Pertukaran Mahasiswa Lintas Kampus dan Daerah untuk Dukung Keberagaman
Kampus Merdeka membuka peluang mahasiswa belajar di luar kampus dan menyelami dinamika kehidupan masyarakat. Pertukaran mahasiswa merdeka memberi ruang bagi mahasiswa untuk menerima keberagaman.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penguatan kecakapan nonteknis atau soft skills mahasiswa untuk beradaptasi pada keberagaman dan tangguh menghadapi perubahan difasilitasi melalui program Pertukaran Mahasiswa Merdeka. Selain memberi kesempatan bagi mahasiswa bisa berkuliah di perguruan tinggi lain di luar daerah, program tersebut juga mendorong mereka untuk beradaptasi dengan keberagaman dan kebudayaan di daerah lain.
Program pertukaran mahasiswa di dalam negeri tersebut untuk tahun 2023 ini diikuti 144 perguruan tinggi negeri dan swasta serta pendidikan tinggi vokasi. Para mahasiswa mendapat insentif untuk biaya hidup dalam program yang berlangsung sekitar satu semester dan diharapkan bisa dikonversi menjadi sekitar 20 satuan kredit semester (SKS).
Penyelenggaraan program ini ditandai dengan acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan dan Perguruan Tinggi Penerima Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Tahun 2023, di Jakarta, Kamis (15/6/2023).
Razqyan Mas Bimatyugra Jati dari Tim Pengelola PMM kedua di Universitas Merdeka Malang mengatakan, kampus ini sudah tiga kali menjadi penerima mahasiswa PMM dari sejumlah daerah. Kampus mendukung peserta untuk melaksanakan modul Nusantara agar mengenal keragaman Nusantara di area sekitar kampus dan Jawa Timur.
”Banyak cerita unik yang muncul dari mahasiswa peserta PMM yang mengajarkan mereka secara langsung untuk beradaptasi. Sampai mahasiswa mulai bisa belajar bahasa daerah dan kegiatan budaya lainnya,” kata Razqyan.
Kepala Program Kampus Mengajar dan Pertukaran Mahasiswa Merdeka Asri Aldila Putri menuturkan, para mahasiswa terbantu untuk memanfaatkan peluang belajar di luar kampus jika dosen dan perguruan tinggi proaktif memberi informasi dan mempermudah mahasiswa mengikuti program ini. Di tahun ketiga ini, ada kuota bagi sekitar 16.000 mahasiswa.
”Namun, sampai saat ini masih ada keluhan soal konversi SKS mahasiswa yang ikut program ini. Kami berharap perguruan tinggi bisa mendukung mahasiswa dengan konversi SKS yang baik,” kata Asri.
Para mahasiswa yang mengikuti PMM menyatakan tertarik mempelajari budaya daerah dan Indonesia melalui pengalaman langsung. Mereka memilih perguruan tinggi dengan mempertimbangkan lokasi pulau, reputasi, akreditasi, dan mata kuliah khusus yang tidak disediakan perguruan tinggi pengirimnya. ”Program ini juga membuka peluang untuk kolaborasi antarmahasiswa, dosen, dan perguruan tinggi,” kata Asri.
Modul Nusantara
Kecakapan soft skills yang diperkuat melalui PMM antara lain kemampuan beradaptasi dan berinteraksi serta komunikasi interpersonal yang baik. Para dosen menilai, desain kegiatan modul Nusantara bisa meningkatkan kebinekaan, wawasan kebangsaan, dan cinta Tanah Air.
Direktur Beasiswa Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) Dwi Larso mengatakan, dana abadi pendidikan kini dimanfaatkan bukan hanya untuk beasiswa S-2 dan S-3, melainkan juga untuk program non-gelar, seperti Kampus Merdeka. Sebelum pandemi Covid-19, dana abadi sekitar Rp 51 triliun, sedangkan sekarang alokasi dana sekitar Rp 140 triliun dan akan bertambah.
Persahabatan antarmahasiswa, dosen, dan perguruan tinggi akan memperkuat kepedulian dan berbagi dalam semangat asah, asih, dan asuh.
Dana ini harus segera dibelanjakan untuk mengakselerasi pengembangan sumber daya manusia. LPDP mendukung program-program unggulan Kampus Merdeka dari Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi).
Perguruan tinggi-perguruan tinggi diminta mendorong mahasiswa keluar dari kampus untuk bergaul dan mengasah diri. ”Dorong mahasiswa untuk keluar dari ruang kelas karena mengasah kemampuan. Mahasiswa digesekkan dengan pergaulan, keberagaman, dan hal-hal baru dan ketidaknyamanan,” ujar Dwi.
Sementara Pelaksana Tugas Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam menegaskan, keberagaman dan kebinekaan dalam persatuan dan kebersamaan harus dirayakan. Semangat para mahasiswa untuk bertukar tempat dan berbagi pengalaman lintas kampus, budaya, dan daerah perlu terus difasilitasi.”Kami mengapresiasi perguruan tinggi yang menerima maupun mengirim mahasiswa ikut PMM untuk menimba pengalaman di luar kampus. Persahabatan antarmahasiswa, dosen, dan perguruan tinggi akan memperkuat kepedulian dan berbagi dalam semangat asah, asih, dan asuh,” kata Nizam.