Harian ”Kompas” Raih Penghargaan Karya Jurnalistik Asia Pasifik
Artikel harian ”Kompas” berjudul ”Limbung Pangan di Merauke” dianugerahi sebagai ”Honorable Mention” dalam Penghargaan Karya Jurnalistik Media di Asia SOPA 2023.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harian Kompas meraih anugerah ”Honorable Mention” pada kategori liputan Bahasa Indonesia dalam Penghargaan Karya Jurnalistik The Society of Publishers in Asia atau SOPA 2023 yang digelar di Hong Kong, Kamis (15/6/2023). Penghargaan ini dianugerahkan pada tulisan ”Limbung Pangan di Merauke”.
”Kami ucapkan selamat kepada para pemenang Penghargaan Karya Jurnalistik Terbaik SOPA dan penerima penghargaan ’Honorable Mention’. Karya jurnalistik kalian merupakan karya terbaik di kawasan Asia Pasifik,” ujar Direktur Eksekutif Senior Bloomberg News dan Ketua Komite Editorial SOPA Madeleine Lim dalam siaran pers yang diterima Kompas, Jumat (16/6/2023).
Untuk Kategori liputan Bahasa Indonesia, Harian Kompas meraih penghargaan "Honorable Mention" atas tulisan berjudul "Limbung Pangan di Merauke" yang terbit di Harian Kompas dan Kompas.id, Senin, 13 Desember 2022.
Tim peliput terdiri dari tiga jurnalis Kompas, yakni Ahmad Arif, Saiful Rijal Yunus, dan Maria Paschalia Judith Justiari, serta peneliti Litbang Kompas, Yohanes Advent Krisdamarjati.
Karya jurnalistik ini membahas mengenai dampak pelaksanaan proyek lumbung pangan (food estate) di Merauke, Papua. Pembangunan dengan meminggirkan sistem pangan Marind-anim tersebut memicu kerentanan pangan dan kesehatan orang asli Papua. Hal ini merupakan bentuk gastrokolonialisme.
Bagi Ahmad Arif, penghargaan ini memberi semangat untuk melakukan peliputan jurnalistik secara lebih mendalam, terutama terkait persoalan yang menyangkut kepentingan orang banyak seperti proyek lumbung pangan dan gastrokolonialisme.
”Di tengah tuntutan jurnalisme untuk bekerja cepat, masih ada ruang melakukan slow journalism (jurnalisme berkedalaman). Namun, kerja jurnalistik seperti ini butuh banyak dukungan dan kolaborasi, termasuk terima kasih kepada RJF-Pulitzer Center yang mendukung peliputan ini,” kata Ahmad Arif, di Jakarta, Jumat (16/6/2023).
Penghargaan Karya Jurnalistik SOPA 2023 merupakan ke-25 kali diselenggarakan, sejak pertama kali diadakan pada 1999 oleh organisasi nirlaba berbasis di Hong Kong tersebut.
Tahun ini SOPA menerima pendaftaran lebih dari 800 karya jurnalistik dari media-media di kawasan Asia Pasifik untuk 21 kategori. Adapun penghargaan kategori Bahasa Indonesia merupakan kategori baru untuk tahun ini.
Pada kategori Bahasa Indonesia, liputan kolektif dari Mongabay, BBC Indonesia, dan The Gecko Project berjudul ”Janji Kosong Kebun Plasma: Kisah Masyarakat Indonesia yang Terpinggirkan dari Demam Sawit” didapuk sebagai ”Award for Excellence”.
Kategori lain
Sementara 20 kategori lainnya dalam penghargaan tahun ini meliputi antara lain Reportase Isu Perempuan, Inovasi Jurnalistik, Reportase Video, Isu Hak Asasi Manusia, Reportase Teknologi, Desain Majalah, serta Reportase Seni dan Budaya.
Penghargaan ini memberi semangat untuk melakukan peliputan jurnalistik secara lebih mendalam, terutama terkait persoalan yang menyangkut kepentingan orang banyak seperti food estate dan gastrokolonialisme.
Ada pula kategori penghargaan Reportase Eksplanatori, Reportase Bisnis, Infografis, Reportase Breaking News, Penulisan Opini, Reportase Isu Lingkungan, Fotografi, The Scoop, Carlos Tejada untuk Jurnalisme Investigasi, Jurnalis Muda, serta Penghargaan SOPA untuk Jurnalisme Pelayanan Publik.
Reportase peristiwa penting yang terjadi di China sepanjang 2022 cukup mendominasi peraih penghargaan. The Wall Street Journal memenangkan The Global Scoop Award dengan artikel berjudul ”The New Lieutenants” yang menggambarkan secara detail tentang transisi pucuk pimpinan China.
Adapun The Economist memenangkan penghargaan terbaik global kategori Explanatory Reporting dengan artikel berjudul ”Xi Jinping: the making of dictator” yang memberikan gambaran rinci tentang pemimpin China, Xi Jinping.
Nikkei Asia meraih dua penghargaan bergengsi tingkat global dalam liputan mengenai isu-isu perempuan. Artikel berjudul ”Women’s Wealth in Asia” meraih penghargaan global sebagai karya terbaik dalam peliputan isu perempuan. Anugerah ”Honorable Mention” diberikan pada liputan Nikkei Asia lainnya berjudul ”Abortion in Asia: The Limits of Choice”.
Sementara pada isu perdagangan manusia, VOD memenangkan kategori Reportase Investigasi tingkat regional dengan artikel berjudul ”Enslaved”. Adapun Vice World News memenangkan ”Honorable Mention” dalam kategori Reportase Investigasi tingkat global dengan artikel ”The Human Trafficking Victims Being Forced to Scam the World: An Investigation”.
Reutersmemenangkan penghargaan terbaik tingkat global dalam kategori Peliputan HAM dengan artikel berjudul ”From Rohingya to razed villages: Myanmar Army’s Mounting Atrocities”. Artikel ini menggambarkan pelanggaran HAM dan kekerasan militer di Myanmar.
Adapun Myanmar Now memenangkan kategori Peliputan HAM tingkat regional dengan artikel berjudul ”Myanmar’s many forms of resistance”. Adapun artikel yang merupakan pengalaman pribadi jurnalis Frontier Myanmar berjudul ”I Reported on the Military’s Abuses, then I became a Victim” dianugerahi ”Honorable Mention”.