Kala Siswa Kepulauan Seribu Berbahasa Inggris di Hadapan Wapres Amin
Kemampuan berbicara bahasa Inggris para siswa di Kepulauan Seribu, meski dalam rangkaian kalimat sederhana, ini bak nyala lilin. Jika nyala itu datang dari tiap penjuru pulau, tentunya menerangkan seluruh Indonesia.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
”I wake up in the morning, I take a bath. Don't forget to brush my teeth. After I take a bath, I have my mother to make my bed...,”.
Dengan lantang, belasan siswa berseragam SMP merapal kalimat demi kalimat dalam bahasa Inggris ini sembari memeragakan apa yang diucapkan. Kalimat-kalimatnya memang sederhana, tetapi semua kalimat lengkap dan bermakna.
Setiap hari, siswa ini mempelajari lima puluh sampai seratus kalimat. Bila dikerjakan secara tekun, dalam satu bulan, tiga ribu kalimat sudah dikuasai.
Kebolehan tersebut ditunjukkan kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Muhammad Ali saat peresmian Kampung Bahari Nusantara (KBN) di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Senin (15/5/2023). Para siswa bersama mentor yang memanfaatkan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Amiterdam ini bersemangat menunjukkan kemampuan berbahasa Inggris mereka.
Salah seorang siswa, Nasyla mengatakan, baru belajar bahasa Inggris dengan metode ini dan berharap ikhtiarnya ini bisa diterapkan di Pulau Untung Jawa. ”Agar anak-anak bisa berbahasa Inggris,” ujarnya.
Kolonel Filda Malari yang menyusun Indonesia Brain Camp System, metode belajar bahasa Inggris ini-menuturkan, metode ini mengharapkan respons cepat dari siswa dalam belajar bahasa Inggris. Untuk itu, digunakan pendekatan otak kanan dan kiri sehingga pembelajaran memanfaatkan visual, auditori, dan kinestetik.
Penggabungan pendekatan ini dinilai efektif. Sebab, imajinasi dilibatkan dan belajar dirasa lebih nyaman. Namun, untuk menciptakan suasana nyaman, para instruktur harus memecah suasana supaya belajar menyenangkan.
Selain itu, tak banyak alat belajar yang diperlukan. Hanya spanduk berisi kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia yang akan dipelajari.
Selama ini, siswa hanya menghafal kata perkata. Karenanya, pembelajaran menjadi lama dan berisiko membosankan. Setidaknya, metode ini diharapkan bisa membuat siswa bisa bercakap-cakap dalam bahasa Inggris dalam waktu lebih singkat.
Selain itu, tak banyak alat belajar yang diperlukan. Hanya spanduk berisi kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia yang akan dipelajari.
Memperluas kemampuan
Wapres Ma'ruf Amin pun sempat bertanya apakah metode pembelajaran ini sudah berkelanjutan dan sudah ada jadwal belajar yang rutin. Filda pun menjawab, sudah mulai disosialisasikan di KBN. Karena KBN baru diresmikan, pemantauan anak-anak berbakat untuk menjadi mentor bagi teman-temannya masih dilakukan. Dengan demikian, kemampuan berbicara dan berkomunikasi dalam bahasa Inggris ini bisa semakin luas.
Filda yang pernah bertugas di Pangkalan TNI AL Palembang menceritakan, pelatihan bahasa Inggris dengan metode ini sudah sering dia terapkan di Palembang. Namun, sayang, forum koordinasi pimpinan daerah (Forkompimda) setempat kurang berminat mengembangkannya. Dia berharap, semakin banyak anak dan masyarakat Indonesia memiliki kecakapan berbicara dalam bahasa Inggris.
Wapres pun menyampaikan harapan supaya upaya ini bisa dilanjutkan. Wapres kemudian mengutip ucapan Wakil Presiden pertama Republik Indonesia Mohammad Hatta bahwa Indonesia tidak akan besar karena nyala obor di Jakarta, tapi Indonesia bercahaya berkat nyala lilin-lilin di desa.
Menyepakati ujaran Bung Hatta tersebut, Wapres Amin pun dalam sambutan peresmian KBN yang diinisiasi TNI AL tersebut, menegaskan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat desa adalah indikator penentu keberhasilan pembangunan nasional. Hal itu dimulai dari pendidikan. Kecakapan berbahasa Inggris bisa menjadi salah satunya.