satu semester di perguruan tinggi terbaik dunia terus didorong pemerintah. Selain menyediakan beasiswa penuh selama satu semester, akses diperluas lewat pendanan bersama.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Program pertukaran mahasiswa belajar ke luar negeri lewat Indonesian International Student Mobility Awards atau IISMA menarik minat banyak perguruan tinggi. Program IISMA yang dibiayai pemerintah ini kini makin terbuka lewat terobosan pendanaan bersama pemerintah dan masyarakat.
Pada tahun ketiga pelaksanaan IISMA, jumlah pendaftar terus meningkat. Untuk tahun 2023, ada sekitar 10.496 mahasiswa program sarjana dan 2.208 mahasiswa program vokasi mendaftar di platform IISMA. Padahal, kuota yang disediakan pemerintah dengan dukungan beasiswa IISMA sebanyak 1 .600 mahasiswa.
”Lebih dari 2.500 mahasiswa akademik dan vokasi diberangkatkan ke luar negeri untuk belajar,” kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nizam, di Jakarta, Minggu (18/6/2023).
Para mahasiswa itu diberangkatkan ke luar negeri untuk menambah wawasan global dan menjadi duta bangsa memperkenalkan budaya Nusantara ke seluruh penjuru dunia. ”Para mahasiswa yang belajar melalui program IISMA menorehkan berbagai prestasi selama menempuh studi ke kampus sahabat di luar negeri,“ tuturnya.
Menurut Nizam, antusiasme terhadap program IISMA tersebut terlihat dengan jumlah pendaftar yang naik setiap tahunnya. Tingginya antusiasme mahasiswa dan perguruan tinggi itu mendorong pemerintah meluncurkan program IISMA co-funding atau pendanaan bersama.
Dengan skema pendanaan bersama ini, terbuka lebih banyak kesempatan bagi putra-putri terbaik yang dimiliki Indonesia bisa mengasah kompetensi dan belajar di perguruan tinggi terbaik di dunia.
”Mereka memiliki kesempatan belajar banyak hal dari kampus. Hal ini nantinya akan menjadi modal penting bagi para alumni untuk menghadapi dunia profesional setelah lulus dari perguruan tinggi,” ujar Nizam.
Berdasarkan pelaksanaan di tahun 2021 dan 2022, program IISMA berhasil meraih catatan baik dalam mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa untuk menjadi lulusan yang berdaya saing global.
Para alumni program ini mendapatkan pekerjaan lebih baik dan lebih cepat ketika mereka lulus. Waktu tunggu alumni IISMA mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah hanya sekitar 0,3 bulan (rata-rata nasional 4 bulan) dengan gaji pertama sebesar 1,88 kali upah minimum provinsi (rata-rata nasional 0,72 kali kali UMP).
Mereka memiliki kesempatan belajar banyak hal dari kampus. Hal ini nantinya akan menjadi modal penting bagi para alumni untuk menghadapi dunia profesional setelah lulus dari perguruan tinggi.
”Dalam tiga tahun perjalanan program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM, sudah banyak mahasiswa merasakan manfaatnya di mana adik-adik kita yang menjadi alumni program MBKM bisa mendapatkan pekerjaan lebih cepat dan mendapatkan gaji lebih tinggi dari rata-rata nasional,” papar Nizam.
Menurut Nizam, program IISMA co-funding diselenggarakan dengan asas gotong royong. Program ini membuka peluang mengirimkan lebih banyak mahasiswa Indonesia untuk belajar satu semester di berbagai perguruan tinggi terbaik di dunia. Pendaftaran program ini bisa diakses lewat laman https://iisma.kemdikbud.go.id/
Sementara itu, Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kemendikbudristek Beny Bandanadjaja menyampaikan, pelaksanaan program IISMA memberi kesempatan emas bagi mahasiswa vokasi untuk merasakan inovasi pembelajaran dan mendapat pengalaman lewat interaksi langsung dengan mitra perusahaan di luar negeri.
”Peluang yang makin terbuka lebar ini lewat IISMA co-founding menjadi kesempatan emas bagi pendidikan tinggi vokasi, baik perguruan tinggi maupun mahasiswa. Dengan semakin banyaknya media pembelajaran yang disediakan, upaya kita untuk mengejar dan menutup kesenjangan antara kompetensi SDM Indonesia dan kebutuhan industri dapat segera direalisasikan,” kata Beny.
