73 Film Eropa Bakal Tayang di Europe on Screen 2023
Festival film Europe on Screen akan digelar di Jakarta, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Medan.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Suasana konferensi pers festival film Uni Eropa, Europe on Screen 2023, di Jakarta, Kamis (8/6/2023). Ini adalah tahun ke-23 Europe on Screen dilaksanakan di Indonesia. Tahun ini akan ada 73 film dari 24 negara di Eropa yang akan ditayangkan, antara lain film dari Irlandia, Jerman, Belanda, Swedia, Denmark, Finlandia, Portugal, dan Armenia.
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 73 film dari 24 negara Eropa akan ditayangkan di sejumlah kota Indonesia pada penyelenggaraan festival film Uni Eropa, Europe on Screen 2023. Selain menjalin hubungan kebudayaan, festival ini diharapkan juga memperkuat kerja sama perfilman Indonesia dengan Eropa.
Ini adalah tahun ke-23 Eruope on Screen dilaksanakan di Indonesia. Festival film tersebut diselenggarakan pertama kali dengan nama Festival Film Uni Eropa pada 1990. Festival dilanjutkan pada 1999, kemudian mulai rutin dilaksanakan setiap tahun sejak 2003.
”Festival film ini bukan untuk diplomasi politik atau perdagangan, melainkan hubungan budaya antara Indonesia dan Uni Eropa,” kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket, di Jakarta, Kamis (8/6/2023).
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Suasana konferensi pers festival film Uni Eropa, Europe on Screen 2023, di Jakarta, Kamis (8/6/2023). Ini adalah tahun ke-23 Eruope on Screen dilaksanakan di Indonesia. Tahun ini akan ada 73 film dari 24 negara Eropa yang akan ditayangkan, antara lain film dari Irlandia, Jerman, Belanda, Swedia, Denmark, Finlandia, Portugal, dan Armenia.
Menurut dia, film dapat membangun pemahaman budaya antara Indonesia dan Eropa. Festival film ini juga menggambarkan kondisi industri film di Eropa.
Sama seperti di Indonesia, pandemi Covid-19 sempat membuat industri film Eropa kesulitan. Namun, industri film Eropa kini menunjukkan tren positif yang, antara lain, tampak dari penambahan jumlah produksi film.
Jumlah penonton di bioskop juga menunjukkan tren positif. Piket mengatakan, jumlah penonton bioskop di sana pada 2022 naik 65 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
”Sekarang angkanya hampir kembali ke angka sebelum masa Covid-19, begitu pula pendapatannya,” ujar Piket. ”Saya sangat optimistis bahwa setelah masa sulit Covid-19 akan banyak kreativitas dan produktivitas di industri film Eropa, begitu pula di Indonesia,” tambahnya.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Suasana konferensi pers festival film Uni Eropa, Europe on Screen 2023, di Jakarta, Kamis (8/6/2023). Dari kiri ke kanan: Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket, Festival Co-director Europe on Screen 2023 Meninaputri Wismurti, dan Festival Co-director Europe on Screen 2023 Nauval Yazid.
Adapun Europe on Screen 2023 tidak hanya berisi penayangan film, tetapi juga lokakarya untuk publik dan pelaku perfilman, seperti lokakarya pembuatan musik untuk film dan pengarsipan film. Ada lagi gelar wicara dengan para sineas yang filmnya ditayangkan di Europe on Screen, seperti sutradara Marco Martani (Italia) dan Alexander Bak Sagmo (Denmark).
Pertemuan antara pelaku perfilman Eropa dan Indonesia di festival film ini diharapkan membuka peluang berjejaring. Kerja sama pun diharapkan bisa terjadi.
Pemerintah telah menyiapkan 10 juta dollar AS dalam setahun untuk film Indonesia.
Peluang kerja sama juga terbuka setelah Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mendukung pelaku film Indonesia yang melakukan ko-produksi internasional dengan negara lain. Dukungan diberi dalam bentuk dana melalui skema matching fund.
Dana ini bersumber dari dana abadi kebudayaan, Dana Indonesiana. Pemerintah telah menyiapkan 10 juta dollar AS dalam setahun untuk film Indonesia. Hal ini disampaikan Nadiem pada Festival Film Cannes, Perancis, pada pertengahan Mei 2023.
”Setiap tahun, matching fund bisa terus bertambah. Kami akan berikan yang sama. Misalnya, negara lain kasih 15.000 dollar AS, kami juga akan kasih jumlah yang sama. Syaratnya, produser film Indonesia harus bisa mendapat dana dari negara lain. Jadi, sudah ada quality control dari mereka, sudah pasti filmnya layak bersaing di tingkat internasional,” kata Nadiem (Kompas, 19/5/2023).
Sebanyak 73 film yang diputar pada Europe on Screen 2023 akan ditayangkan di tujuh kota, yaitu Jakarta, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Medan. Sedikitnya akan ada 230 penayangan selama festival berlangsung 10 hari.
Semua film dapat diakses publik secara gratis. Penonton dapat langsung datang ke tempat penayangan film karena tiket tidak didistribusikan secara daring.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak ada tema khusus untuk festival film ini. Film-film yang terkurasi adalah film baru di Eropa dan dianggap menarik untuk ditonton, baik genre maupun ide cerita masing-masing film beragam.
”Film komedi makin banyak diproduksi di Eropa. Saya melihat ada eskapisme, keinginan lepas dari pandemi,” ucap Festival Co-director Europe on Screen 2023 Nauval Yazid.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Festival film internasional Europe on Screen 2022 akan diadakan secara hibrida pada 16-26 Juni 2022 secara luring serta 20-30 Juni 2022 secara daring di laman festivalscope.com. Ada 69 film dari 20 negara anggota Uni Eropa dan lima negara Eropa yang akan ditayangkan. Ada pula penayangan film pendek karya sineas Indonesia yang memenangi Short Film Pitching Project (SFPP) 2021.
Festival akan dibuka dengan film romantis-fantasi First Snow of Summer (Austria), kemudian ditutup dengan film komedi Employee of the Month (Belgia). Beberapa film belum pernah ditayangkan di negara asalnya dan akan tayang perdana di Asia Tenggara, antara lain Franky Five Star (Jerman), Kiddo (Belanda), Mid Wives (Perancis), serta Sunlight (Irlandia).
Festival Co-director Europe on Screen 2023 Meninaputri Wismurti menambahkan, ada program retrospektif untuk sutradara Perancis kelahiran Yunani, Costa-Gravas, di festival. Tiga film pertamanya akan ditayangkan.
Festival juga dilengkapi program pitching bagi pelaku film Indonesia. Mereka dapat merepresentasikan ide film pendek ke dewan juri dan jika terpilih akan diberi dana produksi sebagian untuk mewujudkan filmnya.