Beasiswa Indonesia Maju untuk Dukung Anak Muda Berprestasi
Generasi muda Indonesia dengan prestasi akademik dan non-akademik dapat memanfaatkan Beasiswa Indonesia Maju untuk berkuliah di kampus impian.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU, NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Anak-anak muda Indonesia berbakat dapat memanfaatkan Beasiswa Indonesia Maju untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di dalam dan luar negeri. Beasiswa ini merupakan bagian dari manajemen talenta nasional untuk menyiapkan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing sebagai bentuk penghargaan dan jaminan karier belajar peserta didik berprestasi.
Penyelenggaraan Beasiswa Indonesia Maju (BIM) secara umum bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik melanjutkan pendidikan sarjana di luar negeri melalui program-program penguatan akademik dan non-akademik serta konseling perguruan tinggi.
Peluang mendapatkan BIM juga terbuka bagi Ariani Nisma Putri atau Putri Ariani, pelajar penyandang disabilitas tunanetra dari SMKN 2 Kasihan Yogyakarta, yang baru saja meraih golden buzzer di acara America’s Got Talent (AGT) 2023. Putri bermimpi bisa berkuliah di sekolah musik The Julliard School di New York, Amerika Serikat.
Putri pernah meraih juara 2 ajang Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) literasi cerita pendek bagi siswa berkebutuhan khusus tahun 2018 yang digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Saat tampil di lobi sekolahnya di SMKN 2 Kasihan di Yogyakarta, Minggu (11/6/2023), Putri mengatakan, musik adalah bagian hidupnya. Musik menjadi seperti teman yang selalu ada baginya. Seolah-olah ia bisa menceritakan segala hal tentang hidupnya lewat musik.
”Musik itu seolah berbicara sama Putri. Musik paling mengerti Putri. Di situlah Putri merasa music is a part of my life,” kata Putri.
Di acara Bincang Talenta Berprestasi Tahun 2023 beberapa waktu lalu, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti mengatakan, perlu kerja keras dalam mengembangkan talenta, serta dedikasi yang tinggi dan pantang menyerah. ”Tidak ada yang tidak bisa kalau ada kemauan, ada niat, dan ada komitmen untuk membangun diri,” ujarnya.
Ia juga menuturkan, ”Tidak boleh ada yang tertinggal, siapa pun dengan latar belakang apa pun, di mana pun berada termasuk di daerah tertinggal, dari keluarga tidak mampu, termasuk teman-teman disabilitas, semuanya menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan layanan pendidikan.”
Saat menemui Putri Jumat pekan lalu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menyampaikan akan membantu Putri lewat BIM. ”Inspirasi Putri untuk negara ini luar biasa. Maka dari itu, kami ingin merealisasikan mimpi Putri untuk berkuliah di kampus impian Putri yang seleksinya sangat ketat. Jadi, kami akan mendukung penuh lewat Beasiswa Indonesia Maju,” katanya .
Beasiswa Indonesia Maju yang pada tahun ini juga menyasar siswa kelas menengah atas dan sederajat juga akan membantu penerima beasiswa mulai dari persiapan memasuki perguruan tinggi pilihannya. ”Jadi, selain beasiswa penuh saat kuliah nanti, proses pendaftaran Putri ke kampus, persiapan untuk tes juga akan didukung lewat beasiswa ini,” kata Nadiem.
Kami ingin merealisasikan mimpi Putri untuk berkuliah di kampus impian Putri.
Putri menyambut antusias dukungan Kemendikbudristek baginya. ”Terima kasih. Aku senang banget. Soalnya dari kecil impianku mau kuliah di The Julliard School,” ujarnya.
Reni Alfianty, ibu Putri, mengatakan, kesuksesan Putri hingga masuk ke semifinal ajang bakat internasional ternyata dikonversi pihak sekolah sebagai bentuk Praktik Kerja Lapangan (PKL). ”Jadi waktu di acara (AGT) itu, Putri bawa name tag sekolahnya dan minta difoto. Saya bilang, kenapa? Ternyata untuk bukti PKL-nya,” cerita Ibu Reni.
Dukungan yang kuat
Psikolog dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Novi Poespita Chandra, menyampaikan, tumbuh kembang anak menjadi sosok yang percaya diri hingga berprestasi meski memiliki keterbatasan, dipengaruhi lingkungan tempat tumbuh kembang si anak. Dimulai dari yang terdekat yakni keluarga, lalu sekolah, teman sebaya, hingga lingkungan dapat mendukung anak untuk menjadi versi terbaik dirinya.
Menurut Novi, keluarga, dunia pendidikan, dan masyarakat penting menghargai perkembangan anak dan pencapaian mereka mulai dari yang kecil atau sederhana sekalipun. Sebab, perkembangan anak tidak hanya dikatakan berhasil dalam aspek kognitif atau belajar. Pengembangan sosial emosional anak juga perlu diperhatikan sejak dini.
”Apalagi anak-anak dari kalangan minoritas, salah satunya penyandang disabilitas, mendukung kemampuan sosial emosional mereka menjadi penting. Sebab, bisa saja mereka menghadapi situasi yang sulit dan terkucil, semisal di-bully,”kata Novi.
Menurut Novi, penting untuk melihat kembali orientasi pendidikan di dalam keluarga hingga sekolah, termasuk yang lebih luas lagi sistem pendidikan nasional yang bersedia memberi ruang dan media bagi anak-anak dengan beragam bakat. Pencapaian anak menjadi versi terbaik dirinya tidak semata-mata karena memiliki prestasi. Namun, ketika mereka melakukan hal kecil seperti berbuat baik pada teman, mampu menghargai orang lain juga patut dihargai.
”Jangan sampai anak-anak dengan beragam keterbatasan ini dianggap sebagai penghambat untuk mencapai standar dan keberhasilan sekolah. Pendidikan keluarga dan sekolah yang juga memerhatikan wellbeing anak, nilai-nilai untuk menghargai kemanusiaan tiap anak akan muncul,” tutur Novi.
Novi menyatakan, kita masih harus berjuang agar paradigma pendidikan kita semakin inklusif. ”Sayangnya pendidikan inklusif masih sebatas jargon. Padahal, semangat inklusif memberi ruang bagi penerimaan, penghargaan, dan dukungan bagi tiap anak yang beragam, yang berbeda, yang unik, untuk bisa menjadi versi terbaik dirinya,” katanya.