Bantuan Rp 23,89 Miliar Diberikan untuk Warga Lansia
Perhatian kepada warga lansia di Indonesia ditingkatkan. Hal itu dilakukan melalui bantuan yang mengupayakan penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak warga lansia.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Seorang lansia di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, Halimah (75, kanan), berbincang dengan pendamping dari Kementerian Sosial, Senin (29/5/2023). Halimah merupakan salah satu warga lansia penerima bantuan sosial berupa rumah sejahtera terpadu (RST). RST diberikan, antara lain, ke warga lansia tunggal yang hidup dalam kemiskinan.
DHARMASRAYA, KOMPAS — Kementerian Sosial memberikan bantuan senilai Rp 23,89 miliar untuk 11 kecamatan di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, dalam rangka Hari Lanjut Usia Nasional 2023. Bantuan ini digunakan untuk mengupayakan penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak warga lansia.
Bantuan diberikan pada puncak peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2023 yang berlangsung di Kabupaten Dharmasraya. Adapun peringatan HLUN 2023 berlangsung sejak 1 Mei 2023. HLUN tahun ini dijadikan momentum untuk meningkatkan kepedulian terhadap warga lansia.
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengajak masyarakat untuk menghormati orang tua. Ia juga meminta agar masyarakat tidak menelantarkan warga lansia. Sebab, masih ada sejumlah warga lansia yang ditelantarkan keluarganya, lalu hidup tidak layak sendirian.
”Saya berpesan kepada seluruh pihak, tidak hanya anak-anak, bahwa siapa pun kita, saat ini kita ada karena orangtua. Jangan kemudian saat mereka tidak bisa menolong kita, merepotkan kita, kita tidak mau merawatnya,” ucap Risma.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Sejumlah warga lansia mengikuti operasi katarak mata yang jadi salah satu rangkaian peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN), Minggu (29/5/2023), di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Di peringatan HLUN 2023, Kementerian Sosial memberikan dana bantuan Rp 23,89 miliar untuk warga lansia di 11 kecamatan di Kabupaten Dharmasraya. Dana itu, antara lain, untuk pelayanan isbat nikah, operasi katarak, dan pembuatan dokumen kependudukan seperti KTP elektronik lansia, akta kelahiran, dan kartu keluarga.
Menurut Risma, pembangunan kesejahteraan sosial mesti berorientasi pula ke warga lansia. Mereka dinilai dapat berperan dalam pembangunan nasional karena mereka memiliki pengalaman, keahlian, dan kearifan yang dapat dibagikan ke kelompok usia produktif.
Dana pun dikucurkan untuk mendorong pemberdayaan dan pemenuhan hak warga lansia. Dana itu digunakan, antara lain, untuk bantuan sosial dan kesehatan, seperti operasi katarak bagi warga lansia. Salah satu peserta operasi katarak lansia, Dono Prayitno (63), ikut operasi katarak setelah didaftarkan oleh kepala dusunnya. Operasi itu diharapkan memulihkan penglihatan dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Pembangunan kesejahteraan sosial mesti berorientasi pula ke warga lansia.
”Saya operasi katarak di mata kiri. Mulanya, mata saya rabun dan sulit melihat di jarak 4-5 meter,” katanya.
Dana juga digunakan untuk pemenuhan hak sipil, seperti pembuatan KTP elektronik lansia, akta kelahiran, dan kartu keluarga. Sejumlah pasangan lansia juga menjalani isbat nikah, yakni pengesahan status pernikahan. Pengesahan status pernikahan ini melibatkan pengadilan agama setempat.
”Ada beberapa warga yang tidak punya surat nikah. (Hal ini) impact-nya besar sekali. Bagaimana status anak-anak kalau dia tidak ada surat nikah, tentu dia tidak ada KK (kartu keluarga),” ucap Risma.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Kondisi salah satu rumah sejahtera terpadu (RST) yang diberikan Kementerian Sosial ke salah satu warga lansia di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, Minggu (29/5/2023). RST diberikan, antara lain, ke warga lansia tunggal yang hidup dalam kemiskinan.
Bantuan juga diberikan ke sejumlah warga lansia tunggal atau lansia yang hidup sendiri. Salah satu bantuan yang mereka terima berupa rumah sehat atau rumah sejahtera terpadu (RST). Sebelum diberi RST, para penerima manfaat telah lolos asesmen oleh dinas sosial setempat dan dinyatakan layak menerima bantuan.
Halimah (75), misalnya, dinyatakan layak menerima bantuan karena hidup di garis kemiskinan. Ia juga tinggal sendiri sejak suaminya meninggal enam tahun lalu.
Sebelum diberi bantuan RST, Halimah tinggal di bangunan semipermanen berukuran lebih kurang 3 meter x 3 meter. Bangunan itu hanya memiliki dua ruangan dan tidak ada kamar mandi di sana. Atap bangunan pun kerap bocor saat hujan.
Adapun RST yang ia terima kini memiliki satu ruang tidur, ruang tengah, dapur, dan kamar mandi. Rumah juga dilengkapi jendela dan ventilasi serta lantai keramik. Rumah itu terletak di Desa Koto Salak, Kecamatan Koto Salak, Kabupaten Dharmasraya.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Kondisi rumah seorang lansia tunggal di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, Senin (29/5/2023). Selain tidak memiliki ventilasi yang cukup, rumah semipermanen ini juga tidak memiliki kamar mandi. Warga lansia tersebut lantas diberi bantuan sosial berupa rumah sejahtera terpadu (RST) oleh Kementerian Sosial.
Penerima bantuan RST lain, Ila (76), juga menerima bantuan karena hidup sendiri dan di garis kemiskinan. Rumah lamanya berupa bangunan semipermanen berukuran lebih kurang 2 meter x 3 meter tanpa kamar mandi. RST yang ia terima kini berukuran sekitar 5 meter x 6 meter dengan satu ruang tengah, kamar tidur, dan kamar mandi.
”Senang sekali dapat rumah bagus dengan kompor gas,” katanya yang dulu kerap mengemis. ”Saya berencana menjual jajanan anak nanti setelah ada modal,” tambahnya.