Diminati kampus luar negeri
Pilihan bagi mahasiswa untuk mengikuti belajar di kampus di luar negeri lewat beasiswa ISIMA penuh maupun co-sharing tersedia di banyak negara.
Berbagai perguruan tinggi di luar negeri membuka kampus mereka bagi mahasiswa peserta IISMA. Terbaru, misalnya, delapan universitas terbaik di Australia atau Group of Eight (Go8), kelompok eksklusif pendidikan tinggi terbaik di Australia, resmi bergabung di IISMA 2023.
Ada juga pilihan perguruan tinggi di Selandia Baru yang untuk pertama kali bergabung dalam program IISMA. Empat perguruan tinggi akademik dan satu Institut teknologi dengan peringkat tinggi dari Selandia Baru bergabung dalam IISMA 2023.
Beberapa perguruan tinggi tersebut meliputi University of Canterbury, University of Otago, Victoria University of Wellington, University of Auckland, dan Nelson Marlborough Institute of Technology (Te Pūkenga).
Pekan lalu, Pemerintah Selandia Baru melalui kedutaan besarnya di Indonesia menyambut 66 mahasiswa Indonesia yang akan belajar selama satu semester di berbagai universitas terkemuka di Selandia Baru melalui IISMA 2023.
Direktur Regional Asia untuk Pendidikan Selandia Baru Ben Burrowes menambahkan, kerja sama dengan Pemerintah Indonesia melalui program IISMA sudah dinantikan sejak tahun 2021.
”Pendidikan Selandia Baru memiliki hubungan kuat dengan Kampus Merdeka dan IISMA sejak program ini diluncurkan pada 2021. Institusi kami di Selandia Baru pun sejak lama ingin jadi mitra IISMA. Setelah perbatasan antara kedua negara dibuka kembali, kerja sama ini akhirnya terjadi,” kata Ben.
Chezia R Simatupang, mahasiswi Universitas Tadulako yang akan belajar di University of Otago, menuturkan, sebagai mahasiswa asal Palu, daerah yang jauh dari ibu kota Jakarta, dirinya bersyukur terpilih di program IISMA. Chezia bercita-cita bisa membantu pembangunan di Palu dengan segudang pengalaman dan semangat etos kerja yang dia dapatkan selama belajar di University of Otago.
Arfiansyah Yusuf, mahasiswa vokasi yang berasal dari Politeknik Negeri Jember, juga berkomitmen serius menempuh studi di Nelson Marlborough Institute of Technology. ”Kami berjanji memanfaatkan kesempatan luar biasa ini untuk bekerja keras, belajar, dan tumbuh baik secara akademis maupun pribadi,” ucapnya.
Sementara itu, kolaborasi perguruan tinggi Indonesia dan Singapura juga diperkuat lewat program RI-Singapore University Network (RUN), hibah untuk mobilitas pemuda. Dari Indonesia, terdapat sejumlah kampus yang mengikuti program ini, yakni IPB University, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Indonesia.
Adapun kampus dari Singapura antara lain Nanyang Technological University, National University of Singapore, Singapore Management University, dan Singapore Institute of Technology. Program itu meliputi antara lain Industry Based Learning Program, Joint Research, INSPIRASI, serta pertukaran staf dan mahasiswa.
”Kita berada di wilayah sama dan berbagi masalah sama, misalnya soal ekonomi, transisi energi, perkembangan maritim, dan kekayaan alam. Mari kita bersama-sama menumbuhkan ekonomi di wilayah ASEAN melalui kolaborasi pendidikan tinggi antarkedua negara ini,” tutur Nizam.
Deputi Sekretaris Pendidikan Tinggi dan Kompetensi Singapura Melissa Khoo memaparkan, Indonesia dan Singapura menikmati hubungan kerja sama antarindividu yang kuat bagi mahasiswa dan staf fakultas.
Hal ini menjadi kesempatan yang baik untuk membentuk kolaborasi lewat program matchmaking. Program tersebut akan memunculkan ide baru dan gagasan kolaborasi baru bagi masa depan dua negara.